5 Contoh Cerita Fabel Pendek 1, 2, 3, 4, 5 Paragraf Beserta Strukturnya Lengkap

5 Contoh Cerita Fabel Pendek 1, 2, 3, 4, 5 Paragraf Beserta Strukturnya Lengkap – Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di bawah ini bisa jadi referensi bagi kamu yang sedang mencari.

Fabel adalah cerita yang menggambarkan kehidupan hewan, tokoh di dalamnya hewan dan memiliki pesan positif.

Secara umum struktur dari sebuah fabel adalah terdiri dari orientasi, komplikasi, resolusi dan koda.

Orientasi adalah pengenalan, komplikasi awal mula masalah, resolusi penyelesaian dan koda adalah pesan moral didalamnya. 

5 Contoh Cerita Fabel Pendek 1, 2, 3, 4, 5 Paragraf

https://posi.id/

Panjang pendeknya paragraf tidak menjadi masalah. Selama memuat struktur lengkap dan pesan didalamnya tersampaikan, sependek apapun tetap dapat diterima. 

Di bawah ini adalah contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf dan strukturnya.

1. Contoh Cerita Fabel Pendek 1, 2, 3, 4, 5 Paragraf tentang Kesombongan Kelinci

Suatu hari kelinci bernama Mali menantang Joni si kura-kura untuk lomba lari. Mali merasa dirinya hebat dan ingin menunjukkan bahwa Joni adalah hewan paling lambat. 

Perlombaan terjadi, namun di tengah perjalanan Mali yang semula lari kencang berhenti dan menunggu Joni. 

Disepelekannya Joni dengan tidur di bawah pohon. Pada akhirnya Joni menang karena terus berjalan tanpa berhenti meski lambat. Sementara Mali baru bangun dan menyusul setelah Joni mencapai garis akhir.

Analisis Ringkas

Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas meski singkat namun sudah memuat semua struktur didalamnya. Orientasi adalah pengenalan nama masing-masing tokoh yaitu Mali si kelinci dan Joni si kura-kura.

Komplikasi contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf diatas adalah permasalahan dimana Mali yang jago berlari dengan sombongnya menantang Joni. 

Padahal Joni atau kura-kura dikenal dengan jalannya yang lambat. Sementara Joni dengan kerendahan hatinya menerima tantangan apapun hasilnya nanti.

Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf tentang kesombongan tersebut akhirnya dimenangkan oleh Joni. Ini akibat Mali yang menganggap remeh jalan Joni. Ini adalah resolusi atau penyelesaian masalah.

Struktur paling akhir adalah koda. Namun pada contoh di atas tidak secara tersurat. Namun bisa diambil kesimpulan bahwa kesombongan seperti yang ditunjukkan Mali akan merugikan diri sendiri.

2. Contoh cerita Fabel Pendek 1, 2, 3, 4, 5 Paragraf tentang Belalang

Suatu hari di sebuah kebun anggur, tinggallah keluarga Semut yang membangun sarangnya dari daun-daun. Para Semut melihat musim gugur akan segera berlalu dan musim dingin segera datang. 

Ketika musim dingin makanan sangat sulit didapatkan maka para Semut segera bekerja mengumpulkan makanan untuk dibawa ke sarang. 

Sementara belalang sembah sibuk menari dan bersenang-senang tanpa memikirkan pergantian musim hingga lupa tidak mengumpulkan makanan. 

Sampai pada akhirnya musim dingin tiba. Belalang tidak punya sedikitpun makanan sementara udara sangat dingin tidak mungkin mencari di luar. Belalang kemudian mendekati rumah semut untuk meminta sedikit saja makanan. 

Awalnya keluarga semut berat untuk memberi sebab cadangan makanan tersebut didapat susah payah. Namun karena kasihan, mereka kemudian berbagi.

Analisis Ringkas

Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas, struktur orientasi ada pada paragraf pertama. Yaitu pengenalan tokoh semut dan belalang sembah serta apa yang dilakukan keduanya.

Struktur kedua contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas yaitu komplikasi, awal mula masalah adalah karena belalang sembah malas mengumpulkan makanan.

Sedangkan musim dingin segera datang sehingga ia tidak memiliki persediaan di sarangnya.

Lalu, si belalang sembah karena menyadari tidak bisa bertahan tanpa adanya makanan, maka jalan satu-satunya adalah dengan meminta bantuan semut. 

Terjadi konflik belalang sembah dengan diri sendiri pada struktur ini, namun tidak dengan tokoh lain yaitu semut.

Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas kemudian dilanjutkan dengan resolusi yaitu kesediaan keluarga semut untuk berbagi makanan.

Meski awalnya berat mengingat belalang sembah malas mencari makan dan hanya meminta.

Struktur koda dari contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf ini adalah tentang kepedulian terhadap sesama.

Bahwa musim dingin sangat mengancam kehidupan hewan lain. Maka sebaiknya kita sebagai manusia juga bisa mencontohnya.

3. Contoh Cerita Fabel Pendek 1, 2, 3, 4, 5 Paragraf Tema Persaudaraan

Suatu pagi indah dengan matahari yang bersinar cerah, Pak Tua Rusa berkunjung keluarga Pip si Tupai di sebuah desa. “Selamat Pagi, Ibu Tupai,” salam Pak Tua kepada Ibu Pip. “Kemarin, keponakanku berkunjung ke rumahku. 

Dia membawakanku oleh-oleh banyak sekali hingga tak mampu aku menghabiskannya sendiri. Aku ingin membaginya untuk semua sahabatku dan ini kacang kenari spesial untukmu sekeluarga.” “Terima kasih, Pak Tua Rusa,” ucap Ibu Pip. 

Sepeninggal Pak Tua Rusa pulang, Ibu Pip masuk ke dalam rumah dan memanggil anak-anaknya. “Anak-anak, lihat kita mendapat rezeki dari Pak Tua Rusa. Kalian harus membaginya sama rata jangan berebut, ya.” 

“Asyiiik,” girang Pip beserta adik-adiknya. “Ibu letakkan di sini, ya.” 

Setelah itu, Ibu Tupai kembali mengurus rumah kediamannya. Sementara di dalam rumah, adik-adik Pip ingin mencicipi kacang. “Ini aku bagi,” kata Pip. Dari sepuluh butir kacang, dia memberi adiknya masing-masing dengan dua butir. 

“Ini semua sisanya untukku ya, aku ‘kan paling besar.” “Tapi Ibu berpesan untuk membaginya rata,” kata Titu, salah satu adik kembar Pip, diiringi oleh tangisan Puti kembar satunya. 

Mendengar tangisan Puti, Ibu datang dan bertanya. Sambil menangis, Puti menceritakan perilaku serakah kakaknya. 

“Tidak boleh begitu. Ibu tadi bilang apa,” tegur ibu. “Kamu tidak boleh serakah.” “Tapi, aku kan yang lebih tua perutku juga lebih besar,” sanggah Pip. 

Ibu berpikir sejenak, “Baiklah kalau begitu Pip. Kamu memang lebih besar, kebutuhan makanmu lebih banyak. 

Tapi, kalau cuma menuruti keinginan, kamu akan selalu merasa tidak cukup. Kalau begitu, Ibu saja yang membagi, mungkin tidak akan memuaskan semuanya. Ini, empat untukmu, Pip, karena kau lebih besar dan si Kembar masing-masing mendapat tiga.” 

“Kalian harus mau berbagi, anak-anak walaupun kurang, ini adalah rezeki yang harus disyukuri,” lanjut Ibu. 

“Berarti enak ya Bu, jadi anak lebih besar. Selalu mendapatkan makanan lebih banyak,” iri Puti.

“Benar, tapi perbedaannya tidak terlalu banyak, kan? Lagipula kakakmu tugasnya lebih banyak darimu, harus mengurus rumah dan mencari makan. Apa kalian mau bertukar tugas dengan Kakak?” tanya Ibu. 

Puti dan Titu membayangkan tugas-tugas kakaknya, lalu kompak menggeleng. “Nah, begitu. Sesama saudara harus akur, harus berbagi, jangan bertengkar hanya karena masalah makanan,” kata Ibu. 

“Baik, Bu,” angguk Pip dan adik-adiknya. “Yuk, kita makan kacangnya,” ajak Pip pada kedua adiknya. Ibu Pip tersenyum melihat mereka kembali rukun.

Analisis Ringkas

Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas, strukturnya sudah lengkap. Orientasi dibuat lebih detail.

Yaitu karakter pak Tua Rusa dan keluarga Pip yang merupakan tupai. Kemudian juga alasan mengapa pak Tua mendatangi rumah Pip.

Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf ini mulai memasuki komplikasi atau permasalahan pada saat pembagian kacang.

Dimana Pip, sebagai anak paling besar atau paling tua menginginkan bagian untuk dirinya paling banyak.

Sementara adiknya yang kembar merasa pembagian tidak adil. Sebelumnya ibu menyuruh untuk membagi rata, artinya semua orang menerima jumlah yang sama. Inilah kemudian jadi permasalahan inti. 

Resolusi contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas adalah bagian dimana ibu datang kemudian membagikan kacang secara adil.

Tentu di sini adalah adil menurut versi ibu, yaitu Pip mendapat satu bagian lebih banyak dibanding kedua adiknya.

Koda pada contoh cerita fabel pendek ini adalah saling berbagi meskipun yang dimiliki terbatas. Tidak perlu bertengkar apalagi antar saudara hanya karena hal sepele. Pembagian yang adil bukan hanya dari jumlah.

4. Contoh Cerita Fabel Pendek 1, 2, 3, 4, 5 Paragraf tentang Menghargai Perbedaan

Ulu adalah seekor Katak Hijau, ia sedang berdiri di pinggir kolam. Hari itu langit sangat gelap dan suasana seperti itulah yang disukai oleh Ulu. 

Tidak lama kemudian, air dari langit mulai menetes perlahan-lahan, semakin lama makin banyak.

“Hujan telah tiba!” Ulu berteriak riang gembira. Ulu kemudian mulai bersenandung sambil melompat-lompat mengitari kolam. 

Ia melihat Semut kecil sedang berteduh dari air hujan di balik bunga matahari. “Wahai Semut, hujan yang ditunggu tiba kamu jangan bersembunyi!” seru Ulu kepada Semut yang berusaha keras menghindari tetesan air.

Semut menghela napas dan menatap dalam-dalam kepada Ulu, “Ulu, aku tidak suka hujan. Kamu lihat betapa tubuhku ini kecil sekali? 

Air hujan akan menyeretku lalu menenggelamkanku ke kolam! Aku tidak bisa berenang sepertimu, jadi aku berteduh,” sahut Semut. 

“Maka dari itu Semut, kau harus mulai berlatih berenang! Aku sejak masih berudu sudah berenang, masa kau tidak bisa? Berenang itu mudah, julurkan saja kakimu,”

Ulu mencontohkan gerakan dengan menjulurkan kakinya, “dan tendang ke belakang seperti ini! Ups, maaf, kaki kamu kan pendek.”

Sambil tertawa, Ulu melompat dan meninggalkan Semut. Semut hanya bisa menatap dengan kesal. 

Semut tidak dapat berenang sebab kakinya dipakai untuk berjalan. Ulu kembali berseru, “

Hujan telah tiba! Hujan telah tiba! Hai Ikan! Aku sangat suka hujan, apa kamu juga? Ulu berhenti di pinggir kolam dan berbicara kepada Ikan di dalam kolam. Ikan mendongakkan kepalanya dan menjawab perkataan Ulu. 

“Aku tidak dapat merasakan hujan, kau lihat, aku tinggal bersama air. Bagaimana caranya aku dapat menikmatinya sepertimu, Ulu?” 

Ikan kembali masuk dan berputar-putar di dalam kolam. “Sedih sekali hidup kamu Ikan! Seandainya kamu sepertiku, hidup di dalam dua dunia, darat dan air, mungkin kamu akan merasakan kebahagiaan ini. Nikmati saja kehidupan kolammu, sebab kamu tidak akan pernah merasakan rintikan hujan!” 

Apa yang dikatakan oleh Ulu sangat melukai perasaan Ikan. Ikan menatap tubuhnya yang bersisik, lalu menatap ke arah tubuh licin Ulu. Ikan yang bersedih hanya bisa berenang menjauh meninggalkan Ulu ke sisi lain kolam. 

Ulu kembali melompat-lompat di sekitar kolam dan bersenandung. Saat Ulu tiba di bawah pohon, ia melihat Burung bertengger pada dahan sambil membersihkan bulunya. 

Ulu mengira Burung sama seperti Semut dan Ikan yang tidak menikmati kehadiran hujan.

“Hai Burung, kenapa kau tidak keluar dan menikmati hujan? Apa takut bulu basah? Atau takut tenggelam ke dasar kolam seperti Semut? Atau memang tidak bisa menikmati indahnya hujan seperti Ikan?” 

Setelah mengatakan hal itu, Ulu tertawa kencang-kencang. Burung menatap Ulu yang masih tertawa,” Hai Ulu, apakah kau bisa naik ke atas sini?” 

Ulu menatap Burung kebingungan. “Apa maksudnya?” “Apakah kau bisa memanjat naik sampai ke sini, Ulu?” 

“Apa yang kau maksud wahai Burung? Tentu saja tidak bisa!” Ulu cemberut sambil menatap kedua kakinya. Ulu menyesal punya kaki pendek sehingga tidak bisa terbang juga tidak dapat dipakai untuk memanjat pohon. 

“Ulu, apa kamu tahu bahwa Sang Pencipta membuat kita dengan keunikan berbeda-beda? Aku tidak bisa berenang sepertimu atau seperti Ikan, tapi aku bisa terbang tinggi mengitari angkasa. 

Burung kembali berkata bijak, “Itu maksudku Ulu, kita masing-masing memiliki kelebihan. Semut tidak bisa berenang, tetapi bisa menyusup ke tempat-tempat kecil yang tidak dapat kau lewati. 

Ikan tidak dapat melompat, tetapi ia bisa bernapas di bawah air. Kamu tidak boleh menghina mereka yang juga merupakan hasil kuasa sang Pencipta!” Ulu mulai menyadari bahwa tindakan dan perbuatannya selama ini salah. 

Diam-diam Ulu berpikir bahwa dirinya jahat terhadap hewan lain di sekitarnya. Ia seharusnya tidak menyombongkan kelebihan pada dirinya dan menghina teman-temannya. 

“Maafkan aku, Burung.” Ucap Ulu seraya menatap sendu ke arah Semut dan Ikan yang juga memperhatikan pembicaraan mereka berdua. 

“Maafkan aku teman-teman, selama ini aku telah menyinggung perasaan kalian.” Sejak saat itu, Ulu sangat menghargai teman-temannya dan mereka menyukainya kembali.

Analisis Ringkas

Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas pada bagian awal adalah struktur orientasi.

Dimana tokoh sentranya adalah Ulu si katak yang memiliki watak sombong karena kemampuannya

Kemudian teman-temannya yaitu semut, ikan dan burung yang meski tidak memiliki kemampuan seperti dirinya tetapi memiliki kelebihan lain. Permasalahan bermula (struktur komplikasi) saat turun hujan.

Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas memasuki konflik karena kesombongan Ulu. Membandingkan dirinya yang bisa menikmati hujan, tidak seperti ketiga temannya.

Resolusi dari contoh cerita fabel pendek di atas dibawakan oleh karakter burung. Dimana dengan bijaknya si burung memberi pengertian, bahwa semua makhluk ciptaan Tuhan memiliki kelebihannya masing-masing.

Koda dari contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas adalah, kita sebagai sesama makhluk Tuhan harus saling menghargai. Sebab diciptakan sama, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

5. Contoh Cerita Fabel Pendek 1, 2, 3, 4, 5 Paragraf tentang Gajah Baik Hati

Pada suatu siang hari suasana di tengah hutan sangat terik. Tempat tinggal Kancil, Gajah, dan hewan lainnya seperti terbakar karena itu musim kemarau. Kancil yang sedang kehausan terus berjalan mencari sumber mata air. 

Di tengah perjalanan dia melihat kolam yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang dia langsung menerjunkan diri ke dalam kolam tersebut. 

Tindakan Kancil ini tentu saja sangat ceroboh, dia tidak berpikir bagaimana caranya untuk naik ke atas. Beberapa kali dia mencoba untuk memanjat, tetap tidak bisa sampai ke atas. 

Si Kancil tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan berdiam diri. Ia hanya sanggup berteriak meminta tolong dengan penuh harap. 

Teriakannya terdengar oleh si Gajah yang kebetulan melewati kolam itu. ‘’Hai, siapa yang di kolam itu?’’ ‘’Aku Si Kancil, sahabatmu.’’ 

Kancil terdiam sesaat sambil mencari akal agar Gajah mau menolongnya, “Tolong aku mengangkat ikan besar ini.’’ “Yang benar saja Kancil, kau mendapat ikan?’’ “Bener, benar! Aku menangkap ikan yang sangat besar.’’ 

Gajah tak langsung percaya dan berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah tapi bagaimana naiknya nanti. “Kau memanfaatkanku ya, kancil? Kau akan menipuku untuk keselamatanmu sendiri?’’ tanya Gajah. 

Kancil hanya bisa terdiam, “Sekali-kali kamu itu harus diberi pelajaran,’’ kata Gajah sambil meninggalkannya sendirian. Gajah tidak menghiraukan teriakan Kancil, ia mulai putus asa. Semakin lama berada di dalam kolam, Kancil mulai merasa kedinginan. 

Hingga menjelang sore hari tidak ada satu binatang pun yang mendengar teriakannya.

“Wah gawat! Aku benar-benar akan kaku kedinginan di tempat ini,” dia berpikir apakah ini merupakan karma karena dia selalu menjahili teman-temannya?

Tidak lama kemudian, si Gajah tiba-tiba muncul kembali. Kancil meminta tolong sambil mengiba padanya. 

“Tolong aku wahai Gajah, aku berjanji tidak akan menjauhi kalian lagi.” “Janji?” Gajah menekankan lagi. “Sekarang apa kamu sudah sungguh-sungguh sadar? Dan tidak akan menipu, jahil, iseng atau merugikan binatang lain?’’

“Benar Pak Gajah, saya berjanji dengan sungguh-sungguh.’’ Gajah menjulurkan belalainya untuk menangkap Kancil sehingga dapat mengangkatnya ke atas.

“Terima kasih banyak, Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu hari ini” ujar kancil saat sampai di atas. 

Sejak itu, Kancil menjadi binatang yang baik hati, tidak lagi berbuat iseng seperti yang pernah dilakukannya pada binatang lain. 

Dan justru menggunakan kecerdikannya untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi teman-teman lain, yaitu binatang-binatang hutan.

Analisis Ringkas

Contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas tokoh sentralnya adalah kancil dan gajah.

Dua binatang berbeda ukuran dan kemampuan. Pada struktur awal atau orientasi ini dikenalkan kondisi hutan yang menyebabkan terjadinya suatu permasalahan.

Musim kemarau yang panas menyebabkan binatang harus mencari sumber air untuk minum supaya bisa bertahan hidup. Termasuk juga si Kancil, namun karena ceroboh dirinya harus terjebak di dalam kolam, ini adalah struktur komplikasi.

Konflik pada contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas berlanjut saat teriakannya meminta tolong tidak mendapat sambutan baik oleh Gajah. Dimana hanya Gajah yang menemukannya terjebak dalam kolam air. 

Struktur resolusi atau penyelesaian dimulai pada saat Gajah kembali lagi menemui Kancil untuk membantunya naik ke atas. Dengan cara menjulurkan belalainya, hingga bisa dijangkau oleh kancil sebagai pegangan.

Koda atau penyelesaian dari contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas adalah, saling menolong antar sesama.

Dan dalam pertemanan jangan usil dan mengganggu kenyamanan yang lain agar dipercaya saat membutuhkan pertolongan.

Cukup menarik semua cerita tentang hewan di atas. Ringan untuk diikuti dan mudah dipahami.

Jika kamu ingin juga bisa menyusunnya dengan baik cukup perhatikan strukturnya dan meniru dari contoh cerita fabel pendek 1, 2, 3, 4, 5 paragraf di atas.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta