Contoh Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama dan Sampingan dalam Cerpen

Contoh Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama dan Sampingan dalam Cerpen – Sudut pandang merupakan salah satu unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra.

Cerpen sebagai karya sastra pun memiliki unsur ini. Dalam cerpen modern, sudut pandang orang pertama pelaku utama adalah yang paling populer tapi ternyata ada juga yang pelaku sampingan.

Seperti apa perbedaannya? Simak contoh sudut pandang orang pertama pelaku utama dan sampingan di artikel ini!

Ini Contoh Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama dan Sampingan

https://www.freepik.com/author/8photo

Tema, plot, karakter dan penokohan, latar belakang, dan sudut pandang merupakan unsur intrinsik sebuah karya sastra termasuk cerpen.

Unsur-unsur inilah yang sudah pasti ada dalam cerpen. Sudut pandang yang menarik bisa membuat satu cerita lebih asyik dibanding saat cerita ditulis dari sudut pandang berbeda. 

Macam-macam Sudut Pandang

Sudut pandang yang berbeda memiliki efek yang berbeda terhadap sebuah cerpen.

Misalnya, sudut pandang orang pertama pelaku utama akan membuat kita sebagai pembaca seakan-akan menjadi tokoh aku yang ada dalam cerpen.

Berikut ini beberapa sudut pandang dalam karya sastra yang perlu diketahui:

  1. Orang pertama tunggal, dalam sudut pandang ini, penulis menempatkan dirinya sebagai narator dan juga pelaku dengan menggunakan kata ganti seperti saya, aku, atau gue. Penulis bisa menjadi pelaku utama maupun pelaku sampingan yang hanya menceritakan satu kejadian dari sudut pandangnya.
  2. Orang pertama jamak, tak jauh berbeda dengan sudut pandang orang pertama tunggal hanya saja dalam sudut pandang ini digunakan kata ganti seperti kita atau kami.
  3. Orang kedua, penulis menempatkan pembaca sebagai tokoh kamu sehingga membuat para pembaca merasa dekat dan sebagai pelaku utama. Bisa juga diganti dengan kata ganti lain seperti kau dan anda.
  4. Orang ketiga tunggal, penulis tidak berada di dalam cerita melainkan sebagai pendongeng yang menggunakan kata ganti dia saat menceritakan tokoh dalam cerita.
  5. Orang ketiga jamak, penulis bercerita menggunakan persepsi kelompok atau kacamata kolektif. Sudut pandang ini ditandai dengan penggunaan kata ganti mereka.
  6. Sudut pandang campuran, penulis bisa menjadi siapa saja dalam sudut pandang campuran. Ia bisa menjadi tokoh berbeda dengan menggunakan aku, kamu, dia, mereka, dan kami.

Itulah jenis-jenis sudut pandang yang ada dalam dunia literasi. Setiap sudut pandang bisa menempatkan pembaca maupun penulis sebagai tokoh utama maupun orang asing dalam sebuah cerita.

Perbedaan Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama dan Sampingan

Contoh sudut pandang orang pertama pelaku utama dan sampingan yang paling sederhana adalah “aku” sebagai tokoh utama yang mengalami sebuah kecelakaan dan “aku” orang pertama pelaku sampingan yang melihat kejadian kecelakaan tersebut.

Sudut pandang orang pertama pelaku utama akan mendeskripsikan semua hal mengenai kejadian itu dari apa yang dirasakannya seperti suasana hati, apa yang dilihat, dan runutan kejadian sebelum kejadian utama.

Selain itu, juga apa yang diingatnya. Semantara orang pertama pelaku sampingan memiliki pandangan terbatas mengenai kejadian karena hanya melihat pada saat kejadian saja.

Itulah perbedaan mendasar sudut pandang pertama pelaku utama dan sampingan.

Yang utama adalah sebagai pelaku utama sementara sampingan adalah sebagai saksi sebuah kejadian.

Untuk bisa lebih memahaminya, kamu bisa membaca contoh sudut pandang orang pertama pelaku utama dan sampingan dalam beberapa cerpen di bagian berikutnya! 

Contoh Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama dalam Cerpen

Cerpen 1

Berikut ini penggalan cerpen dengan tokoh aku sebagai pelaku utama:

Aku menganggap diriku beruntung. Saat semua departemen lain memiliki konsentrasi dan penelitian yang begitu berbahaya, departemen tempatku bekerja hanyalah bagian kesejahteraan dari semua yang bekerja di sini.

Semua pekerja dari seluruh departemen yang membutuhkan pertolongan kesehatan bisa langsung mengunjungi klinik yang tak pernah tutup ini.

