12 Jenis Rumah Adat Joglo Jawa, Keunikan dan Filosofinya +Gambar
12 Jenis Rumah Adat Joglo Jawa, Keunikan & Filosofinya + Gambar –
Joglo adalah rumah adat tradisional yang berasal dari Jawa, khususnya Jawa Tengah.
Biasanya rumah adat joglo Jawa terbuat dari kayu jati. Secara etimologis, kata joglo berasal dari dua kata, yaitu “tajug” dan “loro” yang artinya penggabungan dua tajug atau dua gunung. Itulah sebabnya bagian atap rumah joglo berbentuk seperti tajug atau gunung.
Jenis Rumah Adat Joglo Jawa
Daftar Isi
Daftar Isi
Joglo memiliki beberapa bagian penting, yaitu pendapa, periggitan, omah dalem, senthong, gadok tengah, dan gandok kiwo.
Pendopo adalah bagian depan rumah yang luas. Pendopo biasanya digunakan sebagai tempat menjamu tamu terhormat atau acara seperti pertemuan warga dan lainnya.
Pringgitan adalah ruang penghubungan antara pendopo dan rumah dalem. Bagian ini juga berfungsi sebagai ruang tamu. Omah dalem atau rumah dalem adalah bagian tengah rumah yang ukurannya juga luas.
Terdapat tiga bagian di ruangan ini, yaitu senthong tengah, senthong tengen (kanan), dan senthong kiwo (kiri). Ruangan ini berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga dan bersantai.
Terakhir, Gendok, ruangan ini terletak di samping kiri dan kanan rumah yang berguna sebagai tempat penyimpanan persediaan makanan dan alat pertanian.
Joglo tidak hanya menjadi sebuah hunian bagi orang Jawa, rumah ini memiliki makna mendalam bagi mereka karena banyak filosofi yang tergambar di setiap bagiannya.
Contohnya, atap Joglo dibuat menyerupai gunung karen masyarakat Jawa zaman dahulu percaya bahwa gunung adalah tempat tinggal dewa.
Rumah adat joglo Jawa memiliki ciri utama dibangun dengan 4 tiang utama yang disebut saka guru.
Saka guru adalah pondasi utama yang berguna untuk menopang seluruh bagian rumah. Selain itu, Joglo juga memiliki teras yang luas serta jendela yang besar dan banyak.
Berikut ini adalah 12 Jenis rumah adat joglo Jawa yang unik dan memiliki filosofi menarik:
1. Joglo Sinom
Rumah adat joglo Jawa yang pertama adalah Joglo Sinom. Rumah ini memiliki ukuran paling kecil dibandingkan rumah joglo lainnya. Joglo Sinom lebih sering dimanfaatkan sebagai tempat berkumpulnya petinggi desa atau tempat berdiskusi bagi rakyat.
Joglo Sinom memiliki ciri-ciri atap berbentuk tritisan berjumlah 3 susun. Namun, setiap susunannya tidak begitu nampak terlihat karena tidak terdapat listplank.
2. Joglo Jompongan
Rumah adat joglo Jawa berikutnya adalah Joglo Jompongan. Rumah ini memiliki bentuk dasar yang tidak dimodifikasi, yaitu berbentuk bujur sangkar.
Ciri-ciri atap Joglo Jompongan bersusun dua dan memandang ke arah kanan dan kiri. Bangunan rumah ini tidak banyak memiliki ornamen pada bagian atasnya.
Rumah Joglo Jompongan adalah bentuk rumah joglo yang memakai 2 buah pengeret dengan denah bujur sangkar.
3. Joglo Pangrawit
Joglo pengrawit adalah rumah adat joglo Jawa yang bergaya modern. Joglo model ini sangat mudah ditemui di rumah-rumah yang mengusung konsep Jawa pada zaman ini. Rumah ini memiliki lambang gantung dan atap berbentuk kubah. Setiap sudutnya dilengkapi oleh tiang saka yang kokoh.
Joglo Pangrawit memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan Joglo Sinom. Tiangnya juga dibuat lebih banyak. Ciri khas yang biasanya nampak dari rumah ini adalah ukuran halaman yang luas.
4. Joglo Mangkurat
Joglo Mangkurat sama dengan Joglo Pangrawit, hanya saja Joglo Mangkurat lebih tinggi dan cara menyambung atapnya menggunakan pinitih (teras). Atap rumah adat joglo Jawa ini bersusun tiga, paling atas disebut brujung, tengah penanggap, dan paling bawah pinitih. Bagian bawahnya lagi boleh ditambahkan atap lagi yang disebut peningrat.
5. Joglo Limasan
Joglo limasan adalah rumah adat joglo Jawa yang bentuknya menyerupai rumah adat Sumatera Selatan dan rumah adat Jawa Barat, parahu nangkub. Rumah ini memiliki sisi kanan dan sisi kiri yang berbentuk segitiga sama kaki. Sedangkan, sisi depan dan belakangnya berbentuk trapesium.
Rumah joglo limasan memiliki 12 jenis, yaitu Joglo Limasan Sinom, Klabang Nyander, Lambang, Trajumas, Bapangan, Semar, Empyak Setangkep Gotong Mayit,Ceblokan,Enom, dan Cere Gancet.
6. Joglo Hageng
Joglo Hageng adalah rumah adat joglo Jawa yang megah dan mewah. Zaman dahulu rumah ini dimiliki oleh keluarga bangsawan dan keluarga kaya. Halaman rumah joglo hageng lebih lebih luas dibanding rumah joglo lainnya. Selain Itu, rumah ini juga memiliki pilar yang lebih banyak.
Joglo Hageng memiliki atap bersusun tiga dan setiap ujungnya terdapat listplank. Atap utama dan kedua Joglo Hageng lebih pendek dibandingkan dengan jogo lainnya. Joglo ini memiliki ciri atap tritisan keliling yang luas.
7. Joglo Rembang
Joglo Rembang adalah rumah adat joglo Jawa yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah. Rumah joglo ini sering disebut juga Joglo Bocokan atau rumah bocokan.
Dahulu, Joglo Rembang terbuat dari gedheg (anyaman bambu) dan berlantai tanah bagi golongan warga kelas bawah. Sedangkan, warga golongan kelas atas membuat joglo Remabang dengan menggunakan kayu jati dan lantai kramik.
Rumah adat joglo Jawa Rembang ini memiliki 4 tiang utama dari kayu jati dan disatukan tanpa menggunakan paku.
Ciri khas rumah ini adalah memiliki lawang lempit (pintu lipat) yang terdiri dari 4 daun pintu, 2 daun pintu akan dilipat ke kanan, dan 2 lainnya dilipat ke kiri. Di sisi kanan dan kiri pintu akan dibuat jendela yang berteralis.
Rumah Joglo Rembang terdiri dari bagian serambi (teras), ruang tamu, kamar tidur, pawon (dapur), halaman belakang, dan kiwan (kamar mandi). Bagian depan rumah biasanya disebut telamik atau serambi.
Ukurannya cukup luas sehingga biasa diletakan kursi panjang atau dipan yang digunakan untuk bersantai. Bagian atap rumah ini dibuat cukup rendah dengan tinggi ± 1,8- 2 meter.
Atap rumah yang rendah memfilosofikan setiap orang yang datang ke rumah harus menundukan badan sebagai wujud sopan santun. Lawang lempi dan jendela yang terbuka lebar menandakan bahwa rumah terbuka bagi siapa saja yang datang ke rumah.
8. Joglo Semar Tinandhu
Joglo Semar Tinandhu disebut juga Joglo Semar Diusung atau Semar Dipikul. Bentuknya terinspirasi dari bentuk tandu. Joglo ini biasanya digunakan untuk regol atau gerbang kerajaan.
Rumah adat joglo Jawa ini memiliki pondasi yang disebut pondasi bebatur. Pondasi ini adalah tanah yang lebih tinggi dibanding tanah sekelilingnya. Di atas pondasi babatur akan dipasang umpak yang diberi purus wedokan. Umpak adalah sambungan tempat dipasang tiang soko.
Atapnya memiliki 4 jenis empyak, yaitu Empyak Brunjung, Empyak Cocor pada bagian atas, dan Empyak Penanggap, serta Empyak Penangkur di bagian bawah.
9. Joglo Jepara
Joglo Jepara adalah rumah adat joglo Jawa yang berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Rumah ini memiliki ciri khas pada atap pendengnya yang disebut “atap Wuwungan.” Atap tersebut dipenuhi ukiran 4D bergambar wayang khas Kabupaten Jepara.
Ukuran tersebut merupakan perpaduan dari budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa), dan Eropa (Portugis). Menurut sejarah, joglo Jepara di bangun pada masa kerajaan Kalingga dengan menggunakan 96% kayu jati.
Joglo Jepara memiliki 3 pintu utama dan terdiri dari 5 bagian rumah, yaitu ruang Peringgitan, ruang keluarga, ruang pingitan, pawon, dan pakiwan. Ruang Peringgitan digunakan untuk menerima tamu.
Di ruangan ini tamu akan disuguhkan makanan prasmanan. Ruang pingitan digunakan sebagai tempat menunggu untuk calon pengantin wanita.
Selain menarik karena motif ukurannya, joglo Jepara juga memiliki keistimewaan karena menggambarkan banyak filosofi diantaranya, rumah dibuat menghadap ke laut dengan maksud agar berpikiran luas, rumah juga harus membelakangi gunung agar tidak congkak dan tinggi hati.
Selain itu, atapnya berbentuk pegunungan yang melambangkan bahwa Tuhan di atas dan berkuasa atas segalanya.
Rumah dengan 3 pintu ini merupakan lambang hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam. Filosofi yang terakhir adalah taga wuwungan (atap) yang melengkung tapi tidak patah adalah perwujudan cara hidup yang luwes.
10. Joglo Kudus
Joglo Kudus disebut juga Joglo Pencu. Rumah ini adalah rumah adat joglo Jawa yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Joglo Kudus memiliki ciri khas pada atap genteng yang disebut atap pencu.
Bagunannya didominasi ukiran khas Kabupaten Kudus yang merupakan perpaduan dari budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa), dan Eropa (Belanda).
Joglo Kudus memiliki 4 tiang utama, 1 tiang besar yang disebut saka geder yang melambangkan Allah yang bersifat Esa.
Ruangan di dalam rumah ini terbagi menjadi empat, yaitu jagasatru (bagian depan rumah), gedhongan (ruang keluarga), pawon (dapur), dan pakiwan (kamar mandi/MCK).
Keunikan rumah ini terletak di motif ukiran yang menghiasi dinding. Motifnya membentuk pola binatang sejenis laba-laba berkaki banyak yang disebut kala, gajah penunggu, sekar rinonce atau rangkaian bunga melati, ular naga, buah nanas (sarang lebah), burung phoenix, dan lain-lain.
11. Joglo Pati
Joglo Pati atau Jolo Juwana atau lebih tepatnya rumah adat Kabupaten Pati adalah rumah adat joglo Jawa yang berasal dari Pati, Jawa Tengah. Rumah Joglo Pati diperkirakan terbuat dari 90% kayu jati pada tahun 1970an. Sepintas rumah ini terlihat mirip dengan joglo kudus, tapi terdapat perbedaan pada bagian atap dan pintu.
Rumah Joglo Pati memiliki 4 bagian ruangan yang disebut jogosatru, Gedongan, dan Pawon. Jogo satru adalah bagian depan rumah. Bagian ini biasanya digunakan untuk menerima tamu.
Namun, makna di balik sebutan jogosatru, yaitu jogo berarti jaga dan satu berarti musuh. Jadi joglo satru adalah tempat untuk menjaga keamanan rumah dari serangan musuh.
Bagian berikutnya adalah gedongan, ruang keluarga atau bisa digunakan sebagai tempat tidur kepala keluarga. Bagian ketiganya, yaitu pawon atau dapur, dan yang bagian terakhir adalah Pakiwan atau kamar mandi.
12. Joglo Lambangsari
Joglo Lambangsari memiliki bentuk persegi panjang. Joglo ini menggunakan pondasi bebatur, yaitu tanah yang diratakan dan lebih tinggi dari tanah disekelilingnya. Atap pertamanya nya cukup tinggi, sedangkan atap keduanya lebih pendek dan tidak terlalu luas.
12 jenis rumah adat joglo Jawa, keunikan dan filosofinya. Semoga informasi rumah adat joglo Jawa yang Mamikos ini menambah pengetahuan mu tentang budaya Indonesia. Rumah adat termasuk ciri khas yang merepresentasikan masing-masing daerah dan Indonesia memiliki banyak sekali rumah adat. Kita patut bangga dengan hal tersebut.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: