Ringkasan Cerita Rakyat Batu Menangis Singkat dari Kalimantan Barat Beserta Gambarnya
Jika kamu sedang mencari ringkasan cerita rakyat Batu Menangis. Kamu dapat melihat contohnya pada artikel dari Mamikos ini.
Betapa senangnya hati Darmi mendengar kata-kata dari Zulkarnain. Ia merasa bahwa impiannya sebentar lagi akan menjadi kenyataan.
“Saya belum punya pasangan tuan. Jika itu memang yang tuan mau. Saya sangat bahagia menjadi pendamping tuan.”
“Tetapi sebelumnya, kalau boleh tahu siapakah perempuan tua yang bersama nona ini?”
“Ia bukan siapa-siapa saya. Ia hanya pembantu saya.”
Kutukan Ibu Darmi

Advertisement
Menurut cerita rakyat Batu Menangis. Kata-kata Darmi ini seperti belati yang telah melukai hati ibunya. Merasa semua pengorbanan yang dilakukannya selama ini tidak dianggap oleh anak kandungnya sendiri.
Ibunya lalu berkata, “Kau memang bukan siapa-siapaku. Aku tidak pernah memiliki anak sepertimu. Aku lebih baik memiliki anak batu daripada memiliki anak durhaka sepertimu.”
Usai berkata-kata seperti ini tiba-tiba langit menjadi hitam dan kilat bersahut-sahutam. Salah satu kilat mengenai tubuh Darmi. Lalu dengan seketika tubuh Darmi berubah menjadi batu.
Darmi sangat menyesal karena telah durhaka kepada ibunya. Sayangnya, nasi sudah menjadi bubur. Darmi sudah tidak bisa kembali ke wujud asalnya.
Ia hanya bisa menangis sebagai bentuk penyesalan atas semua perilaku yang telah dia lakukan pada ibunya.
Sekarang patung perwujudan Darmi ini masih terus menangis. Sehingga orang-orang menamainya batu menangis.
Demikianlah ringkasan cerita rakyat Batu menangis. Semoga dari kisah ini kita dapat belajar agar tidak menjadi anak yang durhaka kepada orang tua.