Pekerjaan harianku hanyalah melayani pasien, membuat resep dari dokter, mengecek persediaan obat, membersihkan peralatan pengobatan, dan satu yang paling kusenangi yaitu mengantarkan multivitamin dan suplemen ke semua departemen.

Itulah waktu di mana aku bisa melihat sedikit apa yang orang-orang berwajah serius ini lakukan di ruangan serba putih tertutup itu.

Troli setinggi pinggang yang kudorong saat ini untuk menjalankan tugas tersebut dirancang agar sama sekali tidak menimbulkan bunyi.

Entah apa yang dilakukan para engineer perancangnya di departemen ask and build namun benar-benar tak sedikit pun suara gesekan dari empat rodanya terdengar.

Dengannya saat aku membawa masuk troli ke setiap departemen, tak ada yang menyadari kehadiranku.

Pekerjaan ini memakan waktu tidak lebih dari dua jam sampai semua departemen mendapatkan stok multivitamin dan suplemen. Bahkan kadang aku bisa menyelesaikannya lebih cepat.

Waktu yang tersisa terkadang aku manfaatkan untuk berlama-lama di dua departemen terakhir di lantai enam dan tujuh.

Lantai enam adalah lantai departemen trans & energy yang merupakan tempat meninggalnya dua ilmuwan India. Sementara lantai tujuh merupakan departemen neuroscience.

Departemen paling atas merupakan tempat ternyaman bagiku. Karena yang diteliti adalah semua kompleksitas otak manusia, semua instrumen di laboratorium terkesan sederhana.

Ada tempat untuk melihat koleksi foto, beberapa sofa nyaman untuk melihat video, dan ada juga ruangan serba putih dengan dinding yang terlihat sepertinya empuk dengan lantai yang juga terlihat nyamannya seperti bantalan sofa. 

Cerpen 2

Berikut ini contoh cerpen dengan sudut pandang orang pertama pelaku utama:

Aku menemukanmu kembali di kedai teh. Entah, hanya kedai ini satu-satunya yang menjual segala macam teh. Dan aku bisa menebak pesananmu adalah teh kental dengan gula batu.

Ah, aku bisa menduga semuanya. Caramu menuangkan teh ke canggih hingga cara menyesapnya. Kamu punya cara yang unik ketika menikmatinya.

Aku menemukanmu di kedai teh. Kamu penggila teh, bukan kopi seperti kebanyakan orang. Katamu, dengan teh kamu tak harus deg-degan. Katamu, dengan teh, ragamu masih sehat meskipun usiamu sudah kepala tujuh.

Perjalanan yang kutempuh barusan lumayan macet. Jalanan Jakarta belum berubah ternyata. Orang-orang masih saja egois mengendarai kendaraan pribadi.

Rela berlama-lama dan menua di jalan meskipun ke tempat yang dekat.

Bersedia menikmati kesendirian dalam sebuah kabin kecil yang dingin karena AC daripada terbebas di jalanan dengan udara yang asli.

Antusias menghabiskan bahan bakar untuk membuat bumi semakin panas.

Dan itu pula yang membuatmu memilih teh. Dengan teh, meskipun tinggal di sebuah kota yang penuh penat ini, pikiran bisa lebih rileks.

Katamu lagi, dengan teh, meskipun usia tidak lagi muda namun kulitmu lebih sehat. Semua fakta itu pun memang ada benarnya berdasarkan science. Kau begitu pintar merayuku kala itu. 

Aku begitu menikmati pembicaraan kita lima belas tahun lalu di kencan resmi pertama kita. Ya, kita memang bertemu sebelumnya namun tidak di tempat dengan suasana sedamai ini.

Ingat dimana kita pertama kali bertemu? Di sebuah club di Jakarta Pusat. Tempat terkutuk, tempat semua yang mencari kenikmatan sementara berkumpul dan melepas penat masalah.

Waktu itu aku sedang putus asa dengan hidup. Hampir satu tahun bertahan di Ibukota tanpa pekerjaan tetap membuatku luntang-lantung tidak jelas.

Club adalah tempat yang kuhindari namun beberapa teman kerap mengajakku. Santai saja, kata mereka, pasti dibayarin. Aku yang memang tidak memiliki kesibukan akhirnya ikut saja.

Cerpen 3

Berikut ini contoh cerpen dengan sudut pandang orang pertama pelaku utama:

Bila dunia melihat milenial sebagai generasi gagal, itu tidak salah. Hal-hal dasar seperti membuka kaleng sarden, mengemas barang, menyalakan bara api; mereka kesusahan.

Belum lagi social anxiety, baperan, insomnia dini; semuanya diborong. Yang paling dibenci generasi sebelumnya, tentu, manajemen waktu yang buruk. Aku bagian dari generasi ini.

Pagi ini matahari cerah, ruangan kosan terasa lebih hangat bangun. Sinar matahari tidak benar-benar masuk karena terhalang gedung Gandaria 8 Tower.

Alarm berbunyi sejak pukul enam namun sejam kemudian baru bangkit.

Masuk kantor jam delapan. Jarak ke kantor bisa ditempuh dalam waktu 12 menit saja. Diawali dengan berjalan kaki dari Jalan Pandan menyebrang ke jalan Gandaria II. 

Lalu, belok kiri ke Gandaria Tengah II dan tibalah di tujuan. Harusnya bisa masuk tepat jam delapan, kenyataanya tidak. Dasar millennial.

Setelah itu bukannya langsung bekerja malah sibuk buka sosial media.

Butuh asupan motivasi, itu yang terbersit. Rale L, hanya itu nama yang masih kental di memori. Menyesal tak kuminta nomor ponselnya.

Pulang kerja larut malam jum’at pekan lalu tidak pernah semenyenangkan itu. Jalanan di depan Menara BTN tidak begitu ramai.

Tanganku melambai kepada dua taksi yang melintas, keduanya lewat begitu saja. Lalu, taxi ketiga melamban dan berhenti ke sisi jalan tempat ku berdiri menunggu.

Satu langkah turun dari trotoar langsung mengantarkanku di depan pintu belakang.

Ku masuk dan mobil pun melaju di kawasan Harmoni. Punggung ini sudah terbebas dari tas ransel berisi laptop berat. Lega rasanya.

Itulah 3 contoh cerpen dengan sudut pandang orang pertama pelaku utama.

Untuk melengkapi artikel contoh sudut pandang orang pertama pelaku utama dan sampingan, contoh cerpen dengan PoV pertama pelaku sampingan bisa kamu baca di bagian berikutnya.

Contoh Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan dalam Cerpen

Untuk melengkapi artikel contoh sudut pandang orang pertama pelaku utama dan sampingan, berikut ini 2 contoh penggalan cerpen dengan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan:

Cerpen 1

Iri yang kurasakan terhadap Aisah sungguh tak tertahan lagi.

Kupotong aja pembicaraannya dengan Bu Titin karena ku rasa semua orang berhak mendapatkan perlakuan dan kasih sayang yang sama dari seorang guru.

Sungguh dunia tidak adil. Aisah selalu langsung ditunjuk oleh semua guru untuk mengungkapkan pendapatnya di kelas sementara aku harus selalu mengacungkan tangan terlebih dahulu.

Yang paling membuatku kesal adalah saat upacara hari Senin. Saat sang petugas pemimpin paduan suara tidak masuk, semua orang selalu langsung menunjuk Aisah sebagai pengganti.

Padahal setahuku, Aisah tidak selalu hadir saat latihan paduan suara.

Belum lagi dalam antrian wudhu saat mau sholat dzuhur, Aisah selalu didahulukan oleh para adik kelas yang melihatnya sedang berada di antrian.

Padahal Ia sudah bersikeras tidak mau didahulukan namun para adik kelas bersikeras. Meski tak enak, Ia pun akhirnya wudhu terlebih dahulu.

Sementara itu, aku berada di bagian belakang antrian deg-degan mau sholat tapi takut kelas sudah mau dimulai.

Cerpen 2

Aku hanya bisa terdiam melihatnya terbaring di bangkar rumah sakit kelas III ini. Sungguh aku tak memiliki hubungan apa-apa dengannya hanya sebatas teman satu kantor.

Hanya saja pagi ini aku melihatnya terkapar di jalan menjadi korban tabrak lari. Kebetulan aku sedang berjalan menuju kantor.

Aku segera memintakan izin ke kantor bahwa Ia tak bisa masuk hari ini karena kecelakaan. Sementara aku diminta oleh atasannya untuk menjaganya hingga keluarganya datang untuk menemani.

Kasian memang, ia hidup sendiri di kota ini. Sementara keluarganya hidup di kampung di kota sebelah.

Itulah cerpen terakhir dalam artikel contoh sudut pandang orang pertama pelaku utama dan sampingan ini. Bagaimana, sudah paham membedakan keduanya?

Kesimpulan

Demikianlah ulasan contoh sudut pandang orang pertama pelaku utama dan sampingan.

Saat sudut pandang pertama pelaku utama menjadikan aku sebagai narator dan juga pelaku cerita, sudut pandang pertama pelaku sampingan menempatkan aku sebagai tokoh yang tidak terlalu penting.

Namun, sudut pandang pertama pelaku sampingan menjelaskan semua kejadian.

Semoga dari melihat contoh dalam artikel ini, kamu makin paham akan perbedaan diantara keduanya, ya.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta