9 Contoh Etika dalam Pengumpulan Data Penelitian yang Harus Dipahami

9 Contoh Etika dalam Pengumpulan Data Penelitian yang Harus Dipahami – Saat kamu sedang melakukan suatu penelitian, tentunya kamu tidak boleh melupakan etika penelitian.

Ya, etika penelitian ini kerap menjadi pembahasan yang menarik karena menjadi ukuran baik buruknya jenis penelitian yang akan dilakukan.

Oleh karena itu, perlu pemahaman yang mendalam tentang etika penelitian khususnya terkait etika dalam pengumpulan data penelitian.

Berikut Contoh Etika dalam Pengumpulan Data Penelitian

unsplash.com/epicantus

Sebagai ilmuwan, para peneliti dituntut untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam melakukan tugas tersebut, peneliti dituntut untuk menjunjung tinggi dan menjaga perbuatan serta tindakan yang bertanggung jawab dalam penelitian.

Terlebih sebagai ilmuwan, peneliti dituntut untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Tentunya dalam melakukan tugas tersebut, peneliti dituntut untuk dapat menunjang tinggi serta menjaga perbuatan dan tindakan yang bertanggung jawab pada  penelitian.

Nah, dalam penelitian kita mengenal istilah etika dalam pengumpulan data penelitian.

Kira-kira apa saja etika dalam pengumpulan data penelitian? Kamu bisa temukan jawabannya dengan membaca artikel ini hingga bagian akhir.

Memahami
Asal Usul Kode Etika Penelitian

Pada masa filsuf-filsuf awal dulu belum terlintas pemikiran untuk membuat etika penelitian.

Mengingat pada masa itu, para filsuf membuat karya penelitian memang bertujuan untuk kesejahteraan dan kemajuan bersama saja.

Seiring perkembangan zaman, kode etik atau etika penelitian ini sadar sangat diperlukan agar tidak mengganggu pihak lain dan merugikan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian itu.

Adapun pembicaraan mengenai kode etik atau etika penelitian dimulai tahun 1960-an dengan menerbitkan naskah akademik berjudul Code of Ethic dan di Jerman tahun 1990-an dengan naskah berjudul Ethik-Kodex 1993.

Para peneliti tidak hanya mengetahui dan mendalami bagaimana proses data itu diolah saja, namun juga perlu memahami dan menerapkan bagaimana etika penelitian selama menjalankan proses penelitian.

Kesadaran akan pentingnya kode etik dalam penelitian mulai terasa ketika awal masa perang dunia kedua, khususnya pada masa krisis dengan Nazi.

Etika
dalam Pengumpulan Data Penelitian

Dalam kesepakatan yang diberlakukan secara luas mengenai kode etik penelitian, berikut ada 9 hal yang wajib diketahui oleh peneliti terkait etika dalam pengumpulan data penelitian.

1. Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah

Peneliti memiliki kode etik dimana kamu wajib menjelaskan fenomena sebagaimana mestinya atau apa adanya.

Pada peraturan yang dikeluarkan oleh LIPI tahun 2013, peneliti yang melakukan penelitian dilarang memanipulasi data dengan tujuan apapun.

Peneliti juga wajib memiliki ketetapan hati dan bebas dari keberpihakan posisi manapun yang berujung dapat mempengaruhi hasil penelitian.

2.
Peneliti melakukan penelitian dalam cakupan dan batasan sesuai dengan hukum

Dalam melakukan pengumpulan data penelitian, peneliti harus mampu bertindak dengan mendahulukan kepentingan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya.

Hal ini juga mencakup keselamatan yang berasaskan tujuan mulia berupa penegakan HAM dan kebebasannya.

Berpegang pada aturan tersebut, peneliti memiliki tanggung jawab untuk meneliti sesuai dengan metodologi penelitian yang ada.

Selain itu, peneliti juga wajib melaksanakan penelitian mengikuti metode yang lebih baku dengan tetap menjaga kebenaran hasil penelitiannya.

3.
Pengelolaan sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab

