Apa Itu Diksi, Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contohnya

Apa Itu Diksi, Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contohnya– Hingga kini, masih banyak orang awam yang belum memahami diksi dengan sempurna.

Diksi sendiri adalah suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan.

Kira-kira apa fungsi dan jenis dari diksi ini? Yuk, cek info lebih lengkap terkait pengertian, fungsi, jenis hingga contoh diksi di bawah ini!

Pengertian, Fungsi, Jenis Hingga Contoh Diksi

canva.com

Bahasa digunakan sebagai media komunikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan gagasan atau ide secara lisan maupun tulisan.

Penulis yang baik harus menggunakan diksi yang benar pada penempatan yang tepat sehingga mudah dipahami.

Penggunaan kosakata yang berlebihan dapat membuat orang lain sulit mengerti pesan yang disampaikan.

Apa Itu Diksi?

Sederhananya, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.

Ketepatan dalam pemilihan dan penempatan kata dalam kalimat sangat menentukan keberhasilan sebuah tulisan.

Penulis yang mampu menuangkan gagasannya dengan nuansa kata yang berbeda dari penulis lain adalah penulis yang berhasil.

Seorang penulis yang mumpuni akan dapat memadukan kata umum dan kata khusus, abstrak dan konkret, panjang pendek kata, kata populer dan ilmiah, makna konotatif dan denotatif dalam tulisan mereka.

Kemampuan ini menjadikan kata yang sedikit, tetapi menakjubkan maknanya.

Untuk menambah pemahaman kamu terkait diksi, berikut
Mamikos tambahkan pengertian diksi menurut para ahli:

  1. Menurut Susilo Mansurudin, diksi merupakan sebuah pemilihan kata yang sesuai serta tepat yang dapat memberi suatu nilai pada kata untuk para pembaca. Pilihan kata yang tepat ini berguna untuk mencegah kesalahan dalam menafsirkan kata-kata yang berbeda.
  2. Menurut Keraf, diksi merupakan pemakain kata yang digunakan untuk dapat menginformasikan sebuah gagasan dalam bentuk kelompok kata yang sesuai serta tepat dalam situasi.
  3. Menurut KBBI, diksi merupakan penggunaan kata yang tepat dalam penggunaan di dalam sebuah gagasan pokok pembicaraan pada pilihan kata.
  4. Menurut Enre, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam mewakili perasaan yang nyata dalam pola sebuah kalimat.

Apa Fungsi Penggunaan Diksi?

Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar pemilihan kata dan cara penyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud yang disampaikan.

Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat.

Misalnya diksi dalam suatu cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut, menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.

Adapun, berikut ini adalah beberapa fungsi diksi:

  1. Memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami dan mengerti apa yang ingin disampaikan penulis atau pembicara
  2. Kata yang disampaikan menjadi lebih jelas sehingga terasa tepat dan sesuai dalam konteks penggunaannya
  3. Mengantisipasi terjadinya interpretasi atau tafsiran yang berbeda antara penyampai kalimat dengan penerimanya
  4. Diksi yang bagus dan sesuai dapat digunakan untuk memperindah kalimat sehingga cerita yang dibuat bisa lebih runtut dengan mendeskripsikan karakter tokoh, latar dan waktu, serta alur cerita
  5. Untuk menggambarkan ekspresi terhadap ide dan gagasan yang akan disampaikan
  6. Membuat komunikasi yang terjalin menjadi lebih efektif dan efisien

Apa Manfaat Diksi?

Manfaat diksi tidak hanya dirasakan penerima pesan yaitu pembaca dan pendengar saja, melainkan juga penyampai pesan atau gagasan tersebut.

Adapun berikut beberapa manfaat diksi yang juga wajib untuk kamu ketahui.

Bagi penulis dan pembicara

Diksi atau pilihan kata yang tepat sangat bermanfaat bagi penulis untuk membedakan antara kata-kata yang telah ditulisnya dengan kata-kata kutipan dari orang lain.

Diksi yang tepat juga dapat memudahkan proses menulis agar lebih mengalir dan tidak terkesan dibuat-buat dengan kalimat yang tidak sesuai konteks.

Bagi pembaca atau pendengar

Bagi pembaca atau pendengar, hal yang terpenting ketika membaca atau mendengarkan suatu cerita adalah bagaimana cerita tersebut mudah dipahami.

Bahasan yang ringan dan diksi yang tepat biasanya lebih disukai dibandingkan bahasa yang berbelit-belit dan alur cerita yang berputar-putar.

Dengan pemilihan diksi yang tepat, diharapkan para pembaca maupun pendengar dapat membedakan kata-kata sinonim, antonim, maupun kata lain yang ejaannya mirip.

Sehingga pembaca dan pendengar pun dapat memahami dengan lebih baik jika penggunaan diksi sudah sesuai dengan konteksnya.

Apa Saja Syarat-syarat Diksi?

Agar cerita yang dihasilkan lebih menarik, maka
diksi atau pilihan kata yang baik juga harus memenuhi beberapa syarat berikut
ini:

  1. Ketepatan
    pemilihan kata ketika menyampaikan suatu gagasan.
  2. Pengarang juga
    harus mempunyai kemampuan untuk membedakan dengan tepat makna berdasarkan
    gagasan yang hendak disampaikan. Serta memiliki kemampuan untuk menemukan
    bentuk yang pas dengan situasi serta nilai rasa para pembacanya.
  3. Dapat menguasai
    berbagai kosakata serta mampu memanfaatkan kata menjadi suatu kalimat yang
    jelas, mudah dimengerti dan lebih efektif.

Apa Ciri-ciri Diksi?

Diksi juga memiliki ciri-ciri, antara lain:

  1. Tepat pada pemilihan kata guna mengungkap gagasan ataupun hal yang diamanatkan.
  2. Bisa digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai terhadap gagasan dan situasi maupun nilai rasa pembacanya.
  3. Memakai perbendaharaan kata yang dipunya oleh masyarakat bahasanya serta bisa menggerakan atau memberdayakan kekayaan itu menjadi sebuah kata yang jelas.

Jenis-jenis Diksi dan Contohnya

Berdasarkan leksikal, diksi dibedakan berdasarkan makna leksikalnya atau makna kamus karena berasal dari kamus bahasa Indonesia.

Makna leksikal merupakan makna jenis-jenis kata yang bersifat konkret dan denotatif serta belum mengalami perubahan bentuk.

Diksi berdasarkan leksikalnya dibedakan menjadi beberapa jenis lagi, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Sinonim

Sinonim disebut juga padanan kata atau persamaan kata karena memiliki makna yang sama. Contoh kata sinonim, di antaranya:

  1. Pandai: pintar
  2. Baju: pakaian
  3. Matahari: mentari
  4. Buruk: jelek
  5. Rajin: giat

Contoh kalimat yang menggunakan sinonim:

  1. Dini menjadi
    anak yang paling pandai di kelas karena rajin belajar
  2. Dini menjadi
    anak yang paling pintar di kelas karena giat belajar

Kedua kalimat tersebut menggunakan kata atau diksi
yang berbeda pada pilihan kata “pandai” dan “rajin”. Namun, keduanya tetap
memiliki makna dan pemahaman yang sama meskipun diganti dengan kata “pintar”
dan “giat”.

2. Antonim

Antonim disebut juga sebagai lawan kata atau perbedaan kata karena memiliki makna yang berlawanan. Contoh kata antonim, di antaranya:

  1. Rajin ><
    Malas
  2. Pintar ><
    Bodoh
  3. Besar ><
    Kecil
  4. Panjang ><
    Pendek
  5. Tua ><
    Muda

Contoh kalimat yang menggunakan antonim:

  1. Dini malas belajar sehingga dia menjadi anak yang bodoh.
  2. Dini rajin belajar sehingga dia menjadi anak yang pintar.

Ketika dua kalimat tersebut menggunakan kata yang
berlawanan, maka makna yang disampaikan pun menjadi berbeda dan berlawanan.

3. Homonim

Homonim merupakan jenis kata yang memiliki makna
yang berbeda namun lafal atau pengucapan dan ejaannya sama. Contoh kalimat
penerapannya adalah sebagai berikut:

  1. Kalimat 1: Genting
    rumah bocor sehingga air masuk ke dalam rumah ketika hujan turun.
  2. Kalimat 2:
    Keadaan di sekolah sedang sangat genting karena murid sekolah lain tawuran
    menyerbu sekolah.

Kata “genting” pada kalimat pertama mengandung makna
yang menunjukkan kata benda berupa atap atau genting. Sedangkan kata “genting”
pada kalimat kedua mengandung makna gawat atau mendesak.

4. Homofon

Berbeda dengan homonim, homofon memiliki lafal yang
sama, namun makna dan ejaannya berbeda. Contoh kalimat penerapannya adalah
sebagai berikut:

  1. Kalimat 1: Aku
    rindu masa remaja saat masih sekolah dulu.
  2. Kalimat 2: Massa
    demo yang merapat ke gedung DPR semakin banyak.

Kedua kalimat tersebut menggunakan kata “massa dan masa” yang memiliki pelafalan yang sama namun ejaan dan artinya berbeda.

Kata “masa” pada kalimat pertama memiliki makna saat atau waktu. Sedangkan, kata “massa” pada kalimat yang kedua memiliki makna kumpulan orang dalam jumlah yang banyak.

5. Homograf

Homograf merupakan jenis kata atau diksi yang
memiliki ejaan yang sama namun makna dan lafalnya berbeda. Contoh kalimat penerapannya
adalah sebagai berikut:

  1. Kalimat 1: Pagi hari tadi aku sarapan buah apel.
  2. Kalimat 2: Setiap pagi sebelum masuk kelas anak-anak harus apel terlebih dahulu.

Kata “apel” pada kalimat pertama diucapkan dengan lafal yang sama seperti kata me pada kata memukul dan memiliki arti nama buah apel.

Sedangkan, kata “apel” pada kalimat kedua dilafalkan seperti melafalkan ejaan huruf L (el) dan memiliki arti kumpul.

6. Polisemi

Polisemi merupakan jenis kata yang ejaan dan
lafalnya yang sama namun memiliki banyak arti dan pengertian jika digunakan
dalam konteks kalimat yang berbeda. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai
berikut:

  1. Kalimat 1: Risna
    menanam bunga melati yang sangat harum baunya.
  2. Kalimat 2: Risna
    memiliki paras yang sangat cantik sehingga menjadi bunga desa di kampungnya.
  3. Kalimat 3: Bank
    konvensional memberikan bunga sebesar 10% setiap bulannya.

Kata “bunga” tersebut memiliki ejaan dan lafal yang sama namun memiliki arti yang banyak dan berbeda-beda. Kalimat pertama mengandung arti nama bunga atau tanaman.

Kalimat kedua mengandung makna kiasan sebagai gadis yang paling cantik. Kaimat ketiga mengandung makna keuntungan.

7. Hipernim dan
Hiponim

Hipernim merupakan kata umum yang menjadi penyebutan kata lainnya karena dapat mewakili kata lainnya.

Sedangkan, hiponim adalah kata yang terwakili maknanya oleh kata hipernim. Contoh penerapan kalimatnya adalah sebagai berikut:

  1. Pak Tono
    memelihara banyak sekali burung di rumahnya seperti merpati, beo, perkutut, dan
    lain sebagainya.

Hipernim dalam kalimat tersebut adalah “burung” yang mewakili hiponimnya yaitu “merpati, beo, dan perkutut”.

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Diksi

Diksi menjadi salah satu faktor penentu apakah gagasan atau pesan yang ingin disampaikan bisa sampai dan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.

Seringkali karena memiliki keterbatasan kosakata seorang penulis dan pembicara kesulitan untuk menyampaikan maksudnya.

Tidak hanya memilih diksi yang tepat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan sebuah kalimat dan paragraf.

Unsur-unsur diksi yang terdiri dari 8 elemen tersebut harus disusun sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan diksi, di antaranya:

1. Tidak
menggunakan pengulangan kata

Pengulangan kata akan membuat kalimat yang dibuat
menjadi boros, tidak efektif, dan terkesan berbelit-belit. Hindari penggunaan
kata yang diulang seperti berikut ini:

  1. Rina diminta untuk maju ke depan. (kata maju otomatis digunakan untuk menuju ke arah depan, sehingga tidak perlu diulang dengan menambahkan kata ke depan)
  2. Jangan mundur ke belakang karena ada parit, nanti kamu jatuh! (kata mundur otomatis digunakan untuk menunjuk arah ke belakang)
  3. Dea sudah membuat rencana yang akan datang untuk liburan selanjutnya. (kata rencana mengandung arti segala sesuatu yang belum terjadi dan yang akan terjadi di masa mendatang sehingga tidak perlu ditambahkan akan datang)

2. Kalimat yang
disampaikan harus menggunakan diksi yang ringkas agar tidak boros kata

Tidak perlu menggunakan kata-kata yang diulang-ulang dan mengandung arti yang sama dalam sebuah kalimat agar tidak boros kata. Usahakan kalimat yang dibuat ringkas dan jelas agar lebih mudah dipahami.

Berikut ini contoh kalimat yang kurang tepat dan contoh pembetulannya:

  1. Direktur
    keuangan menyatakan bahwa akibat dari langkah yang diambil pada bulan lalu
    mengakibatkan budget keuangan untuk produksi dan operasional menjadi
    membengkak. (diksi yang kurang tepat)
  2. Direktur
    keuangan mengatakan, budget keuangan untuk produksi dan operasional membengkak.
    (diksi yang tepat)

3. Sederhanakan
struktur kalimat

Semakin sederhana kalimat yang dibuat, maka kalimat tersebut akan lebih mudah dipahami. Sebisa mungkin tidak perlu menggunakan anak kalimat dan gunakan bahasa radio atau bahasa tutur sehari-hari.

Pecahlah ke dalam beberapa kalimat jika menemukan kalimat yang memiliki anak kalimat.

Berikut ini contoh penerapannya:

  1. Tugas mendidik
    haruslah menjadi tugas bersama antara guru dan orang tua di rumah sehingga
    anak-anak mendapatkan panutan yang sesuai baik di sekolah maupun di rumah.
    (diksi yang kurang tepat)
  2. Guru dan orang
    tua harus bersama-sama dalam mendidik anak-anak. Sehingga anak-anak akan
    mendapatkan panutan yang baik ketika di sekolah dan di rumah. (diksi yang
    tepat)

4. Hindari
pemborosan kata

Seringkali
dalam sebuah kalimat terdapat kata-kata yang sebenarnya tidak perlu ditulis
karena tidak memiliki fungsi sebagai pelengkap maupun pendukung kata lainnya.
Berikut ini contohnya:

  1. Hasil daripada pertemuan antara guru dan orang tua Rino kemarin adalah Rino harus diskors atau dilarang masuk sekolah selama beberapa hari. (kalimat non baku)
  2. Hasil daripada dari pertemuan antara guru dan orang tua Rino kemarin adalah Rino harus diskors. (kalimat baku)

Penutup

Itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan terkait pengertian, fungsi, jenis hingga contoh Diksi. Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan kamu ya seputar diksi.

Jika kamu ingin menjadi penulis atau pembicara yang handal, sangat penting untuk mempelajari dari unsur paling kecil yaitu kata atau diksi.

Apabila kamu tertarik untuk mencari informasi lainnya, silakan kunjungi situs Mamikos secara berkala!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta