Pola Pewarisan Sifat Hukum Mendel 1 dan 2 dari Induk kepada Keturunannya dalam Ilmu Biologi
Apakah kamu tahu mengapa rambutmu lebih mirip dengan ayah dari pada ibu? Yuk, kita pelajari pola pewarisan sifat melalui Hukum Mendel!
Misalnya, jika kita memiliki tanaman kacang dengan alel untuk biji bulat (B) dan alel untuk biji keriput (b), tanaman tersebut bisa memiliki genotip BB (bulat), Bb (bulat), atau bb (keriput).
Selama pembentukan gamet, tanaman dengan genotip Bb akan menghasilkan dua jenis gamet, yaitu satu dengan alel B dan satu lagi dengan alel b.
Saat terjadi pembuahan, gamet-gamet ini akan bergabung secara acak dan menghasilkan keturunan dengan berbagai kombinasi alel.
Contoh yang sering digunakan untuk menjelaskan Hukum Segregasi adalah persilangan monohibrid, di mana satu sifat diamati (misalnya, bentuk biji bulat atau keriput).
Jika kedua induk memiliki genotip heterozigot (Bb), maka perbandingan fenotip pada keturunan akan mengikuti rasio 3:1, di mana tiga bagian memiliki sifat dominan (bulat) dan satu bagian memiliki sifat resesif (keriput).

Advertisement
Hukum Mendel 2 (Hukum Asortasi Bebas)
Sementara Hukum Asortasi Bebas atau Hukum Mendel 2 menjelaskan bagaimana gen-gen yang mengontrol sifat-sifat yang berbeda dipisahkan secara acak dan independen satu sama lain selama pembentukan gamet.
Pola pewarisan sifat Hukum Mendel 2 mengartikan bahwa alel-alel untuk satu sifat tidak akan mempengaruhi alel-alel untuk sifat lainnya.
Sebagai contoh, jika kita mengamati dua sifat yang berbeda seperti warna bunga (ungu atau putih) dan bentuk biji (bulat atau keriput), kedua sifat ini dikendalikan oleh gen yang berbeda.
Jika tanaman induk memiliki genotip heterozigot untuk kedua sifat tersebut (misalnya, PpBb), maka selama pembentukan gamet, alel untuk warna bunga (P atau p) akan disortir secara independen dari alel untuk bentuk biji (B atau b).
Hukum ini dapat divisualisasikan melalui persilangan dihibrid. Ketika kedua sifat diamati secara bersamaan, hasil persilangan antara dua individu heterozigot untuk kedua sifat akan menghasilkan keturunan dengan rasio fenotip 9:3:3:1.
Artinya, dari 16 kemungkinan kombinasi, 9 akan memiliki kedua sifat dominan, 3 akan memiliki satu sifat dominan dan satu sifat resesif, 3 lagi akan memiliki sifat dominan dari gen yang berbeda, dan 1 akan memiliki kedua sifat resesif.