Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur yang Baik dan Benar
Contoh Laporan Laba Rugi
Perusahaan Manufaktur yang Baik dan Benar – Di dalam mata pelajaran Akuntansi,
kamu akan mendapatkan materi mengenai laporan keuangan berbagai perusahaan.
Salah satunya adalah laporan
laba rugi perusahaan manufaktur. Secara umum, laporan ini akan menunjukkan
performa perusahaan tersebut apakah mengalami keuntungan atau kerugian.
Untuk menambah pemahaman kamu, berikut Mamikos sudah siapkan beberapa contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur.
Simak penjelasan dan contoh
laporan laba rugi perusahaan manufaktur di bawah ini sampai habis ya.
Apa yang Dimaksud Laporan Laba Rugi?
Daftar Isi
- Apa yang Dimaksud Laporan Laba Rugi?
- Eelemen-elemen Laporan Laba Rugi
- Fungsi Laporan Laba Rugi
- Jenis Laporan Laba Rugi
- Langkah Pembuatan Laporan Laba Rugi
- Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur – 1
- Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur – 2
- Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur – 3
- Penutup
Daftar Isi
- Apa yang Dimaksud Laporan Laba Rugi?
- Eelemen-elemen Laporan Laba Rugi
- Fungsi Laporan Laba Rugi
- Jenis Laporan Laba Rugi
- Langkah Pembuatan Laporan Laba Rugi
- Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur – 1
- Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur – 2
- Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur – 3
- Penutup
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan
ringkasan dari pendapatan, biaya, dan laba bersih suatu perusahaan selama
periode waktu tertentu.
Biasanya laporan ini dibuat dalam rentang waktu satu tahun
fiskal atau satu kuartal. Laporan ini juga dikenal sebagai income statement
atau profit and loss statement.
Tujuan utama laporan laba rugi adalah memberikan pemahaman tentang performa keuangan perusahaan dan sejauh mana kegiatan operasionalnya menghasilkan laba atau rugi.
Eelemen-elemen Laporan Laba Rugi
Sebelum merajuk pada contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur, ada baiknya kamu untuk mengenal elemen-elemen yang menyusun laporan itu sendiri.
1. Pendapatan (Revenue)
Revenue mencakup semua pendapatan yang diperoleh
perusahaan dari penjualan barang atau jasa.
Pendapatan bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk
penjualan produk, layanan, royalti, dan lain sebagainya.
2. Biaya Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold/COGS)
Biaya pokok penjualan adalah biaya yang terkait langsung
dengan produksi barang atau penyediaan jasa.
Termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya
produksi lainnya. Sedangkan pengurangan biaya pokok penjualan dari pendapatan
menghasilkan laba kotor.
3. Laba Kotor (Gross Profit)
Laba yang dihasilkan setelah mengurangkan biaya pokok
penjualan dari pendapatan.
Laba kotor memberikan gambaran tentang efisiensi operasional
perusahaan dalam menghasilkan produk atau menyediakan jasa.
4. Biaya Operasional (Operating Expenses)
Biaya operasional mencakup berbagai biaya yang terkait
dengan operasional sehari-hari perusahaan. Termasuk biaya penjualan (seperti
iklan dan promosi), biaya administrasi, dan biaya umum lainnya.
Pengurangan biaya operasional dari laba kotor menghasilkan
laba operasional.
5. Laba Operasional (Operating Income)
Laba operasional adalah laba yang dihasilkan dari
operasional bisnis sebelum mempertimbangkan beban keuangan dan pajak
penghasilan.
Laba operasional akan memberikan gambaran tentang
profitabilitas atau keuntungan inti dari operasional perusahaan.
6. Beban Keuangan (Interest Expenses)
Beban ini mencakup biaya yang terkait dengan pinjaman dan
bunga yang harus dibayar oleh perusahaan.
Beban keuangan dikurangkan dari laba operasional untuk
menghasilkan laba bersih sebelum pajak.
7. Laba Bersih Sebelum Pajak (Income Before Tax)
Income before tax adalah laba atau rugi yang
dihasilkan sebelum memperhitungkan beban pajak penghasilan.
Laba inimencerminkan performa keuangan perusahaan sebelum
pemotongan pajak.
8. Beban Pajak (Income Tax Expenses)
Merupakan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan
berdasarkan laba bersih sebelum pajak.
Pajak ini dapat mencakup pajak penghasilan perusahaan yang
harus disetor kepada pemerintah.
9. Laba Bersih (Net Income)
Merupakan laba yang tersisa setelah memotong semua biaya,
termasuk beban pajak.
Laba bersih mencerminkan keuntungan bersih perusahaan
setelah mempertimbangkan semua kewajiban keuangan.
10. Laba Bersih Attributable to Shareholders (Net Income Attributable to Shareholders)
Laba bersih ini adalah laba bersih yang dapat dibagi-bagikan
kepada pemegang saham perusahaan setelah mempertimbangkan berbagai faktor
seperti dividen dan laba yang ditahan.
Fungsi Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah alat penting untuk memahami kinerja
keuangan suatu perusahaan dan memberikan informasi yang sangat dibutuhkan bagi
para investor, kreditur, dan manajemen internal.
Laporan laba rugi memiliki beberapa fungsi kunci yang sangat
penting dalam konteks keuangan perusahaan.
Berikut adalah beberapa fungsi utama laporan laba rugi.
1. Mengukur Kinerja Keuangan
Laporan laba rugi memberikan gambaran sejauh mana perusahaan
berhasil menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasionalnya.
Laporan laba rugi akan memberikan ukuran kinerja keuangan
perusahaan selama periode waktu tertentu.
2. Pemantauan Pendapatan dan Biaya
Dengan memisahkan pendapatan dan biaya, laporan laba rugi
membantu dalam memantau sumber-sumber pendapatan dan mengidentifikasi
biaya-biaya yang mungkin perlu dikontrol atau dikurangi.
3. Penilaian Profitabilitas atau Keuntungan
Laba kotor dan laba bersih yang diungkapkan dalam laporan
memberikan indikasi tentang tingkat profitabilitas perusahaan.
Fungsinya adalah membantu manajemen dan pemangku kepentingan
untuk mengevaluasi apakah perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang
memadai.
4. Dasar Pengambilan Keputusan
Laporan laba rugi menyediakan informasi dasar untuk
pengambilan keputusan.
Pemangku kepentingan seperti manajemen, investor, dan
kreditur menggunakan informasi ini untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan
membuat keputusan terkait investasi atau pinjaman.
5. Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen menggunakan laporan laba rugi untuk perencanaan
dan pengendalian.
Mereka dapat membandingkan hasil aktual dengan anggaran yang
telah ditetapkan, membantu mereka mengidentifikasi penyimpangan dan mengambil
tindakan korektif.
6. Evaluasi Kinerja Divisi atau Produk
Jika perusahaan memiliki beberapa divisi atau produk,
laporan laba rugi dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja relatif dari
setiap segmen bisnis.
Laporan laba rugi membantu dalam alokasi sumber daya dan
fokus strategis.
7. Informasi untuk Pemangku Kepentingan Eksternal
Pihak luar seperti investor, analis keuangan, dan pihak
berkepentingan lainnya menggunakan laporan laba rugi sebagai sumber informasi
kunci untuk menilai performa perusahaan dan membuat keputusan investasi.
8. Penilaian Tren dan Perubahan
Dengan membandingkan laporan laba rugi dari periode ke
periode, pihak yang berkepentingan dapat menilai tren dan perubahan dalam
kinerja keuangan perusahaan.
Adanya laporan laba rugi membantu dalam merespons dinamika
pasar dan lingkungan bisnis.
Jenis Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi dapat dibagi menjadi beberapa jenis
tergantung pada kebutuhan dan fokus informasinya.
Setiap jenis laporan laba rugi memiliki tujuan dan
kegunaannya sendiri tergantung pada kebutuhan analisis dan pemangku kepentingan
perusahaan.
Pemilihan jenis laporan laba rugi yang tepat dapat
memberikan wawasan yang lebih baik tentang kinerja keuangan dan membantu dalam
pengambilan keputusan yang informasional.
Beberapa jenis laporan laba rugi yang umumnya digunakan
antara lain:
· Laporan Laba Rugi Berjenjang (Multiple-Step Income Statement)
Memisahkan pendapatan dan biaya ke dalam beberapa kategori
untuk memberikan informasi yang lebih rinci.
Pada contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur mencakup
pendapatan operasional, pendapatan non-operasional, biaya pokok penjualan, dan
biaya operasional.
· Laporan Laba Rugi Berjenjang Sederhana (Single-Step Income Statement)
Menggabungkan semua pendapatan dan semua biaya ke dalam dua
kategori utama, yaitu pendapatan dan biaya.
Laporan laba rugi berjenjang sederhana memberikan gambaran
yang lebih sederhana tanpa pemisahan rinci.
· Laporan Laba Rugi Konsolidasi (Consolidated Income Statement)
Laporan jenis ini biasanya diperuntukkan untuk perusahaan
yang memiliki anak perusahaan.
Laporan ini mengonsolidasikan hasil keuangan dari semua
entitas anak ke dalam satu laporan laba rugi.
·
Laporan Laba Rugi Pro Forma
Merupakan laporan laba rugi yang disusun untuk memberikan
gambaran tentang bagaimana hasil keuangan perusahaan akan terlihat jika ada
perubahan tertentu.
Sebagai contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur akan
menunjukkan seperti perubahan struktur permodalan atau akuisisi.
· Laporan Laba Rugi Segmen (Segmental Income Statement)
Membagi hasil keuangan perusahaan menjadi segmen-segmen
tertentu. Seperti produk, wilayah geografis, atau lini bisnis. Hal ini membantu
dalam mengevaluasi kinerja masing-masing segmen.
· Laporan Laba Rugi Kuartalan (Quarterly Income Statement)
Laporan yang menunjukkan hasil keuangan perusahaan selama
setiap kuartal.
Laporan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
kinerja perusahaan sepanjang tahun fiskal.
· Laporan Laba Rugi Komprehensif (Comprehensive Income Statement)
Selain menggambarkan laba bersih, laporan ini juga mencakup
elemen-elemen yang tidak termasuk dalam laba bersih tradisional. Seperti
perubahan nilai wajar aset keuangan tertentu.
· Laporan Laba Rugi Biaya Variabel vs. Biaya Tetap (Variable vs. Fixed Costs Income Statement)
Memisahkan biaya-biaya menjadi biaya variabel (yang berubah
seiring dengan produksi) dan biaya tetap (yang tetap terlepas dari tingkat
produksi).
Laporan ini dibuat untuk membantu menganalisis margin laba
bersih pada tingkat produksi yang berbeda.
Langkah Pembuatan Laporan Laba Rugi
Proses menghitung laba rugi pada perusahaan manufaktur
melibatkan langkah-langkah khusus yang mencerminkan aspek produksi dan
distribusi barang.
Berikut adalah langkah-langkah dalam perhitungan laba rugi
pada perusahaan manufaktur.
1. Pendapatan Penjualan
Catat total pendapatan dari penjualan produk manufaktur, mencakup
semua pendapatan yang dihasilkan dari penjualan barang.
2. Biaya Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured/COGM)
Tentukan biaya pokok produksi yang mencakup biaya bahan
baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Rumus COGM:
COGM = Bahan Baku Awal + Pembelian Bahan Baku – Bahan Baku Akhir + Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
3. Biaya Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold/COGS)
Hitung biaya pokok penjualan dengan mengurangkan persediaan
akhir dari biaya pokok produksi dan menambah persediaan awal.
Rumus COGS:
COGS = COGM – Persediaan Akhir + Persediaan Awal
4. Laba Kotor (Gross Profit)
Laba kotor diperoleh dengan mengurangkan biaya pokok
penjualan dari pendapatan penjualan.
Laba Kotor = Pendapatan Penjualan – COGS
5. Biaya Operasional
Identifikasi dan jumlahkan biaya operasional termasuk biaya
penjualan, biaya administrasi, dan biaya umum yang tidak langsung terkait
dengan produksi barang.
6. Laba Operasional (Operating Income)
Laba operasional diperoleh dengan mengurangkan total biaya
operasional dari laba kotor.
Laba Operasional = Laba Kotor – Biaya Operasional
7. Beban Keuangan (Interest Expenses)
Hitung beban keuangan yang terkait dengan pinjaman dan bunga
yang harus dibayar.
8. Laba Bersih Sebelum Pajak (Income Before Tax)
Laba bersih sebelum pajak diperoleh dengan mengurangkan
beban keuangan dari laba operasional.
Laba Bersih Sebelum Pajak = Laba Operasional – Beban Keuangan
9. Beban Pajak (Income Tax Expenses)
Tentukan beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan
berdasarkan laba bersih sebelum pajak.
10. Laba Bersih (Net Income)
Laba bersih adalah hasil akhir dari perhitungan, didapatkan
dengan mengurangkan beban pajak dari laba bersih sebelum pajak.
Laba Bersih = Laba Bersih Sebelum Pajak – Beban Pajak
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur – 1
Berikut adalah contoh laporan laba rugi perusahaan dengan
bentuk yang paling sederhana.
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur – 2
Dalam contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur ini
biaya operasional dibagi menjadi beberapa kategori.
Termasuk biaya pemasaran, biaya distribusi, biaya
administrasi, biaya penelitian dan pengembangan, serta biaya umum dan lainnya.
Tujuannya adalah memberikan visibilitas yang lebih besar ke dalam struktur biaya perusahaan manufaktur dan memungkinkan analisis yang lebih mendalam terhadap kinerja operasionalnya.
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur – 3
Contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur kali ini,
kita coba memperluas biaya overhead pabrik menjadi beberapa kategori
untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Selain itu, biaya operasional diperinci menjadi beberapa
sub-kategori. Termasuk biaya pemasaran, biaya distribusi, dan biaya
administrasi.
Juga, ditambahkan beberapa elemen beban keuangan, seperti
bunga pinjaman, keuntungan/(kerugian) valuta asing, dan beban bunga obligasi.
Penutup
Itulah tadi pemaparan materi dan contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur yang dapat Mamikos berikan.
Semoga setelah membaca artikel ini kamu semakin memahami
tentang materi yang sudah didapat disekolah.
Jika kamu masih memerlukan materi tentang Akuntansi lainnya, pastikan untuk mencari di blog Mamikos, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: