Cerita Sejarah Asal Usul Wayang, Pengertian, Fungsi, dan Ciri-cirinya Lengkap
Penasaran bagaimana munculnya wayang di Indonesia? Baca teks cerita asal muasal wayang di artikel berikut ini.
2. Fungsi Didaktis
Wayang juga memiliki fungsi sebagai media pendidikan atau didaktis.
Cerita-cerita yang dibawakan, seperti Ramayana, Mahabharata, dan Panji, penuh dengan ajaran moral, etika, dan filosofi hidup.
Karakter-karakter seperti Pandawa melambangkan kebajikan dan kebenaran, sedangkan Korawa melambangkan nafsu buruk dan keserakahan.
Melalui pertunjukan wayang, penonton diajak untuk memetik pelajaran mengenai kejujuran, kesetiaan, tanggung jawab, dan pentingnya menegakkan kebenaran.
Selain itu, wayang juga digunakan sebagai media untuk menyampaikan ajaran agama, terutama ajaran Hindu dan Islam.

Advertisement
3. Fungsi Hiburan
Fungsi hiburan wayang menjadi salah satu alasan utama mengapa wayang tetap populer di masyarakat.
Pertunjukan wayang sering kali diadakan dalam konteks perayaan, upacara adat, atau acara-acara besar lainnya.
Unsur hiburan pada wayang muncul melalui cerita yang menarik, humor yang disampaikan oleh tokoh-tokoh punakawan (seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong), serta interaksi spontan antara dalang dan penonton.
Dalang kerap menyesuaikan narasi dengan situasi sosial atau politik saat ini, sehingga pertunjukan wayang selalu relevan, menarik, dan menghibur bagi penonton dari segala usia.
Demikian pembahasan mengenai cerita sejarah asal usul wayang, pengertian, dan ciri-cirinya lengkap. Semoga bermanfaat.
FAQ
Satu hal bisa jadi pasti adalah bentuk wayang Indonesia memiliki karakternya sendiri dan jelas berbeda dengan sumber cerita wayang yang dibawakan dari India. Bahwa cerita sejarah asal usul wayang di Indonesia memang berakar dari masyarakat masa lampau Indonesia.
Isi cerita di dalam wayang memang mengadopsi epos-epos besar dari India seperti Ramayana dan Mahabharata, sebelum akhirnya berkembang cerita khas tersendiri dari Indonesia, terutama Jawa.
Wayang berasal dari Bahasa Jawa yang artinya ‘bayangan’. Varian kata dari wayang adalah ringgit. Sebab pertunjukannya yang menampilkan bayangan saja, maka disebutlah pertunjukan wayang atau makna harfiahnya adalah pertunjukan bayangan. Di masa lalu, istilah wayang dan ringgit sudah sering digunakan oleh masyarakat Jawa.
Konon, wayang yang kita ketahui hari ini adalah ciptaan dari Sunan Kalijaga pada masa Kerajaan Demak.
Beberapa contoh jenis wayang adalah wayang kulit, wayang golek, wayang wong, wayang klithik, wayang beber, wayang gedhog, dst.