Contoh Teks Eksplanasi Tentang Sampah dan Pencemaran Lingkungan

Kepedulian terhadap lingkungan bisa disampaikan melalui teks eksplanasi. Apabila kamu bingung, kamu bisa baca contoh-contohnya di sini.

26 Agustus 2023 Fajar Laksana

Kesimpulan/interpretasi :

Sebenarnya ada salah satu solusi sederhana dari permasalah fundamental ini yaitu pola pikir.

Jika masyarakat rumah tangga mau memilah polutan yang mereka hasilkan setiap hari tentu hasilnya berbeda.

Jadi memilih antara degradable, renewable, dan jenis lainnya dapat menjadi salah satu solusi paling mudah.

Degradable bisa kita buang dengan cara menguburnya ketika tidak memiliki ancaman pada lingkungan.

Sedangkan degradable tentu dapat dijual untuk akhirnya dilakukan recycling pada produk tersebut.

Ini adalah salah satu solusi mendasar yang sebenarnya perlu kita terapkan sehingga lingkungan menjadi lebih bersih.

2. Contoh teks eksplanasi tentang sampah industri rumahan

Contoh teks eksplanasi tentang sampah industri rumahan
https://www.pexels.com/@tima-miroshnichenko/

Pernyataan umum :

Jumlah industri skala rumahan semakin meningkat dengan lebarnya peluang keuntungan dimilikinya.

Tentu saja hal tersebut membuat ekonomi masyarakat kecil ikut terangkat secara signifikan.

Namun permasalahan baru yaitu limbahnya yang terkadang tidak dikelola secara optimal.

Masih banyak industri skala rumahan menganggap sampah mereka sama seperti rumah tangga biasa.

Sebab akibat :

Banyak pengusaha skala rumahan menganggap bahwa polutan yang mereka hasilkan tidak seberapa. Padahal ketika kita bandingkan posisi rumah tangga biasa dan UMKM tentu jumlahnya jauh berbeda.

Meskipun mungkin limbah yang dihasilkan misalnya mudah terdegradasi seperti kayu, kertas, atau bahan makanan. Namun semua itu tentu saja perlu kita pertimbangkan secara optimal agar tidak mencemari lingkungan.

Mindset masyarakat yang masih menganggap keduanya adalah hal sama tentu saja tidak dapat dipertahankan. Artinya perlu ada revolusi pemikiran bahwa perlakuan pada sampah apapun bentuknya harus berbeda.

Karena jika kita kalkulasi tumpukan polutan dari UMKM yang tidak dikelola secara optimal tetap mencemari lingkungan. Ini tentu saja tidak instan dan memang butuh waktu relatif lama untuk merasakan dampak langsung.

Bayangkan saja misalnya sebuah UMKM industri makanan setiap hari menghasilkan limbah dua puluh kilogram saja. Tanpa dipilah dalam waktu lima hari sudah menghasilkan satu kwintal sampah.

Kurang dari dua bulan UMKM tersebut sudah mampu menghasilkan polutan terhadap lingkungan sebanyak satu ton. Tentu itu adalah jumlah fantastis yang tidak boleh dianggap sebelah mata.

Oleh karena itu perlu perlakuan pada setiap buangan tersebut agar bisa mengurangi baik volume dan dampaknya. Memang mengawali akan cukup sulit dan perlu mengeluarkan lebih banyak tenaga.

Namun jika kita bisa pisahkan antara degradable, renewable, dan toxic waste tentu hasilnya bisa berbeda. Mindset seperti itu ternyata masih jarang dimiliki oleh pelaku industri kecil di Indonesia.

Close