20+ Contoh Mobilitas Sosial Vertikal Naik yang Dialami Individu dan Kelompok
20+ Contoh Mobilitas Sosial Vertikal Naik yang Dialami Individu dan Kelompok – Untuk mempermudah proses pembelajaran bab mobilitas sosial, maka kamu perlu membaca contoh mobilitas sosial vertikal naik yang dialami individu dan kelompok.
Pasalnya, dengan adanya contoh-contoh akan mempermudah dalam mendapatkan gambaran dan memahaminya.
Namun sebelum itu, yuk ketahui terlebih dahulu terkait definisi dan bentuk-bentuk mobilitas sosial. Tujuannya supaya pemahaman yang didapatkan akan menyeluruh.
Apa Itu Mobilitas Sosial
Daftar Isi
Daftar Isi
Apabila dilihat dari namanya, terdapat kata mobilitas yang artinya perpindahan. Oleh karena itu, mobilitas sosial dipandang sebagai sebuah gerakan yang ada di struktur sosial.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki individu atau kelompok, ke status sosial yang lainnya.
Mobilitas sosial menjadi kajian penting yang ada di ilmu sosiologi. Sebab, mobilitas sosial mampu menggambarkan dinamika yang ada di kelas sosial masyarakat.
Pada dasarnya, setiap manusia (baik individu ataupun kelompok) tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang ia dapatkan dalam hidupnya.
Maka dari itu, manusia selalu ingin untuk terus berpindah dan berusaha supaya mencapai status sosial yang lebih baik atau lebih tinggi.
Tidak heran, jika mobilitas sosial memiliki keterkaitan yang erat dengan stratifikasi sosial, karena mengacu dengan definisi yang dimilikinya.
Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal
Sebetulnya, terdapat 5 (lima) bentuk mobilitas sosial, yaitu horizontal, vertikal, antargenerasi, intragenerasi, dan geografi.
Namun, yang umum dibahas adalah mobilitas horizontal dan vertikal saja. Apabila kamu penasaran seputar mobilitas sosial horizontal dan vertikal, yuk baca penjelasannya pada bagian berikut ini.
Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal memiliki definisi yaitu perubahan yang dialami individu (perseorangan) atau kelompok, sebagai objek sosial untuk menuju ke kelompok sosial lain yang sederajat.
Maksud dari sederajat adalah tidak terjadi perubahan pada derajat kedudukan atau status sosial seseorang. Dalam mobilitas sosial horizontal, bisa terjadi dalam hal-hal berikut:
1. Tingkatan atau Status
Mobilitas sosial memiliki kaitan yang erat dengan tingkatan atau status sosial yang melekat pada masing-masing individu atau kelompok masyarakat, walaupun secara horizontal atau sederajat.
2. Wilayah
Mobilitas sosial horizontal dapat terjadi dalam hal atau skala yang kecil. Bahkan, jika kamu berpindah hanya tempat atau wilayah saja, hal itu juga dapat dikatakan sebagai sebuah mobilitas sosial horizontal.
Mengapa bisa begitu? Alasannya, karena status sosial masih sama seperti sebelumnya, meskipun berpindah tempat atau wilayah.
Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal yakni sebuah perpindahan individu atau kelompok masyarakat sebagai objek sosial, mengarah ke kedudukan sosial yang tidak sepadan atau sederajat, bisa naik atau turun.
Maksud dari tidak sederajat merupakan status sosial yang dapat naik ke arah atas atau turun ke arah bawah.
Mobilitas sosial vertikal memiliki dua arah, yaitu menuju ke atas (naik) dan ke bawah (turun), dengan penjelasan lengkapnya sebagai berikut.
1. Mobilitas Sosial Vertikal ke Atas (Social Climbing)
Pada mobilitas sosial vertikal ke atas, bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu masuk ke dalam status sosial atau kedudukan yang lebih tinggi, atau membentuk kelompok baru.
Penyebab yang pertama umumnya terjadi pada individu yang saat itu berada di status sosial bawah, lalu terjadi sebuah hal yang membuat status sosialnya meningkat dan naik.
Misalnya, seorang guru berhasil menjabat sebagai kepala sekolah. Hal tersebut menjadikan status sosial yang dimilikinya mengalami kenaikan, karena jabatannya naik.
Sedangkan, pembentukan kelompok baru didasarkan karena belum pernah ada kelompok tersebut sebelumnya. Namun, sosok yang membentuk kelompok ini harus berada di status sosial yang tinggi.
Pada mobilitas sosial vertikal ke bawah, mempunyai 2 (dua) bentuk utama, yaitu turunnya sebuah kedudukan atau turunnya derajat kelompok individu.
2. Mobilitas Sosial Vertikal ke Bawah (Social Sinking)
Mobilitas atau perubahan sosial vertikal ke bawah atau biasa juga disebut social sinking merupakan penurunan kedudukan atau status seseorang, dari atas ke bawah.
Adanya mobilitas sosial vertikal ke bawah didasarkan atas berbagai alasan, seperti turun jabatan, memasuki masa pensiun, pemecatan, berhalangan menjalankan tugas, dan lain sebagainya.
Contoh Mobilitas Sosial Vertikal Naik yang Dialami Individu dan Kelompok
Mobilitas sosial vertikal ke atas dapat terjadi karena adanya peningkatan kedudukan atau status seseorang menjadi lebih tinggi.
Selain itu, mobilitas sosial juga terjadi pada individu dan kelompok. Berikut contoh mobilitas sosial vertikal naik yang dialami individu dan kelompok:
Contoh Mobilitas Sosial Vertikal Individu
- Pemilik perusahaan memutuskan untuk memindah tugaskan karyawan terbaik untuk menjadi kepala cabang di salah satu anak perusahaan.
- Lektor di Fakultas Pertanian berhasil naik posisi menjadi profesor.
- Seorang pelajar lulus dari SD, kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP.
- Anak pertani dari masyarakat biasa berhasil mendapatkan pekerjaaan di luar negeri dan akhirnya membantu keluarganya.
- Guru sekolah negeri berpindah tugas menjadi kepala sekolah ke wilayah lain di geografis yang sama.
- Seorang staf dengan loyalitas tinggi dan kemampuan yang baik, kemudian diangkat menjadi direktur di perusahaan.
- Sebuah kasus yang dialami seseorang, berhasil naik banding dari Kejaksaan Tinggi ke Mahkamah Agung.
- Seorang PNS mengalami kenaikan pangkat dari golongan 2A menjadi 3A, karena kerja kerasnya.
- Seseorang yang awalnya hanya memiliki motor, kini sudah memiliki mobil untuk berkendara.
- Pengangkatan Ketua RT menjadi Kepala Lurah dialami oleh seseorang setelah menang dalam Pemilihan Lurah.
- Pengangkatan Jokowi mulai dari walikota, gubernur, dan menjadi presiden di Indonesia.
- Prajurit TNI menjadi Kepala TNI di Indonesia.
- Seorang asisten dosen di Universitas X berhasil menjadi dosen utama di kampus yang sama.
- Bupati dari Kabupaten A mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya.
2. Contoh Mobilitas Sosial Vertikal Kelompok
- Negara Korea Selatan berubah status dari negara berkembang menjadi negara maju.
- Banten berubah status dari Kabupaten di Jawa Barat menjadi Provinsi sendiri.
- Adanya penemuan Facebook mengubah arah komunikasi masyarakat, dari komunikasi konvensional menjadi komunikasi modern menggunakan interaksi sosial dalam internet.
- Sebuah kelompok sosial masyarakat berhasil disahkan menjadi organisasi resmi, sehingga memiliki struktur yang jelas.
- Merdekanya Timor Timur dari provinsi di Indonesia menjadi negara sendiri bernama Timor Leste.
- Indonesia yang awalnya menjadi negara jajahan Belanda dan Jepang, saat ini telah merdeka menjadi negara sendiri.
- Proses pemilihan presiden di Indonesia yang awalnya hanya dilakukan oleh DPR saja, sekarang presiden langsung dipilih oleh rakyat.
Faktor Timbal Balik Mobilitas Sosial Vertikal
Selain contoh mobilitas sosial vertikal naik yang dialami individu dan kelompok, Mamikos juga membagikan faktor timbal balik dari mobilitas sosial, ini dia penjelasannya:
1. Pendidikan
Pendidikan turut mempengaruhi hubungan timbal balik pada mobilitas sosial, terutama mobilitas vertikal.
Hal itu dikarenakan pendidikan formal dianggap sebagai aset utama ketika mencari pekerjaan.
2. Ras dan Suku
Ras dan suku juga mempengaruhi hubungan timbal balik mobilitas sosial. Alasannya, ras dan suku memiliki hubungan dengan adanya peluang bagi individu dalam mencapai mobilitas sosial vertikal.
Diskriminasi terhadap ras atau suku tertentu masih terjadi di dunia pendidikan, bisnis, dan industri.
Maka dari itu, identitas ras dan suku mempunyai faktor hubungan timbal balik pada mobilitas sosial.
3. Perkawinan
Social climbing atau mobilitas vertikal naik dapat diperoleh melalui perkawinan. Misalnya, seseorang yang awalnya berada di kelas sosial rendah menikah dengan pasangan yang kelas sosialnya tinggi.
Akibatnya, seseorang yang awalnya berada di kelas sosial rendah akan naik kelas sosial, karena mengikuti pasangannya.
4. Ukuran Keluarga
Maksud dari ukuran keluarga adalah terkait dengan jumlah anggotanya. Keluarga dengan anggota sedikit relatif lebih aktif daripada yang anggotanya banyak.
Dengan begitu, anak-anak yang berasal dari keluarga kecil memiliki kesempatan atau peluang yang lebih besar dalam mencapai mobilitas sosial, daripada anak-anak dari keluarga yang besar.
5. Jenis Kelamin & Nomor Urut dalam Keluarga
Jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga mempengaruhi pertarungan untuk mobilitas vertikal di suatu keluarga.
Hal ini dikarenakan masih adanya perbedaan atau sentimen perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan, khususnya dalam masyarakat Indonesia.
Tidak hanya itu, kesempatan untuk naik kelas sosial lebih besar terbuka kepada anak pertama dalam keluarga.
6. Program Pemerintah
Program pemerintah mempengaruhi peluang bagi individu atau kelompok supaya berpartisipasi dalam dinamika mobilitas sosial.
Pasalnya, program pemerintah dapat memberikan kesempatan bagi kelas menengah dan bawah agar dapat masuk ke lapisan sosial yang lebih tinggi.
Contohnya, dengan memberikan beasiswa pendidikan untuk mahasiswa kurang mampu yang berkuliah di PTN.
Dampak dari Mobilitas Sosial
Segala sesuatu akan menyebabkan dampak positif dan negatifnya masing-masing, tidak terkecuali untuk mobilitas sosial.
Nah, berikut Mamikos sajikan dampak positif dan negatif akibat adanya mobilitas sosial. Pertama, mari kita bahas dampak positifnya dahulu.
Dampak Positif
1. Meningkatkan Integritas Sosial
Dampak positif yang pertama yaitu meningkatkan integritas sosial.
Saat terjadi perubahan sosial, setiap orang akan memberikan respon yang berbeda. Ada yang menganggapnya sebagai sebuah tantangan, penerimaan atau hadiah.
Contoh integrasi dalam masyarakat yaitu terjadinya pengaruh penerimaan yang disebabkan oleh mobilitas sosial.
2. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Menjadi Lebih Baik
Mobilitas sosial dapat mempercepat dan mendorong perubahan sosial, ke arah yang lebih baik.
Perubahan tersebut terjadi jika didukung dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas. Untuk menunjangnya, dengan memperbaiki kualitas pendidikan.
Dampak Negatif
1. Risiko Gangguan Psikologis
Tidak sedikit orang yang mengalami kesedihan, kegelisahan, hingga depresi setelah mengalami penurunan atau bahkan kehilangan posisi sosial.
Hal tersebut mampu mengganggu psikis, bahkan membahayakan dirinya sendiri akibat stres berkepanjangan. Akibatnya, akan muncul berbagai penyakit psikis dan fisik.
2. Menimbulkan Terjadinya Berbagai Konflik.
Mobilitas sosial dapat dikatakan sebagai perjuangan dari individu atau kelompok sosial, supaya mampu mencapai posisi sosial yang lebih tinggi.
Tidak heran, bila orang berlomba-lomba mendapatkan posisi sosial yang lebih tinggi. Persaingan itulah yang menyebabkan terjadinya konflik sosial.
Cara memahami dan menganalisis mobilitas sosial cukup mudah bukan? Dengan mempelajari definisi, bentuk, dan contoh mobilitas sosial vertikal naik yang dialami individu dan kelompok.
Mengingat mobilitas sosial sangat berpengaruh terhadap penciptaan ekonomi, yuk mulai sekarang lebih peka terhadap keadaan sekitar terutama terkait hal mobilitas sosial.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: