3 Contoh Teks Negosiasi tentang Ekstrakurikuler di Sekolah yang Menarik

Contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler adalah ide yang baik untuk menyarankan kegiatan yang bisa mengembangkan potensi para siswa.

12 Januari 2023 Ikki Riskiana

Contoh 3

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler yang akan mengadakan pagelaran seni.

Lina: “Permisi, Bu. Maaf mengganggu. Kami di sini ingin berdiskusi soal program tahunan yang disusun oleh ekstrakurikuler seni. Salah satu programnya adalah pagelaran seni.

Guru: “Pagelaran seni memang terkesan bagus. Tapi sepertinya agak susah mengadakannya, karena kita terkendala di bagian tenaga dan dana.”

Fira: “Begini, Bu. Program ini sudah dibicarakan dengan baik-baik. Karena pagelaran bisa memberikan dampak yang baik untuk teman-teman dan seluruh siswa di sekolah ini.”

Guru: “Tapi sebelumnya sekolah kita belum pernah mengadakan pagelaran seni. Ibu rasa akan susah meyakinkan Kepala Sekolah sampai beliau setuju.”

Marta: “Tapi saya yakin banyak teman-teman yang merespon pengadaan pagelaran seni ini dengan baik.

Fira: “Malah kami sering mendengar bahwa banyak yang menginginkan pagelaran ini karena sebelumnya tidak pernah diadakan.”

Tiara: “Seperti yang sudah dikatakan Fira tadi, Bu, pengaruh baiknya adalah pengembangkan potensi dan bakat teman-teman di bidang seni.”

Guru: “Kalian sudah yakin kalau kegiatan ini akan memberikan dampak positif? Ibu sedikit khawatir karena pagelaran seni bisa jadi membuat teman-teman tidak fokus belajar karena harus mempersiapkan pagelaran dengan baik.”

Lina: “Menurut saya, pagelaran seni ini bisa menjadi tolok ukur dalam menilai kemampuan siswa yang memiliki bakat di bidang seni.”

Tiara: “Mereka juga bisa menyaksikan hiburan supaya tidak penat karena terus belajar, Bu.”

Fira: “Ya, benar. Lebih baik lagi kalau pagelaran ini diadakan sesudah ulangan akhir semester.”

Guru: “Pagelaran seperti ini memerlukan persiapan dan orang-orang yang banyak agar bisa berjalan dengan lancar. Ibu masih merasa ragu untuk menyetujui kalian. Memangnya, seperti apa gambaran pagelaran seni yang sudah kalian rencanakan?”

Lina: “Kami berencana untuk menampilkan hiburan dari semua bidang seni dari murid yang mengikuti ekstrakurikuler seni. Penampilan itu adalah seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni teater. Seni rupa nantinya bisa dalam bentuk pameran, Bu.”

Guru: “Dari rencana itu, Ibu semakin merasa sulit. Apalagi soal dana, pasti membutuhkan biaya yang sangat besar.”

Tiara: “Kedengarannya memang tidak sedikit, Bu. Tapi kita bisa mengusahakan properti yang banyak itu dengan bahan-bahan yang sudah ada saja.”

Guru: “Lalu, bagaimana dengan pameran di seni rupa? Kalian harus mendapatkan biaya untuk memenuhi perlengkapan dan peralatannya, ‘kan?”

Fira: “Kami sudah punya solusinya, Bu. Seni rupa seperti seni lukis dapat memakai pewarna alami. Media lukisnya juga dari bahan yang gampang ditemukan. Karya seni jadi tampak lebih unik dengan cara itu, Bu.”

Marta: “Kami pun sudah diberi tahu cara membuatnya, Bu. Jadi, ilmu itu bisa kami implementasikan langsung. Kalau soal seni musik, alat musik dari sekolah dan punya teman-teman memang sudah ada, Bu.”

Guru: “Tapi, semua karya seni itu harus dibuat dengan waktu yang lama, bukan? Belum lagi persiapan dan latihannya. Sedangkan kalian juga harus fokus dengan pembelajaran reguler.”

Fira: “Kalau pagelaran seninya diadakan sesudah UAS, kami punya banyak waktu untuk persiapan, Bu. Kami juga yakin kalau teman-teman bisa fokus belajar. Pagelaran ini memang sekadar untuk unjuk gigi bakat-bakat yang mereka miliki. Jadi, bagi mereka yang sudah punya potensi, persiapan yang matang bisa dilakukan dengan latihan-latihan yang tidak butuh waktu lama. Untuk teman-teman yang tidak menonjol di bidang seni, bisa menyemangati temannya yang akan tampil, sekaligus menjadi audiensnya, Bu. Untuk apa ada pagelaran kalau tidak ada yang menonton? Hahaha. Mereka juga bisa membuat yel-yel dari kelas agar pagelaran bisa meriah. Tapi, ada kemungkinan juga mereka bisa ikut mengisi acara, asal bisa latihan dengan intens.”

Guru: “Baiklah. Tapi bagaimana dengan urusan dana lain untuk keperluan konsumsi, misalnya?”

Tiara: “Menurut saya, teman-teman bisa menyerahkan iuran Rp10.000 untuk dana snack. Toh, snack itu nantinya berakhir jadi makanan mereka juga. Biaya yang tidak terlalu besar tidak akan membebankan mereka.”

Guru: “Baiklah. Karena pertimbangan kalian cukup mendalam, Ibu menyetujui pagelaran seni ini. Tapi, saya tidak bisa menjamin karena harus menyerahkan pengajuan kepada Pak Kepala Sekolah.”

Marta: “Tidak masalah, Bu. Kami berterima kasih karena Ibu menyetujuinya. Semoga Pak Kepala Sekolah juga menyetujui pengadaan pagelaran seni ini.

Lina: “Kalau begitu, kami permisi dulu, ya, Bu. Saya dan teman-teman pamit.”

Guru: “Ya, sama-sama.”

Bernegosiasi mengenai kegiatan di sekolah dapat mengambil referensi dari contoh teks negosiasi tentang ekstrakurikuler di atas.

Murid tidak hanya belajar formal, sebab mereka bisa mengembangkan potensi lain melalui aktivitas dari kegiatan ekstrakurikuler.

Close