4 Contoh Teks Negosiasi beserta Struktur dan Kaidah Kebahasaan yang Benar
4 Contoh Teks Negosiasi beserta Struktur dan Kaidah Kebahasaan yang Benar – Ketika berbelanja ke pasar, terjadi negosiasi berupa tawar-menawar.
Lalu, bagaimana bila negosiasi itu berbentuk contoh teks negosiasi beserta struktur dan kaidah kebahasaan? Semuanya hanya dibuat menjadi bentuk tulisan saja, tetapi strukturnya dibedah satu per satu.
Dalam bernegosiasi, memang keterampilan yang utama adalah komunikasi langsung. Namun, jika berbicara soal teori, maka harus dipahami pula apa saja yang menyusun negosiasi itu beserta kaidah kebahasaannya.
Pengertian Teks Negosiasi
Daftar Isi
Daftar Isi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi adalah proses saling menawar dengan metode berunding, agar kedua belah pihak mendapatkan kesepakatan bersama.
Semua pihak yang melakukan negosiasi harus memberi dan menerima masukan masing-masing.
Dalam kehidupan sehari-hari, negosiasi bukan lagi hal asing. Negosiasi paling sering ditemui dalam kegiatan jual-beli di pasar tradisional.
Kedua pihak nantinya akan melakukan negosiasi, sampai kesepakatan akhir tercapai. Kesepakatan ini juga merupakan persetujuan dari kedua belah pihak.
Lanjut menuju teks negosiasi, pengertiannya adalah negosiasi yang berbentuk teks. Di dalamnya terdapat interaksi untuk mendapatkan kesepakatan atau perjanjian.
Kesepakatan ini juga harus memenuhi kepuasaan semua pihak yang terlibat dalam negosiasi.
Seperti teks-teks lain, teks negosiasi juga mengandung struktur dan tata bahasa tersendiri. Kedua poin ini juga menjadi ciri yang membedakannya dengan teks lain.
Seperti apa memangnya teks negosiasi ini apabila dibedah dari segi kebahasaan?
Tujuan dan Ciri-Ciri Teks Negosiasi
Baik dalam percakapan langsung atau contoh teks negosiasi dalam bentuk surat penawaran, ada tujuan yang ingin dicapai.
Selain itu, penulisan teks pun mengandung ciri-ciri tertentu yang menandai bahwa teks tersebut adalah teks negosiasi.
Berikut ini adalah tujuan dari teks negosiasi.
- Mendapatkan kesepakatan berdasarkan persepsi, persetujuan, dan pengertian yang sama.
- Menyelesaikan konflik atau masalah yang dihadapi bersama-sama.
- Mendapatkan kesepakatan dengan kondisi akhir yang saling menguntungkan (win-win solution).
Sementara itu, contoh teks negosiasi pendek juga terbentuk karena ciri-ciri tertentu. Ciri yang membedakannya dengan teks lain adalah sebagai berikut.
- Menjadi media untuk mendapatkan solusi dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
- Memperoleh kesepakatan dan persetujuan bersama.
- Mendapatkan penyelesaian dengan kondisi yang menguntungkan di kedua belah pihak.
- Memprioritaskan kepentingan bersama, baik dari pihak negosiator dan pihak lawan.
- Mengandung tujuan praktis, yaitu sebagai media untuk mendapatkan kesepakatan yang dapat diterima oleh seluruh pihak yang terlibat.
Struktur Teks Negosiasi
Seperti jenis teks lain, ada struktur yang menyusun teks ini. Pada contoh teks negosiasi dalam bentuk surat penawaran pun, struktur berikut ini akan ditemukan.
1. Orientasi
Struktur pertama teks yang berupa pengenalan masalah utama atau topik bersama pihak lawan.
2. Pengajuan
Struktur kedua akan berisi penjelasan dari pihak negosiator. Pernyataan akan berisi pengajakan atau permintaan untuk menanggapi apa yang menjadi tuntutan.
3. Penawaran
Struktur dalam contoh teks negosiasi beserta struktur dan kaidah kebahasaannya ini berisi tahap tawar-menawar dari pihak lawan yang memberikan penolakan.
4. Kesepakatan
Struktur keempat yang menjadi keputusan akhir dari kedua belah pihak. Setelah tawar-menawar dirasa tepat dan seimbang, maka kesepakatan dibentuk bersama-sama.
Kaidah Kebahasaan dalam Teks Negosiasi
Berbeda dengan ciri-ciri yang mendasari teks, ada kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks ini.
Pada kaidah kebahasaan teks negosiasi dan contohnya dalam bentuk surat penawaran, akan ditemukan unsur-unsur berikut.
- Bahasa persuasif, yaitu bahasa yang bersifat menarik perhatian atau membujuk.
- Kalimat deklaratif, yaitu kalimat yang berfungsi dalam menyampaikan informasi. Kalimat ini bersifat pernyataan netral.
- Bahasa sopan, yaitu bahasa yang digunakan agar negosiasi bisa berlangsung dengan sukses serta komunikasi berjalan dengan baik.
- Menggunakan konjungsi, yaitu kata hubung seperti meskipun, walaupun, dan sebagainya untuk meyakinkan pihak lain saat bernegosiasi.
- Kalimat efektif, yaitu kalimat yang singkat, padat, jelas, dan lengkap. Dengan kalimat ini, informasi dapat disampaikan dengan tepat. Dengan demikian, masing-masing pihak dapat memahami apa yang disampaikan dengan mudah.
- Pasangan tuturan, yaitu dialog atau percakapan langsung di antara dua orang, atau semua pihak yang melakukan negosiasi.
- Pronomina, yaitu kata ganti orang, seperti Anda, kami, saya, dan sebagainya.
- Kalimat langsung, yaitu kalimat yang diucapkan secara langsung oleh narasumber atau pihak yang berbicara.
- Kalimat persetujuan, yaitu kalimat yang menyatakan apakah hasil negosiasi disepakati atau tidak.
- Kalimat kontras atau perbandingan, yaitu kalimat yang menunjukkan perbandingan keadaan mengenai masalah yang dinegosiasikan.
Contoh Teks Negosiasi beserta Struktur dan Kaidah Kebahasaan
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi singkat beserta strukturnya di toko buku.
Contoh 1
Orientasi
Pembeli: “Permisi, selamat siang.”
Penjaga: “Ya, selamat siang juga. Ada yang bisa saya bantu?”
Pengajuan
Pembeli: “Saya mencari novel berjudul Siti Nurbaya. Apakah ada dijual di sini, Mas?”
Penjaga: “Sudah mencarinya di bagian novel?”
Pembeli: “Sudah, Mas. Tapi tidak ketemu.”
Penjaga: “Baiklah, coba saya cari dulu di gudang. Silakan tunggu di sini, ya.” (Tidak lama kemudian…) “Ini bukunya. Ternyata tinggal tersisa satu di gudang.”
Pembeli: “Berapa harganya, Mas?”
Penjaga: “Rp58.000, Mbak.”
Penawaran
Pembeli: “Wah, mahal sekali, Mas. Boleh saya tawar menjadi Rp45.000, Mas?”
Penjaga: “Buku ini sudah jarang dijumpai, jadi harga itu terlalu rendah, Mbak.”
Pembeli: “Uang saya tidak ada kalau harus dinaikkan di atas Rp49.000, Mas. Apakah seharga itu diperbolehkan, Mas? Buku ini saya perlukan untuk tugas sekolah.”
Penjaga: “Harga serendah itu juga tidak bisa, Mbak. Bagaimana dengan Rp55.000? Itu sudah murah sebenarnya, soalnya Mbak tidak akan mendapatkan buku ini di toko lain.”
Pembeli: “Tapi uang saya tersisa Rp50.000 saja. Bagaimana, Mas?”
Kesepakatan
Penjaga: “Baiklah, saya menjualnya Rp50.000.”
Pembeli: “Terima kasih, Mas. Saya beli, ya, bukunya.”
Penjaga: “Baik, Mbak. Uangnya juga sudah pas, ya. Terima kasih sudah membeli.”
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi beserta struktur dan kaidah kebahasaan tentang jual-beli di pasar.
Contoh 2
Orientasi
Penjual: “Selamat pagi, Bu Nina. Wah, sudah belanja banyak, ya, pagi ini?”
Bu Nina: “Iya, Bu. Nanti sore ada arisan di rumah. Jadi rencananya masak lebih banyak daripada hari biasa.”
Penjual: “Oh… Iya, Bu. Ini dagingnya masih segar-segar, lho, Bu. Sampainya baru subuh tadi, jadi belum masuk freezer. Bu Nina mau daging sapi atau kambing?”
Bu Nina: “Kayaknya sapi aja, deh, Bu. Gak berani makan daging kambing. Suami saya sering naik tensi, jadi bahaya kalau makan daging kambing.”
Penjual: “Naik tensi? Padahal saya tiap hari makan daging juga, tapi mau kambing atau sapi tidak masalah sama saya. Tensi saya juga aman, tapi saya memang rajin makan timun, semangka, melon, kangkung, apel, biar seimbang. Saya juga banyak minum air putih. Dan suami Ibu juga harus ikhlas!”
Bu Nina: “Hubungannya dengan ikhlas gimana, Bu?”
Penjual: “Ya, jalani saja hidup dengan ikhlas. Pasti rasanya adem ayem, tensi pun tidak naik lagi.”
Bu Nina: “Ibu benar juga.”
Penjual: “Nah, jadi Bu Nina mau pilih iga atau paha?”
Pengajuan
Bu Nina: “Paha sekilo sekarang berapa, ya, Bu?”
Penjual: “Masih sama, Bu, masih Rp110.000.”
Bu Nina: “Kalau iganya?”
Penjual: “Khusus Bu Nina, saya kasih diskon, sekilonya Rp105.000 saja.”
Penawaran
Bu Nina: “Kalau gitu, saya beli pahanya sekilo, sama iganya setengah kilo, ya, Bu. Harganya masih boleh kurang, gak, Bu? Soalnya saya, ‘kan, beli banyak.”
Kesepakatan
Penjual: “Ya sudah, semua pesanan Bu Nina jadinya Rp210.000 saja, ya.”
Bu Nina: “Makasih, Bu. Bonus tulang juga, ya, soalnya saya mau buat kaldu.”
Penjual: “Beres, Bu. Semuanya saya siapkan dulu, ya.”
Berikut ini adalah teks negosiasi beserta struktur dan kaidah kebahasaan tentang acara akhir tahun di sekolah.
Contoh 3
Orientasi
Salsa: “Bagaimana, ya? Kita belum memutuskan acara akhir tahun sekolah harus seperti apa.”
Cici: “Benar juga.”
Pengajuan
Salsa: “Menurutku, acara nanti lebih baik berbentuk kreasi seni dan bazar saja. Lalu ada hiburan dari band sekolah atau kegiatan seni lain.”
Penawaran
Cici: “Tapi teman-teman lain inginnya karya wisata ke luar kota. Kata mereka, kita bisa refreshing, lalu menambah wawasan tentang lokasi yang kita datangi nanti.”
Salsa: “Bukannya jadi lebih banyak biaya, ya, untuk karya wisata?”
Cici: “Menurutku, sama saja dengan dampak positif kalau kita mengadakan karya wisata.”
Guru: “Ada apa ini? Kelihatannya diskusi kalian sangat seru?”
Salsa: “Eh, iya, selamat siang, Pak! Jadi kami sedang membicarakan acara sekolah untuk akhir tahun nanti. Saya berpendapat lebih baik mengadakan kreasi seni, bazar, dan hiburan seni saja. Kegiatan itu lebih menghemat biaya sekaligus mengasyikkan.”
Cici: “Nah, saya sendiri dan beberapa teman lain mengusulkan kegiatan karya wisata ke luar kota. Keduanya terdengar bagus, tapi kami jadi bingung ingin mengadakan yang mana.”
Kesepakatan
Guru: “Sebenarnya kedua kegiatan itu bernilai positif dan sangat baik. Saran Bapak, lebih baik kalian melakukan voting saja. Suara terbanyak dari hasil angket akan menjadi keputusan terakhir. Nah, setelah itu, kalian bisa membicarakannya bersama Bapak dan pihak sekolah.
Cici dan Salsa: “Setuju, Pak!”
Berikut ini adalah contoh teks negosiasi beserta struktur dan kaidah kebahasaan tentang membeli laptop.
Contoh 4
Orientasi
Pembeli: “Permisi, Pak. Boleh saya lihat-lihat dulu?”
Penjual: “Selamat siang, Dek. Silakan. Mau beli apa?”
Pengajuan
Pembeli: “Saya mau beli laptop yang bisa dipakai untuk mengakses aplikasi belajar online. Tapi budget saya pas-pasan. Kira-kira ada yang sesuai, Pak?”
Penjual: “Oh, untuk belajar online, ya? Kami ada, nih, Dek, laptop second dari salah satu perusahaan start up. Tapi kondisinya masih bagus, kok.”
Pembeli: “Wah, boleh saya lihat dulu, Pak? Harganya berapa, ya, Pak?”
Penjual: “Silakan, Dek. Kami kasih Rp5.000.000 saja, Dek.”
Penawaran
Pembeli: “Barangnya bagus, sih, Pak. Tapi harganya boleh kurang jadi Rp3.500.000, gak, Pak?”
Penjual: “Duh, maaf, Dek. Kalau segitu terlalu murah. Ini barang soalnya spesifikasinya bagus untuk aplikasi belajar online, edit video, sekalian main game juga. Saya kasih harga pas Rp4.000.000 aja, gimana?”
Pembeli: “Hmmm, boleh turun dikit lagi, Pak? Rp3.800.000 bisa saya bayar tunai sekarang!”
Kesepakatan
Penjual: “Wah, gimana ya. Baiklah, deal di Rp3.800.000, ya, Dek. Saya siapkan dulu barangnya, sekalian pasang sistem operasinya. Tunggu sebentar, ya.”
Pembeli: “Baik, terima kasih, Pak. Ini uangnya, ya, Pak.”
Tanpa contoh teks negosiasi beserta struktur dan kaidah kebahasaan di atas, negosiasi bisa jadi berjalan tidak lancar.
Baik dalam menuliskan maupun mengaplikasikannya lewat obrolan, struktur dan kaidah tersebut seharusnya ada pada setiap tahap bernegosiasi.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: