10 Contoh Gejala Sosial Mikro, Meso, dan Makro dalam Kehidupan beserta Perbedaannya
Agar kamu dapat lebih paham lagi terkait gejala sosial mikro, meso dan makro ini, yuk simak artikel ini hingga bagian akhir, ya!
6. Sulit diprediksi
Gejala sosial cenderung sulit untuk diprediksi dikarenakan sifatnya yang abstrak, kompleks, dinamis, dan kontekstual.
Namun, meskipun begitu, gejala sosial masih bisa diatasi dengan adanya kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat, baik individu maupun kelompok.
Gejala sosial juga bisa dikendalikan, salah satunya dengan cara menggunakan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Klasifikasi Gejala Sosial
Menurut Norman Blaikie, terdapat tiga tingkatan gejala sosial, yakni individu, kelompok, dan kelompok yang lebih besar, bahkan luas secara internasional. Adapun tingkatan-tingkatan tersebut mencakup:
1. Gejala sosial mikro
Pertama, ada yang namanya gejala sosial mikro. Nah, pada tingkatan gejala sosial ini umumnya terjadi pada individu-individu yang sering bertemu bertatap muka, berinteraksi secara langsung.

Advertisement
Mereka saling terlibat dalam berbagai kegiatannya dan merasakan keterlibatan tersebut dengan lebih dekat dan lebih intim.
Biasanya, mereka juga memiliki kebiasaan, banyak kesamaan, dan sejarah. Keanggotaan masyarakatnya juga terbilang relatif permanen. Hubungan antarindividunya sudah terpola sebagai akibat dari hubungan yang terjadi sehari-hari.
Terdapat dua hal penting dalam gejala sosial mikro ini, yaitu individu dan tindakan sosial. Kajian sosiologi mikro berangkat dari asumsi dasar bahwa manusia adalah pribadi yang aktif.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia senantiasa memosisikan dirinya sebagai aktor yang selalu bertindak.
2. Gejala sosial meso
Kemudian, ada yang namanya gejala sosial meso. Nah, gejala sosial yang satu ini terjadi pada berbagai organisasi, masyarakat, massa, dan gerakan sosial.
Kelompok-kelompok dalam tingkatan ini biasanya kelompok besar yang memiliki tujuan bersama dan telah ditetapkan. Misalnya seperti organisasi pemerintah, swasta, bisnis, atau hobi.
Untuk sifatnya juga bisa wajib dan bisa sukarela, bisa paruh waktu atau penuh waktu, dan bisa pula dibayar atau tidak dibayar.
Waktunya juga bisa untuk jangka pendek, jangka menengah, ataupun jangka panjang. Hal-hal ini telah menjadi kebijakan organisasi tersebut dan kesepakatan para anggotanya.
3. Gejala sosial makro
Ketiga, ada yang namanya gejala sosial makro. Di mana gejala sosial ini terjadi dalam entitas yang lebih besar.
Misalnya seperti lembaga-lembaga multinasional, transnasional, melewati batas-batas negara, serta melakukan hubungan dengan negara-negara di dunia sesuai dengan kebutuhannya.
Contoh lebih mudahnya adalah organisasi kesehatan sedunia WHO yang merupakan organisasi besar dan kuat yang selalu berhubungan dengan organisasi-organisasi dunia dan negara-negara di seluruh dunia.