8 Macam-macam Paradigma Penelitian beserta Penjelasannya Lengkap

Macam-macam paradigma penelitian – Untukmu yang sedang menyelesaikan skripsi, kamu wajib memahami paradigma penelitian.

Paradigma penelitian merupakan salah satu aspek dalam metode penelitian yang harus dipahami oleh setiap peneliti.

Yuk simak penjelasan mengenai pengertian hingga macam-macam paradigma penelitian yang telah Mamikos rangkum berikut ini!

Pengertian Paradigma Penelitian

freepik.com/author/cookie-studio

Paradigma penelitian adalah kerangka kerja konseptual atau sudut pandang filosofis yang membimbing cara kita memahami, mengeksplorasi, dan melakukan penelitian. 

Paradigma penelitian ini membentuk dasar teoretis dan metodologis dari suatu penelitian.

Ini mencakup asumsi-asumsi mendasar tentang sifat realitas, pengetahuan, dan bagaimana kita memahami dunia..

Pemilihan paradigma penelitian sangat penting karena akan memengaruhi cara Anda merancang penelitian Anda, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menginterpretasikannya. 

Paradigma penelitian ini juga akan memengaruhi sudut pandang teoretis yang Anda terapkan dalam menyusun kerangka konseptual dan mengembangkan pertanyaan penelitian Anda.

Dalam banyak kasus, peneliti memilih paradigma yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian mereka dan jenis pengetahuan yang ingin mereka hasilkan tergantung dari pilihan macam-macam paradigma penelitian.

Pemahaman yang baik tentang paradigma penelitian adalah langkah awal yang penting dalam merancang penelitian yang efektif dan relevan.

Ruang Lingkup Paradigma Penelitian

Ruang lingkup paradigma penelitian merujuk pada batas-batas, aspek, dan cakupan teoretis dari paradigma tersebut dalam konteks penelitian. 

Setiap paradigma penelitian memiliki ruang lingkup yang unik yang mencakup elemen-elemen kunci, termasuk asumsi filosofis, pendekatan metodologis, dan orientasi terhadap pengetahuan.

Berikut adalah beberapa elemen yang membentuk ruang lingkup paradigma penelitian:

1. Asumsi Filosofis

Paradigma penelitian didasarkan pada asumsi-asumsi filosofis mendasar tentang realitas, pengetahuan, dan cara manusia berinteraksi dengan dunia. 

Misalnya, paradigma positivisme mengasumsikan bahwa realitas ada di luar individu dan dapat diukur secara objektif, sementara paradigma konstruktivisme mengasumsikan bahwa realitas adalah hasil dari konstruksi sosial dan pemahaman subjektif.

2. Metode Penelitian

Ruang lingkup paradigma penelitian mencakup metode penelitian yang digunakan.

Paradigma positivisme cenderung menggunakan metode kuantitatif yang menekankan pengukuran, statistik, dan pengujian hipotesis. 

Sementara paradigma konstruktivisme cenderung menggunakan metode kualitatif yang menekankan pemahaman mendalam, wawancara, dan observasi.

Oleh karena itu, penting untuk memahami macam-macam paradigma penelitian.

3. Pendekatan Terhadap Data

Paradigma penelitian juga memengaruhi cara data dikumpulkan, diinterpretasikan, dan dianalisis.

Paradigma positivisme berfokus pada pengumpulan data yang dapat diukur dan dianalisis secara statistik, sementara paradigma interpretatif lebih berorientasi pada analisis makna dan konteks.

4. Tujuan Penelitian

Ruang lingkup paradigma penelitian mencakup tujuan penelitian.

Paradigma positivisme seringkali bertujuan untuk menguji hipotesis dan mencapai generalisasi, sementara paradigma konstruktivisme bertujuan untuk memahami pemahaman dan konstruksi sosial.

5. Keterlibatan Peneliti

Paradigma penelitian juga mempengaruhi keterlibatan peneliti dalam penelitian.

Paradigma positivisme cenderung memandang peneliti sebagai entitas yang harus menjaga objektivitas, sementara paradigma konstruktivisme mengakui bahwa peneliti dapat memengaruhi penelitian dan harus berpartisipasi aktif dalam konstruksi makna.

6. Pengembangan Teori

Beberapa paradigma penelitian, seperti paradigma konstruktivisme, mendorong pengembangan teori baru atau rekonseptualisasi teori yang ada.

7. Sikap Terhadap Subjektivitas

Paradigma penelitian memiliki sikap yang berbeda terhadap subjektivitas. Paradigma positivisme mencoba untuk mengurangi subjektivitas, sementara paradigma interpretatif dan konstruktivisme mengakui pentingnya subjektivitas dalam memahami realitas.

8. Arah Penelitian Masa Depan

Ruang lingkup paradigma penelitian mencakup arah penelitian masa depan dalam bidang studi tertentu.

Paradigma penelitian dapat membentuk tren dan agenda penelitian dalam suatu disiplin.

Pemahaman ruang lingkup paradigma penelitian membantu peneliti dalam merancang penelitian yang sesuai dengan pendekatan teoretis yang mereka pilih dari macam-macam paradigma penelitian. 

Ini juga memungkinkan peneliti untuk memahami dan menghargai perbedaan dalam cara berpikir tentang pengetahuan dan realitas dalam berbagai paradigma penelitian.

Itulah ruang lingkup dalam tiap macam-macam paradigma penelitian.

Fungsi Paradigma Penelitian

Fungsi paradigma penelitian adalah memberikan kerangka kerja filosofis dan metodologis yang memandu cara penelitian dilakukan, dipahami, dan dianalisis. 

Paradigma penelitian memberikan arah dan landasan teoretis yang membentuk landasan penelitian, serta memengaruhi bagaimana penelitian dirancang, data dikumpulkan, dan hasilnya diinterpretasikan. 

Berikut adalah beberapa fungsi utama dari paradigma penelitian sebelum belajar tentang macam-macam paradigma penelitian:

1. Memberikan Landasan Filosofis

Paradigma penelitian menyediakan landasan filosofis yang mendasari pemahaman kita tentang realitas, pengetahuan, dan metode penelitian.

Ini membantu peneliti untuk memahami alasan mengapa mereka melakukan penelitian dan bagaimana mereka mendekati pengetahuan.

2. Mengarahkan Metodologi Penelitian

Paradigma penelitian mempengaruhi pemilihan metode penelitian yang akan digunakan.

Misalnya, paradigma positivisme cenderung menggunakan metode kuantitatif, sementara paradigma konstruktivisme cenderung menggunakan metode kualitatif.

3. Mengidentifikasi Pertanyaan Penelitian

Paradigma penelitian membantu merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan dan sesuai dengan pendekatan teoretis yang digunakan.

Pertanyaan penelitian harus selaras dengan pandangan dunia yang dianut oleh paradigma tersebut.

4. Mendefinisikan Konsep dan Variabel

Paradigma penelitian membantu dalam pengembangan konsep dan variabel yang akan diteliti.

Ini membantu peneliti memahami bagaimana konsep-konsep tersebut dikonstruksi dan diukur dalam konteks penelitian.

Pastikan memahami konsep ini sebelum memahami macam-macam paradigma penelitian.

5. Mengarahkan Analisis Data

Paradigma penelitian juga memengaruhi bagaimana data dikumpulkan, dianalisis, dan diinterpretasikan.

Misalnya, paradigma positivisme cenderung menggunakan analisis data statistik, sementara paradigma konstruktivisme cenderung menggunakan analisis interpretatif.

6. Memandu Penafsiran Hasil

Paradigma penelitian membantu dalam menafsirkan hasil penelitian dan memberikan konteks untuk interpretasi.

Ini membantu peneliti dalam merumuskan kesimpulan dan implikasi dari penelitian mereka.

7. Mengembangkan Teori dan Kerangka Konseptual

Beberapa paradigma penelitian, seperti paradigma konstruktivisme, mendorong pengembangan teori baru atau kerangka konseptual yang dapat digunakan untuk memahami fenomena yang diamati.

8. Menggali Realitas Subyektif

Paradigma penelitian seperti konstruktivisme atau fenomenologi membantu dalam menggali realitas subyektif dan pemahaman individu tentang dunia mereka.

9. Mengarahkan Penelitian yang Relevan

Dengan memilih paradigma yang sesuai dengan pertanyaan penelitian, peneliti dapat memastikan bahwa penelitian mereka relevan dan dapat memberikan kontribusi yang berharga pada bidang studi tertentu.

Dengan memahami peran paradigma penelitian, peneliti dapat lebih efektif dalam merancang dan menjalankan penelitian mereka sesuai dengan pendekatan teoretis yang mereka anut.

Ini juga membantu memastikan bahwa penelitian menghasilkan pengetahuan yang konsisten dengan pandangan dunia yang dianut oleh paradigma penelitian tersebut.

Macam-macam Paradigma Penelitian

Ada macam-macam paradigma penelitiann yang berbeda, yang mencerminkan berbagai pendekatan filosofis terhadap penelitian.

Macam-macam paradigma penelitian utama meliputi:

1. Positivisme

 Paradigma positivisme menekankan penelitian empiris dan metode ilmiah untuk mengukur dan memahami fenomena.

Paradigma ini berfokus pada objektivitas, generalisasi, dan kausalitas. Penelitian dalam paradigma positivisme cenderung menggunakan metode kuantitatif.

2. Konstruktivisme

Paradigma konstruktivisme menekankan pemahaman subjektif dan konstruksi sosial dari realitas. Ini berpendapat bahwa realitas adalah hasil dari konstruksi sosial dan persepsi individu.

Penelitian dalam paradigma konstruktivisme cenderung menggunakan metode kualitatif.

3. Interpretatif

Paradigma interpretatif berfokus pada interpretasi makna dan pemahaman dalam konteks sosial. Ini menekankan bahwa realitas adalah hasil dari interpretasi dan konteks sosial.

Penelitian interpretatif menggunakan pendekatan kualitatif untuk memahami pengalaman manusia.

4. Fenomenologi

Paradigma fenomenologi berusaha untuk memahami pengalaman subjektif individu dan mendalamkan pemahaman tentang fenomena yang diamati.

Penelitian fenomenologis mengejar pemahaman mendalam tentang realitas sebagaimana yang dirasakan oleh subjek.

5. Teori Kritis

Paradigma teori kritis menggabungkan analisis sosial dan kritis dengan penelitian.

Ini fokus pada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan keadilan sosial, ketidaksetaraan, dan perubahan sosial.

Penelitian teori kritis seringkali digunakan untuk memahami ketidaksetaraan dan konflik sosial.

6. Teori Grounded

Paradigma teori grounded adalah pendekatan penelitian kualitatif yang berfokus pada pengembangan teori baru yang muncul dari data yang dikumpulkan.

Penelitian ini sering dilakukan tanpa kerangka kerja teori sebelumnya.

7. Post-Positivisme

Paradigma post-positivisme mencoba untuk mengatasi keterbatasan paradigma positivisme dengan mengakui bahwa penelitian ilmiah memiliki keterbatasan dan bias.

Ini mendorong pendekatan ilmiah yang lebih fleksibel dan terbuka terhadap subjektivitas.

8. Feminisme

Paradigma feminisme berfokus pada gender dan peran gender dalam penelitian.

Ini menyoroti ketidaksetaraan gender dan peran sosial dalam masyarakat, dan sering mencoba membawa perspektif gender ke dalam penelitian.

Macam-macam paradigma penelitian memiliki pendekatan yang berbeda terhadap metodologi, pemahaman realitas, dan pendekatan analisis.

Pemilihan paradigma penelitian sangat penting karena akan memengaruhi cara penelitian dirancang, data dikumpulkan, dianalisis, dan hasilnya diinterpretasikan. 

Peneliti harus memilih paradigma yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian mereka dan jenis pengetahuan yang ingin mereka hasilkan.

Contoh-contoh Penerapan Paradigma Penelitian

Berikut adalah contoh-contoh paradigma penelitian yang berbeda:

Paradigma Positivisme: Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial

Sebuah penelitian dalam sosiologi yang menggunakan survei atau eksperimen untuk mengumpulkan data numerik guna menguji hipotesis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.

Paradigma Konstruktivisme: Penelitian Studi Kasus dalam Psikologi

Sebuah penelitian yang menggali pemahaman mendalam tentang pengalaman individu dengan menggunakan wawancara dan analisis kualitatif untuk menggambarkan bagaimana individu membangun pemahaman tentang suatu situasi.

Paradigma Interpretatif: Penelitian Etnografi dalam Antropologi

Seorang antropolog menjalani waktu yang lama dalam sebuah komunitas untuk memahami budaya dan nilai-nilai masyarakat tersebut melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam.

Paradigma Fenomenologi: Penelitian Pengalaman Kematian Dekat dalam Psikologi

Peneliti mengeksplorasi pengalaman individu yang pernah mengalami pengalaman mendekati kematian untuk memahami makna yang mereka berikan pada pengalaman tersebut.

Paradigma Teori Kritis: Penelitian Studi Ketidaksetaraan dalam Sosiologi

Penelitian yang berfokus pada analisis ketidaksetaraan sosial, termasuk peran ekonomi, gender, dan kelas dalam masyarakat, dengan tujuan untuk menggali ketidakadilan sosial dan mempromosikan perubahan sosial.

Paradigma Teori Grounded: Penelitian Perilaku Pengguna Media Sosial

Peneliti mengumpulkan data dari interaksi online pengguna media sosial dan mengembangkan teori yang muncul dari temuan yang ditemukan dalam data.

Paradigma Post-Positivisme: Penelitian Kesehatan Publik tentang Efektivitas Vaksin

Sebuah penelitian yang mengakui bahwa penelitian kesehatan memiliki keterbatasan dan bias, namun masih menggunakan metode ilmiah untuk mengevaluasi efektivitas vaksin secara kritis.

Paradigma Feminisme: Penelitian Kajian Gender dalam Sejarah

Penelitian yang mengeksplorasi peran dan pengaruh gender dalam peristiwa sejarah, seringkali mengambil perspektif feminis untuk menyoroti aspek-aspek yang sering diabaikan dalam penelitian sejarah tradisional.

Setiap paradigma penelitian ini mendasari pendekatan metodologi yang berbeda, cara pengumpulan dan analisis data yang berbeda, serta tujuan yang berbeda dalam menghasilkan pengetahuan. 

Pemilihan paradigma penelitian yang sesuai sangat penting dalam merancang dan menjalankan penelitian agar dapat mencapai hasil yang relevan dan bermakna sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan.

Penutup

Itulah penjelasan mengenai pengertian hingga macam-macam paradigma penelitian yang harus kamu ketahui.

Apakah kini kamu sudah memahami materi ini? Semoga sudah ya!

Jangan lupa untuk membaca artikel-artikel lain dari Mamikos secara gratis! Kamu bisa mendapatkan banyak referensi belajar dari Mamikos loh!


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta