Contoh Cerita Hikayat Kerajaan Singkat beserta Strukturnya yang Benar
Cerita hikayat juga banyak yang bertemakan kerajaan atau bersetting kerajaan. Berikut beberapa contoh ceritanya.
(Resolusi)
Tiba ketika Abu Nawas menghadap ke Istana, baginda menanyakan perihal tugasnya tersebut. Pemuda itu kemudian menyerahkan sebuah botol.
Raja menimang botol tersebut seraya bertanya “Dimana angin tersebut?”. Akhirnya Abu Nawas menjawab, “Untuk mengetahui wujud angin tersebut, baginda harus membuka tutup botolnya”
Setelah dibuka, keluarlah bau busuk. Baginda bertanya kembali, “Bau busuk apakah ini?”. Kemudian Abu Nawas menceritakan bahwa dia buang angin dan memasukannya kedalam botol.
Mendengar jawaban masuk akal ini, raja tidak marah. Sehingga untuk kesekian kalinya Abu Nawas selamat dari jebakan baginda.
Contoh Cerita Hikayat Kerajaan Singkat Berdasarkan Bentuknya
Hikayat merupakan karya sastra yang berisikan kisah-kisah yang dilatarbelakangi oleh percampuran budaya. Hal ini menjadikan prosa lama ini memiliki banyak jenis.

Advertisement
Berdasarkan bentuk, hikayat dapat dibagi dalam 5 jenis diantaranya yaitu cerita rakyat, epos, roman, tambeh dan chara.
Bentuk hikayat dapat dilihat dari bagaimana cara penggambarannya. Berikut ini Mamikos berikan contoh cerita hikayat kerajaan berdasarkan bentuknya.
Contoh Cerita Hikayat Kerajaan Singkat Kisah Putri Tujuh
(Abstraksi)
Dikisahkan sebuah kerajaan bernama Seri Bunga Tanjung dipimpin oleh seorang ratu bernama Cik Sima. Memiliki tujuh anak perempuan yang cantik dengan sebutna Putri Tujuh.
Salah satu anaknya bernama Mayang Sari. Dia merupakan putri bungsu yang tercantik dari ke enam saudara lainnya. Putri ini dikenal juga dengan nama Mayang Mengurai.
(Orientasi)
Suatu hari, ke tujuh putri Cik Sima ini mandi di Lubuk Umai. Akan tetapi, tidak menyadari disana terdapat Pangeran Empang Kuala yang mengintip mereka di balik semak-semak.
(Komplikasi)
Sang Pangeran pun terpesona oleh kecantikan Putri Mayang Sari hingga bergumam “Gadis cantik di lubuk umai, umai, d’umai”. Sehingga pangeran mengirim utusan untuk meminang sang putri.
Namun, berdasarkan adat jika datang pinangan maka saudara tertua yang harus menerimanya. Karena merasa tertolak, akhirnya Pangeran Empang Kuala mengirimkan pasukan perang.
Peperangan pun tidak dapat dielakan. Pertarungan bahkan berlangsung selama 4 bulan hingga banyak menewaskan pasukan Raja Empang Kuala sehingga pasukannya ditarik kembali.