11 Contoh Tembang Macapat Bahasa Jawa Beserta Artinya Lengkap
Dalam masyarakat Jawa, keberadaan tembang macapat bukan hanya diposisikan sebagai hiburan. Melainkan juga diposisikan sebagai pedoman hidup.
3. Tembang Alit atau Macapat
Hingga kini masih ada beberapa pendapat mengenai makna dari tembang macapat.
Pertama, Mawardi dan Marwanto (1989:13) mencoba menguraikan dari sisi etimologi rakyat, bahwa macapat itu berasal dari kata maca papat-papat.
Kedua Suwardi macapat itu berkaitan dengan cara melagukan dengan gregel. Gregel, adalah pemanjangan suara dengan penuh estetis, naik turunya.
Ketiga macapat juga berasal dari bahasa Sansekerta, yang berasal dari kata waca. Kata wac, berarti klesik-klesik. Waca dalam bahasa Jawa Kuna menjadi kata maca, pat dari kata patha berarti bacaan.
Keempat macapat juga sering dikaitkan dengan kata macapet (maca cepet). Maksudnya macapat itu tembang yang cara melagukannya lebih cepat.
Kelima macapat juga dapat berasal dari kata maca sipat. Maksudnya kata macapat berasal dari jarwodhosok maca+sipat, yaitu membaca sifat-sifat manusia.
Macapat memuat mengenai sifat-sifat manusia itu terdiri dari empat unsur, yaitu amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah.
Aturan Menulis Tembang Macapat

Advertisement
Sebuah tembang baru bisa dikategorikan sebagai tembang macapat apabila telah memenuhi syarat kepenulisan tembang macapat itu sendiri.
Penulisan tembang macapat harus memperhatikan guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan.
Aturan Penulisan Tembang Macapat

Supaya lebih jelas, perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud guru lagu ditandai oleh abjad vokal di belakang angka.
Selanjutnya, guru gatra adalah jumlah baris dalam setiap macapat. Terakhir, guru wilangan adalah jumlah suku kata yang diperlukan untuk setiap baris.
Watak, Macam, Fungsi dan Jumlah Tembang Macapat
Hingga sekarang masih ada silang pendapat mengenai berapa jumlah tembang macapat.
Ada beberapa orang menyebutnya hanya berjumlah. Ada yang menyebutkan jumlahnya 11 macam dan bahkan ada menyatakan tembang macapat berjumlah 15 macam.
Tedjohadisumarto dalam bukunya yang berjudul Mbombong Manuh menyebutkan tembang macapat berjumlah 11 macam.
Sedangan prawirodisastra dalam bukunya Tembang Saha Lelagon Warna-warni menyebutkan tembang macapat berjumlah 11 macam.
Sedangkan Benard Arps menyebutkan bahwa tembang macapat berjumlah 9 macam.
Meski terdapat beberapa pendapat mengenai berapa jumlah tembang macapat yang sesungguhnya.
Kebanyakan masyarakat lebih familiar dengan tembang macapat yang berjumlah 11 macam.
Menurut Suwardi 11 macam tembang yang termasuk tembang macapat memiliki perbedaan dalam perwatakannya.
Menurutnya watak merupakan karakteristik dari tembang macapat itu sendiri.