21 Jenis Majas dalam Hikayat yang Sering Digunakan beserta Penjelasannya Lengkap

21 Jenis Majas dalam Hikayat yang Sering Digunakan beserta Penjelasannya Lengkap – Pernah membaca hikayat?

Pada suatu hikayat, terdapat penggunaan kalimat dan pemilihan kata yang berbeda dari karya sastra lainnya, termasuk dengan adanya majas.

Yuk, simak ulasan lengkap mengenai jenis majas dalam hikayat yang sering digunakan berikut ini!

Jenis-jenis Majas dalam Hikayat dan Penjelasannya

Getty Images Pro/Thomas-Soellner

Suatu hikayat bisa menjadi menarik apabila menggunakan bahasa serta majas yang tepat. Tapi, apakah kamu sudah tahu majas apa saja yang biasa digunakan dalam menulis hikayat?

Majas dalam hikayat akan membuat cerita semakin menarik, tidak membosankan, bahkan membuat pembaca bisa membayangkan seakan-akan berada di dalam cerita dan mengalami kejadian yang diceritakan.

Pada artikel berikut, Mamikos akan memberikan informasi terkait jenis majas yang sering dipakai dalam hikayat beserta penjelasannya secara lengkap.

Apa Itu Majas dalam Hikayat?

Pada suatu karya sastra seperti hikayat, majas merupakan gaya bahasa untuk mendapatkan efek tertentu, sehingga hikayat bisa menjadi lebih hidup.

Majas juga menjadi keseluruhan ciri bahasa seorang penulis sehingga cara penyampaian ceritan, pikiran, perasaan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan semakin khas.

Penggunaan majas pada hikayat disesuaikan dengan cerita yang akan disampaikan.

Secara umum, terdapat majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran yang sering digunakan dalam hikayat.

Masing-masing majas tersebut masih dijabarkan lebih lanjut ke dalam beberapa contoh.

Majas Perbandingan

Pada hikayat, majas perbandingan adalah kata-kata kiasan yang memunculkan perbandingan sehingga pembaca mendapatkan kesan atau pengaruh tertentu.

Ciri-ciri majas perbandingan adalah adanya hal-hal yang dibandingkan secara langsung ataupun secara tidak langsung.

Majas perbandingan terdiri dari beberapa jenis, seperti:

1. Majas Asosiasi

Majas asosiasi yaitu majas perumpamaan adalah majas yang tujuannya membandingkan kedua hal yang karakteristiknya berbeda, namun dianggap sama.

Ciri majas asosiasi adalah mengandung unsur kata “bak”, “laksana”, “bagai”, “bagaikan”, “seperti”, “seumpama”.

Contoh: Tabiat raja dan ratu sangat keras seperti batu.

2. Majas Metafora

Majas metafora adalah majas yang digunakan untuk membandingkan dua hal secara langsung dalam bentuk perbandingan analogis.

Untuk membedakan jenis majas metafora dengan majas perbandingan yang lainnya adalah pada majas metafora tidak ada kata hubung (konjungsi) dalam kalimatnya.

Contoh: Sudah bukan hal yang aneh jika sang putri adalah anak emas sang raja.

3. Majas Personifikasi

Majas personifikasi yaitu majas yang menggambarkan benda mati atau benda tidak bernyawa yang seakan-akan mempunyai sifat seperti manusia.

Ciri majas personifikasi adalah adanya penggambaran benda mati yang disifati seperti manusia.

Contoh: Matahari pagi bersinar cerah menyambut kelahiran sang putri.

4. Majas Alegori

Majas alegori merupakan majas yang mengungkapkan suatu hal dengan cara menggambarkannya.

Pada hikayat, majas alegori biasanya menggunakan kalimat yang cukup panjang, terdiri dari beberapa kiasan yang membentuk satu kesatuan tersurat dengan jelas.

Contoh: Agama sebagai kompas sangat penting untuk bekal dalam mengarungi kehidupan yang keras, penuh badai, serta gelombang.

5. Majas Simbolik

Majas simbolik merupakan majas yang menjelaskan suatu maksud dengan menggunakan benda, hewan, ataupun tumbuhan. Maksud penyampaian penulis dilakukan secara tersirat.

Contoh: Sungguh sang putri seperti bunglon.

6. Majas Sinekdok Totem Pro Parte dan Majas Sinekdok Pars Pro Toto

Majas sinekdok totem pro parte adalah majas yang menyebutkan sebagian hal untuk menggambarkan seluruh bagian.

Namun, ada pula yang menggunakan majas ini untuk menyebutkan seluruh bagian untuk menunjukkan sebagian kecil saja dengan majas pars pro toto.

Contoh: Seluruh anggota kerajaan menolak pengangkatan putra mahkota (sinekdok totem proparte)

Pangeran tidak menunjukkan batang hidungnya karena malu (sinekdok pars pro toto)

7. Majas Simile

Majas simile yaitu majas yang bertujuan membandingkan dua hal secara tersurat dengan menggunakan kata depan ataupun kata hubung.

Ciri majas simile adalah adanya kata “bagai”, “umpama”, “layaknya”, “ibarat”, dan “bak”.

Contoh: Paras sang ratu tetap cantik dengan wajah yang cerah bak bulan purnama yang bersinar.

8. Majas Alusio

Majas alusio merupakan majas yang membandingkan dua hal dengan memakai peribahasa atau kata kiasan yang sudah sering dipakai, sehingga ungkapan tersebut seringkali tidak diselesaikan.

Contoh: Tidak disangka, raja yang congkak itu memang tua-tua keladi.

9. Majas Antropomorfisme

Penulisan hikayat juga bisa menggunakan majas antropomorfisme, yaitu majas yang menggunakan kata berkaitan dengan manusia, tetapi digunakan pada benda yang lain.

Contoh: Hulubalang raja bersembunyi di dalam terowongan melalui mulut gua yang sempit.

10. Majas Sinestesia

Majas sinestesia yaitu majas yang maknanya mengalami perubahan karena adanya pertukaran dua indera yang berbeda.

Contoh: Suara sang putri amatlah merdu.

11. Majas Antonomasia

Majas antonomasia merupakan majas yang menyebutkan suatu hal secara tidak langsung namun dengan menggunakan kata sifat pada objek tersebut.

Contoh: si cantik, si lemah gemulai, si congkak

12. Majas Hiperbola

Majas hiperbola yaitu majas yang digunakan untuk melebih-lebihkan suatu hal dari kenyataan yang sesungguhnya. Jadi, pembaca akan mendapati adanya unsur berlebihan pada kalimat dengan majas hiperbola.

Contoh: Suara pangeran itu memecahkan gendang telinga saat ia berteriak lantang pada seluruh anggota kerajaan.

Majas Pertentangan

Majas pertentangan merupakan majas yang mengandung pertentangan, sehingga efek yang ditimbulkan lebih dahsyat. Jenis-jenis majas pertentangan antara lain:

1. Majas Oksimoron

Majas oksimoron adalah majas yang mengandung paradoks dalam satu frasa.

Contoh: Pertemuan antara raja dan putrinya penuh dengan isak tangis kebahagiaan.

2. Majas Paradoks

Majas paradoks merupakan majas yang mengungkapkan dua hal berlawanan walaupun pada kenyataannya keduanya benar-benar terjadi.

Tidak seperti majas oksimoron yang terdapat dalam satu frasa, majas paradoks terdapat di frasa berbeda.

Contoh: Sang putri yang malang merasa sepi di tengah-tengah pesta yang meriah.

3. Majas Antitesis

Majas antitesis merupakan majas yang menggunakan kata-kata bertolak belakang dengan yang lainnya.

Contoh: Siang malam sang pangeran berusaha meluluhkan hati pujaannya.

Majas Sindiran

Majas sindiran merupakan majas yang digunakan untuk memunculkan kesan tertentu bagi pendengar atau pembaca. Jenis-jenis majas sindiran antara lain:

1. Majas Ironi

Majas ironi adalah majas yang mengandung hal ironi, yaitu kalimat yang seakan-akan meninggikan, tetapi setelah itu menjatuhkan.

Contoh: Rajin sekali pelayan raja itu, saat matahari sudah di atas kepala di baru datang.

2. Majas Sarkasme

Majas sarkasme adalah majas yang tujuannya menyindir secara langsung dan kasar.

Contoh: Dasar bodoh! Menyuguhkan makanan untuk tamu raja saja tidak bisa!

3. Majas Satire

Majas satire adalah majas yang digunakan untuk menertawakan ide seseorang. Pada majas tersebut, digunakan penggabungan antara sarkasme, ironi, ataupun parodi.

Contoh: Belajar dari mana kamu? Pekerjaan semudah itu saja tidak bisa dilakukan.

Majas Penegasan

Majas penegasan merupakan majas yang berisi penegasan terhadap sesuatu, sehingga pembaca atau pendengar mendapatkan efek tertentu. Jenis-jenis majas penegasan antara lain:

1. Majas Apofasis

Majas apofasis merupakan majas yang seakan-akan menyangkal suatu hal, tetapi justru memberikan penegasan pada hal tersebut.

Contoh: Jujur saja sang raja sudah muak pada pelayan yang selama ini berpura-pura baik di depan beliau, padahal pelayan itu hendak menusuknya dari belakang.

2. Majas Pleonasme

Majas pleonasme adalah majas yang memberikan keterangan tambahan bagi hal yang sebenarnya sudah jelas dan tidak membutuhkan penjelasan lagi.

Contoh: sang ratu maju ke depan.

3. Majas Aliterasi

Majas aliterasi merupakan majas yang mengulang konsonan pada awal kata secara berurutan. Biasanya, majas aliterasi banyak digunakan saat menulis puisi.

Contoh: Pangeran sudah berjanji pada sang putri akan hidup susah senang sehidup semati.

Penutup

Demikian informasi terkait 21 jenis majas dalam hikayat yang sering digunakan beserta penjelasannya lengkap yang perlu kamu ketahui.

Jangan lupa untuk sering berlatih menerapkan penggunaan majas-majas tersebut, sehingga kamu tidak kebingungan jika dihadapkan dengan salah satunya.

Masih ada jenis-jenis majas yang dapat kamu gunakan dalam penulisan hikayat. Kamu bisa mendapatkan informasi terkait majas dan informasi karya sastra lainnya melalui blog Mamikos. Semoga bermanfaat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta