55 Contoh Majas Metafora beserta Penjelasannya, Pengertian dan Ciri-cirinya Lengkap
Contoh Majas Metafora beserta Penjelasannya – Jika Anda sering membaca karya sastra, maka pastinya sering juga membaca berbagai jenis majas dalam kalimat yang dipakai di dalamnya.
Majas biasanya banyak digunakan di pembuatan novel atau cerpen untuk membuatnya lebih memiliki nilai seni sehingga tak membosankan.
Jenis majas sendiri ada beberapa macam, dari mulai majas simile, hiperbola, litotes, personifikasi, majas metafora dan lain sebagainya. Berbagai jenis majas yang digunakan memiliki tujuan penggunaan dalam kalimat masing-masing.
Contoh Majas Metafora beserta Penjelasannya Metafora
Daftar Isi
- Contoh Majas Metafora beserta Penjelasannya Metafora
- Mengetahui Tujuan Penggunaan Majas Jenis Metafora dalam Karya Sastra
- Jenis Majas Metafora dan Contoh Kalimat dalam Karya Sastra
- 1. Metafora in Prasetia
- 2. Metafora in Absentia
- Contoh Kalimat Majas Metafora 1
- Contoh Kalimat Majas Metafora 2
- Contoh Kalimat Majas Metafora 3
Daftar Isi
- Contoh Majas Metafora beserta Penjelasannya Metafora
- Mengetahui Tujuan Penggunaan Majas Jenis Metafora dalam Karya Sastra
- Jenis Majas Metafora dan Contoh Kalimat dalam Karya Sastra
- 1. Metafora in Prasetia
- 2. Metafora in Absentia
- Contoh Kalimat Majas Metafora 1
- Contoh Kalimat Majas Metafora 2
- Contoh Kalimat Majas Metafora 3
Majas adalah cara pengungkapan bahasa yang digunakan untuk memberikan kesan estetis dalam kalimat, tidak hanya ditemukan dalam sastra tetapi juga digunakan dalam iklan, pidato, dan karya non-fiksi untuk memperkuat pesan yang disampaikan.
Salah satu jenis majas yang banyak digunakan di tulisan karya sastra adalah majas jenis metafora yang dapat ditemukan dalam berbagai situasi sehari-hari, seperti media massa atau komunikasi bisnis.
Penggunaan majas sendiri dipakai untuk mempertegas serta memperjelas kesan yang ingin disampaikan oleh penulis pada pembaca melalui karya sastra yang ditulisnya.
Majas ini biasanya disebut majas persamaan atau perbandingan. Adalah jenis majas yang menggunakan pemakaian kata atau kelompok kata yang mana bukan dengan arti kata yang sebenarnya, melainkan dipakai sebagai kiasan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Penggunaan majas jenis metafora banyak dipakai dalam penulisan karya sastra yang memiliki tujuan untuk mengungkapkan makna tertentu dengan menggunakan penekanan pada kesan yang ditimbulkan.
Perlu diingat, meskipun majas metafora dan simile sama-sama menggunakan perbandingan, simile menggunakan kata-kata penghubung seperti ‘seperti’ atau ‘ibarat’.
Sebaliknya, metafora langsung menyamakan dua hal tanpa kata penghubung, memberikan efek yang lebih kuat dalam pernyataan yang dibuat.
Mengetahui Tujuan Penggunaan Majas Jenis Metafora dalam Karya Sastra
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa pembuatan majas jenis metafora ini tak membutuhkan keberadaan kata penghubung. Namun akan langsung menggunakan kata kiasan yang memiliki sifat dan arti yang sama.
Adapun tujuan dari pembuatan majas metafora diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Atasi keterbatasan kata
Penggunaan majas jenis metafora dipakai untuk mengatasi adanya keterbatasan pilihan kata serta menjadi bentuk ekspresi dari penulis karya sastra.
2. Daya tarik karya sastra
Pemakaian majas jenis metafora juga bisa membuat sebuah karya sastra terlihat memiliki rangkaian kata yang lebih hidup dan menarik sehingga lebih memiliki daya tarik untuk disimak.
Banyak yang menggunakan majas jenis metafora untuk membuat karya sastra tersebut lebih dinikmati banyak orang.
3. Untuk mempermudah pemahaman pembaca
Penggunaan majas jenis metafora juga bertujuan untuk membuat ide dan konsep yang dimiliki oleh seorang penulis menjadi lebih mudah untuk dipahami pembaca.
Jika penulis kerap menggunakan kata atau ungkapan yang rumit sekalipun, majas jenis metafora juga akan sangat membantu pembaca untuk memahami isi karya sastra dengan baik dan benar.
4. Memberikan pengetahuan baru
Dan penggunaan majas metafora juga bisa memberikan pengetahuan baru bagi pembaca terutama tentang penulisan kalimat yang ada di dalam karya sastra tersebut.
Adapun untuk ciri majas jenis metafora ada beberapa yang bisa Kita kenali dengan mudah.
Ciri yang pertama adalah dimana majas ini tak menggunakan kata penghubung dalam kelompok kata atau kalimat di dalamnya. Kata perbandingan yang dipakai biasanya berbentuk kiasan secara langsung.
Ciri yang kedua adalah penggunaan majas ini membuat perbandingan sebuah objek atau kondisi dalam kalimat secara langsung tanpa menggunakan kata perbandingan.
Menggunakan kata atau frasa yang bersifat kiasan untuk membandingkan atau menyamakan suatu kondisi dengan kondisi lainnya.
Jika Anda menemukan satu teks yang memiliki ciri yang disebutkan di atas maka Anda baru saja membaca teks kalimat yang memiliki majas jenis metafora di dalamnya.
Para ahli bahasa sendiri menetapkan majas jenis metafora menjadi ratunya majas di dalam bahasa Indonesia.
Penyebabnya adalah karena ada banyak sekali majas yang bentukan awalnya berasal dari majas jenis metafora.
Jenis Majas Metafora dan Contoh Kalimat dalam Karya Sastra
Jenis majas metafora ini terbagi menjadi dua jenis, hal ini diketahui secara umum dalam pengetahuan bahasa Indonesia.
1. Metafora in Prasetia
Jenis yang pertama adalah metafora in Prasetia. Yaitu jenis majas yang digunakan dalam sebuah kalimat dimana tujuan penggunaannya adalah agar supaya makna yang terkandung dalam kalimat bisa lebih eksplisit.
Penggunaan majas dalam kalimat ini biasanya memiliki struktur dimana objek yang hendak dibandingkan bersamaan dengan objek perbandingannya.
Contoh : Kinanti adalah kembang desa yang berhasil mencuri perhatian banyak lelaki di desa Sukamaju.
Kata kembang desa adalah majas jenis metafora yang memiliki arti gadis yang paling cantik di desa tersebut.
2. Metafora in Absentia
Jenis yang kedua adalah jenis Metafora in Absentia. Yaitu jenis majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal melalui sebuah kalimat secara implisit.
Berbeda dengan jenis majas yang pertama, penggunaan majas jenis metafora in Absentia cukup banyak membuat pembaca kebingungan dengan maksud yang dimiliki oleh penulis.
Pasalnya penulis banyak menggunakan perbandingan tak langsung yang ditujukan pada objek yang dibicarakannya.
Tak jarang karena banyak terjadi penyimpangan makna maka hal itu menyebabkan pembaca karya sastra pun memiliki kesalahan penafsiran yang dilakukan.
Banyak juga yang kemudian akhirnya merasa tak bisa memahami isi karya sastra sehingga tak bisa menangkap apa pesan yang terkandung di dalamnya.
Contoh: Banyak lelaki di desa Sukamaju yang ingin mempersunting bunga desa yang banyak mencuri perhatian tersebut.
Dalam kalimat tersebut, yang dimaksud bunga desa adalah gadis yang paling cantik di desa tersebut.
Metafora in Prasetia dan in Absentia juga dapat ditemukan dalam wacana politik atau bisnis. Misalnya, dalam konteks bisnis, ungkapan seperti ‘serangan pasar’ adalah metafora in Absentia yang tidak secara langsung menyebut apa yang diserang, tetapi jelas menggambarkan kompetisi bisnis yang agresif.
Contoh Kalimat Majas Metafora 1
Metafora juga banyak ditemukan dalam karya-karya sastra besar Indonesia. Contohnya, dalam puisi-puisi Chairil Anwar, ‘Aku ini binatang jalang’ adalah metafora yang kuat yang menunjukkan ketidakpatuhan dan kebebasan, memberikan kesan kuat pada pembaca. Berikut ini beberapa contoh lainnya:
a. Arif dan Isma sangat menyayangi buah hati mereka.
Dalam kalimat tersebut buah hati memiliki arti anak kesayangan.
b. Tikus berdasi itu seakan tak pernah jera untuk melakukan korupsi, meski mengetahui hukuman korupsi sangat berat
Ungkapan tikus berdasi dalam kalimat tersebut memiliki arti koruptor.
c. Dia menjadi anak emas di dalam keluarganya karena baik dan memiliki segudang prestasi
Dalam kalimat tersebut terdapat ungkapan anak emas berarti anak kesayangan.
Sedangkan ungkapan segudang prestasi berarti banyak sekali prestasi yang didapatkan.
d. Pencuri itu mati kutu saat dipergoki warga dalam aksi pencurian yang dilakukannya
Ungkapan mati kutu memiliki arti tak bisa berkutik lagi setelah ketahuan dipergoki warga setelah mencuri.
e. Lintah darat itu mendatangi rumah Bu Surya hampir setiap hari.
Lintah darat dalam kalimat tersebut memiliki arti rentenir yang meminjamkan uang dengan bunga tinggi.
f. Ayah membawa buah tangan saat baru pulang dari perjalanan dinas.
Ungkapan buah tangan memiliki arti oleh-oleh baik berupa makanan atau cinderamata.
g. Pak Andi menjadi tangan kanan bos di tempat kerjanya.
Tangan kanan adalah sebuah kiasan yang memiliki arti orang yang sangat dipercaya.
h. Firman anak yang kutu buku sehingga dikenal sangat pintar
Kutu buku mempunyai arti senang membaca berbagai jenis buku.
Fungsi dari penggunaan majas jenis metafora ada beberapa. Diantaranya adalah untuk memberikan kesenangan dengan daya imajinatif yang tinggi pada sebuah karya sastra.
Contoh Kalimat Majas Metafora 2
- Kota ini adalah rimba beton, di mana manusia bersaing untuk bertahan hidup.
- Wajahnya adalah cermin dari masa lalu, memancarkan kenangan yang tak terlupakan.
- Harapan itu seperti pelita di ujung lorong, selalu memberikan cahaya dalam kegelapan.
- Hatinya adalah lautan, luas dan dalam, menyimpan banyak rahasia.
- Kata-katanya adalah pisau tajam, melukai tanpa harus disentuh.
- Dia adalah cahaya senja, lembut dan tenang namun menyimpan pesona yang dalam.
- Waktu adalah sungai, mengalir tanpa pernah berhenti, membawa kita ke tujuan tak diketahui.
- Pikiranmu adalah hutan belantara, penuh dengan teka-teki yang sulit dipecahkan.
- Mimpi itu adalah jembatan menuju bintang, menghubungkan realita dengan imajinasi.
- Dia adalah api yang tak pernah padam, terus menyala meskipun ditiup angin.
- Pekerjaan ini adalah gunung yang harus didaki, penuh tantangan tetapi memberikan kepuasan di puncaknya.
- Kehidupannya adalah roda yang terus berputar, kadang di atas, kadang di bawah.
- Keputusan itu adalah pisau bermata dua, bisa melukai atau menyelamatkan.
- Hidup adalah sebuah labirin, penuh belokan dan jalan buntu, tapi selalu ada jalan keluar.
- Rindunya adalah awan yang tak pernah hilang, selalu menghiasi langit hatinya.
Contoh Kalimat Majas Metafora 3
- Pengkhianatan itu adalah racun, perlahan tapi pasti menghancurkan segalanya.
- Cintanya adalah bunga yang layu, dulu indah, kini tak lagi berbunga.
- Senyumnya adalah mentari pagi, menghangatkan dan membangkitkan semangat.
- Kehadirannya adalah hujan di musim kemarau, menyejukkan dan memberikan harapan baru.
- Kemarahan itu adalah badai, menghancurkan apa saja yang ada di hadapannya.
- Kesabarannya adalah tembok baja, kuat dan tak mudah digoyahkan.
- Dia adalah bintang yang jatuh, menyilaukan sesaat, kemudian menghilang dalam kegelapan.
- Mimpinya adalah angin, tak terlihat tapi terasa menggerakkan.
- Ambisinya adalah api yang berkobar, tak mudah padam sebelum mencapai tujuannya.
- Kelelahan itu adalah gunung es, apa yang terlihat di permukaan hanyalah sebagian kecil dari keseluruhannya.
- Dia adalah awan mendung, selalu membawa suasana suram ke mana pun dia pergi.
- Ketakutannya adalah bayang-bayang, selalu mengejarnya, bahkan di siang hari.
- Penghargaan itu adalah mahkota emas, berkilauan dan penuh kebanggaan.
- Keberanian adalah pedang di medan perang, tak gentar menghadapi musuh seberat apa pun.
- Pengalamannya adalah peta harta karun, menunjukkan jalan yang harus ditempuh untuk meraih kesuksesan.
- Kebaikannya adalah air di tengah padang pasir, langka, tapi sangat berharga.
- Cinta pertama adalah mawar berduri, indah namun penuh dengan bahaya tersembunyi.
- Waktunya adalah pasir dalam jam pasir, perlahan menipis, tetapi tak bisa dihentikan.
- Suasana di ruang itu adalah bom waktu, tinggal menunggu ledakan emosi yang tak terelakkan.
- Kenangan itu adalah bayangan yang setia, selalu mengikuti, bahkan ketika kita mencoba melupakannya.
Selain itu majas ini juga dipakai untuk memberikan unsur puitis dalam karya sastra sehingga lebih menarik untuk disimak.
Majas jenis metafora juga banyak digunakan untuk memberikan imaji tambahan sehingga isi karya sastra bisa dengan mudah dipahami dengan baik oleh berbagai kalangan pembaca.
Metafora tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetis, tetapi juga sebagai alat persuasi yang sangat efektif dalam komunikasi. Misalnya, metafora yang kuat dapat mengubah persepsi pembaca dalam konteks politik dan pemasaran, dengan cara yang mempengaruhi pandangan atau keputusan mereka.
Fungsi yang terakhir adalah untuk membantu mengekspresikan perasaan dengan ungkapan singkat melalui penggunaan majas metafora dalam sebuah kalimat karya sastra.
Cara mudah mengenali metafora adalah dengan melihat apakah ada kata atau frasa yang menyamakan dua hal yang tampaknya berbeda tanpa menggunakan kata perbandingan seperti ‘seperti’ atau ‘ibarat’.
Pembaca juga bisa mencoba menciptakan metafora sendiri dengan memilih dua objek yang memiliki sifat yang bisa dibandingkan, lalu menggabungkannya menjadi satu frasa.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: