10 Ciri – ciri Teks Deskripsi Secara Umum dan Dari Segi Penggunaan Bahasanya

Posted in: Pelajar
Tagged: Teks Deskripsi

Sebelum mulai menulis, tentu harus memahami ciri – ciri teks deskripsi, narasi, argumentasi, dan persuasi. Tujuannya adalah mampu membuat tulisan sesuai dengan keinginan, misalnya ingin membuat tutorial tetapi tidak tahu cirinya, akhirnya tulisannya sulit dikenali. 

Masing – masing jenis tulisan atau paragraf mempunyai keunikan tersendiri, termasuk gaya bahasanya juga cukup berbeda. Cobalah tengok ke berbagai paragraf argumentatif, biasanya terletak di kolom – kolom opini pada majalah atau surat kabar. 

Ciri – ciri teks deskripsi pada tulisan bersifat argumentatif, akan banyak sekali menyampaikan pandangan tentang suatu peristiwa atau kebijakan. Baik sifatnya merupakan pemaparan informasi dan data – data faktual atau sekedar menjelaskan pandangannya saja. 

Intinya adalah menjelaskan terkait pendapatnya terhadap suatu peristiwa, biasanya menyetujui, bersikap netral, atau menolak peristiwa tersebut. Berbeda lagi ketika melihat tentang teks persuasif, contohnya pada poster atau iklan – iklan, bahasanya lebih singkat tetapi menarik. 

Mengenai pengertian teks deskripsi sendiri merupakan sebuah pemaparan terhadap seuatu obyek, peristiwa, maupun tempat. Deskripsinya harus berupa penjelasan mendetail sehingga antara pembaca dan pengamat mampu memiliki pandangan sama. 

Dibandingkan jenis tulisan lainnya, paragraf deskriptif sangat berkaitan erat dengan pencitraan panca indera. Apa yang dilihat, dicium, didengar, atau diraba menjadi bahan untuk tulisannya. Bahkan perasaan atau pendapat subyektif juga boleh dituliskan agar tidak terkesan kaku. 

Ciri – Ciri Teks Deskripsi, Umum dan Kebahasaannya

unsplash.com/@aaronburden

Seperti penjelasan sebelumnya berbagai jenis paragraf memiliki ciri dan keunikan tersendiri, begitu juga dengan paragraf deskriptif, memiliki ciri khususnya. Dengan demikian pembaca atau penulis bisa mengidentifikasinya secara mudah. 

Secara jenisnya, teks deskripsi terbagi menjadi tiga, yaitu obyektif, subyektif, dan spasial. Obyektif yaitu membicarakan sebuah fenomena secara apa adanya, tidak ada unsur pendapat pribadi. Biasanya digunakan untuk menggambarkan secara kongkrit obyek pengamatannya. 

Subyektif berarti penggambaran sebuah fenomena atau obyek namun memasukkan kesan pribadi, seperti menggambarkan bahwa suasana di Kota Malang sangat sejuk. Sedangkan spasial berfokus pada kondisi suatu daerah tertentu secara terperinci. 

Meskipun jenisnya berbeda – beda ketiganya memiliki karakteristik sama, pembedanya adalah topik bahasannya. Apabila cenderung inderawi, sebutannya obyektif, apabila memasukkan kesan pribadi sebutannya subyektif. Berikut beberapa karakteristik untuk mengenali teks deskripsi. 

1. Menggambarkan Berdasarkan Kesan Indera

Ciri – ciri teks deskripsi pertama adalah mampu menggambarkan sebuah realitas atau fenomena secara inderawi. Mulai dari bau, bentuk, rasa, bahkan teksturnya ketika obyeknya tersentuh. Kesan indera tersebut membantu pembacanya agar seolah – olah ikut mengamatinya. 

Untuk bisa mendapatkan kesan indera sangat baik, tentunya harus dilakukan pengamatan secara mendetail, mulai dari memegangnya, mengelusnya, hingga menciumnya, apabila tidak berbahaya bisa mencoba mencicipi rasanya. 

Teknik ini sangat populer dalam mengembangkan adegan – adegan dalam novel, terutama untuk melihat bagaimana masing – masing tokohnya memandang fenomena tertentu. Berbeda sudut pandang tentu menghasilkan pemahaman dan gambaran berbeda. 

Cocok untuk dikembangkan dalam adegan misteri atau pemecahan kasus yang membuat pembaca juga ikut terjun sebagaimana seorang detektif. Apabila sering membaca tentang detective conan, teknik ini sering muncul. 

2. Bisa Menggambarkan Obyek Maupun Lokasi

Penggambarannya tidak terbatas pada obyek saja, bisa juga tentang lokasinya, seperti ketika menggambarkan suasana pantai pada sore hari atau kota Paris dengan hiruk pikuk penduduknya. Kedua hal tersebut fokusnya pada sebuah lokasi. 

Ciri – ciri teks deskripsi ini bisa membantu orang yang belum pernah mengunjungi daerahnya memiliki kesan sama seperti pengalaman tokohnya. Novel – novel juga menggunakannya untuk menjelaskan tentang dunia dan universenya. 

Pernahkah terbayang hidup pada era abad pertengahan, tetapi ilmu dan sihir hadir di era tersebut. Begitu juga dengan penunggang naga, elf, orc, bahkan kurcaci. Membayangkan betapa mengerikannya hidup sebagai manusia ditekan oleh ras superior, seperti naga dan Elf. 

Suasana tersebut tergambar dengan baik pada tetralogi Eragon, pembaca bisa merasakan bagaimana mencekamnya dikejar berbagai ras superior. Kesan tersebut dapat terasa oleh pembaca karena penulisnya memadukan obyek dan lokasi secara mendetail. 

3. Membuat Pembaca Terbawa Suasana

Sebagaimana tujuan teks deskripsi, yaitu membuat seolah – olah pembacanya merasakan sendiri seperti pengalaman tokohnya. Memberikan penggambaran tentang suasananya menjadi salah satu ciri khas dari paragraf deskriptif. 

Selain membantu audiens untuk ikut serta merasakan apa pengalaman tokoh dalam cerita, juga bisa membuat tulisannya semakin menarik untuk diikuti. Tulisannya tidak terkesan garing, terkesan lebih hidup dan membuat pembacanya makin penasaran. 

Apabila mengelompokkan jenis teks deskripsi, tulisan dengan pembawaan suasana tersebut masuk pada paragraf subyektif. Tuliskan sedetail – detailnya bagaimana perasaan pengamat atau tokoh dalam cerita ketika melihat atau menghadapi suatu fenomena tertentu. 

Contohnya “tiba tiba muncul sesosok bayang – bayang hitam berdiri pada ujung jalan. Kondisi jalannya sedang sepi, tidak ada mobil lain yang melintas selain kami, memutar balik juga tidak memungkinkan. Bulu kuduk berdiri, rasa takut mulai menyelimuti kami.” 

4. Menggunakan Banyak Kata Keterangan

Kata keterangan juga menjadi kunci bagaimana sebuah teks deskripsi bisa menarik bagi publik. Selain menarik audiens juga lebih mudah membayangkan kondisinya, apakah siang hari, sore hari, pagi hari, atau bahkan sore dan malam hari. 

Selain tentang waktu juga tentang tempat, fungsinya adalah pembacanya mampu melacak bagaimana perjalanan tokohnya dan sedang ada di mana saat ini. Dengan demikian lebih mudah mengikuti dan terbawa suasananya. 

Perhatikan contoh berikut, “setelah sampai di pos 3, kami mulai merebahkan kaki sejenak, nafas mulai terengah – engah dan beban di pundak terasa makin berat. Begitu juga kondisi para pendaki lain, memang tantangan terbesar adalah menuju ke pos 3 ini.”

5. Banyak Kata Sifat dalam Tulisannya

Ciri – ciri teks deskripsi berikutnya adalah penggunaan kata sifatnya, contohnya seperti menggunakan kata cantik, tampan, masam, pahit, dan sebagainya. Kata sifat cenderung berupa penilaian subyektif, bisa saja setiap orang memberikan penilaian berbeda. 

Namun tetap dibutuhkan untuk bisa memperdalam atau mengetahui bagaimana kesan dari penulisnya secara langsung. Tanpa adanya kata sifat tentu saja audiens kurang memahami bagaimana sebenarnya penilaian dari tokoh terhadap fenomena di depannya. 

Cobalah perbandingkan kedua teks berikut ini, “Kami sore ini sedang mampir pada sebuah kedai, memesan segelas teh hangat dan semangkok soto. Khas lamongan, dengan ayam kampung potongnya serta taburan serbuk koya di atasnya. ”

“Kami sedang menikmati suasana sore ini dengan mampir ke kedai terdekat. Menyeruput segelas teh hangat melegakan dahaga setelah berjalan menuntun motor cukup jauh. Tidak lupa hidangan soto Lamongan yang lezat membuat kami bersemangat kembali.”

6. Cenderung Menggunakan Perumpamaan

Perumpamaan adalah penggambaran tentang suatu hal atau obyek yang kompleks menggunakan contoh – contoh di sekitar. Penggunaan contoh – contoh tersebut diharapkan mewakili obyek tersebut, sehingga lebih mudah untuk dibayangkan oleh audiens. 

Ini adalah ciri – ciri teks deskripsi paling umum dan banyak digunakan oleh para penulis, baik novel maupun sastra. Namun cenderung dihindari ketika menuliskan laporan pengamatan atau jurnal ilmiah, karena basisnya adalah obyeknya itu sendiri. 

Menggambarkan obyeknya secara langsung meskipun sulit mampu membuat data pengamatannya lebih obyektif dan tidak bias. Tidak juga menimbulkan salah pemahaman meskipun obyeknya sulit untuk dipahami oleh observer maupun audiens. 

7. Detail dalam Menggambarkannya

Ciri – ciri teks deskripsi berikutnya adalah mampu menggambarkan secara mendetail mulai dari ukuran, bentuk, rasa, bahkan teksturnya, tidak hanya sebatas tentang gambaran obyeknya secara umum saja. 

Contohnya tidak hanya mendeskripsikan bahwa bola itu berwarna merah, tetapi juga menyebutkan bahwa merahnya seperti tomat ketika sudah matang, terdapat warna kekuningan pada bagian terpapar sinar matahari sore. 

Menggambarkannya harus mendetail agar pembacanya bisa benar – benar memahami bagaimana kondisinya saat itu. Bagaimana bisa membuat pembacanya ikut merasakan apabila penggambarannya hanya setengah – setengah saja. 

8. Penggunaan Kata Benda Cukup Masif

Ciri – ciri teks deskripsi berikutnya adalah penggunaan kata bendanya cukup masif, bahkan banyak deskripsi tentang benda. Begitu juga penggunaan kata gantinya, persebarannya cukup merata pada bagian – bagian paragrafnya

Contohnya pada deskripsi tentang kondisi pegunungan berikut, “Hari ini kami mendaki Gunung Lawu, baru separuh perjalanan kami disambut oleh pepohonan rindang, bebatuan besar mulai terlihat serta jalan berbatu mulai menyusahkan perjalanan kami”. 

Pada contoh deskripsi tersebut, penggambaran tentang benda – benda di sekitar atau pada gunung tertuliskan secara jelas dan terperinci. Perhatikanlah penggunaan gaya bahasanya, banyak sekali informasi atau teks terkait dengan benda – benda. 

9. Penggambarannya Cenderung Teratur

Memang setelah mengetahui apa itu teks deskripsi seperti bebas saja dalam menjelaskan hasil pengamatan inderawi, asalkan mendetail pastilah pembaca bisa dengan cepat memahami bagaimana obyek atau fenomena tersebut. 

Tetapi ternyata tidak demikian, pembaca akan kesulitan membayangkan atau mengabstraksikan fenomenanya apabila penulisnya kurang sistematis. Ciri – ciri teks deskripsi di sini bukan berarti harus menjelaskan indera penglihatan terlebih dahulu dan seterusnya. 

Melainkan mengelompokkan hasil pengamatannya terlebih dahulu, mengenai visual seperti bentuk, warna, ukuran disampaikan secara berkelompok. Kemudian baru ke indera lainnya, seperti suara dan baunya. 

Sehingga tidak bisa menuliskan secara acak, berikut contoh menyusun teksnya, “Palu itu sudah tua, warnanya mulai memudar, muncul karat di bagian besinya, dan kayunya juga mulai keropos. Meskipun begitu, ayah sangat menyukainya, benda itu adalah memento dari beliau.”

10. Berperan Menyamakan Asumsi

Secara umum struktur teks deskripsi adalah menggambarkan fenomena atau benda secara tersistematis. Ini memiliki peranan penting untuk menyamakan asumsi pada audiens. Biasanya terlihat jelas ketika pada bagian awal – awal novel atau laporan. 

Agar antara penulis dan pembaca bisa sama pemahamannya, penulis akan terlebih dahulu mendeskripsikan secara mendetail terkait fenomenanya. Seperti pada novel Eragon, penulis menunjukkan secara detail betapa mengerikannya ras penunggang naga. 

Begitu juga ketika membaca novel Harry Potter, semuanya pembaca pasti sepakat bahwa asrama Griffindor penuh dengan orang – orang yang memiliki hati lembut. Pemahaman itu tergambar dari interaksi antar tokoh di asrama tersebut. 

Banyaknya jenis teks tentu tidak membuat seorang penulis kewalahan, malah sebaliknya membantu penulis agar lebih beragam bentuk tulisannya. Tidak hanya sekedar menggambarkan saja, tetapi juga mampu mengajak pembaca, contoh penggunaan gabungan deskripsi dan persuasi

Menggunakan model atau jenis teks yang tepat dapat membuat pesan tersampaikan dengan lebih cepat dan mudah. Karena itu penulis harus paham tentang ciri – ciri teks deskripsi, narasi, persuasi, dan berbagai jenis teks lainnya. 


Klik dan dapatkan info kost di dekat mu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah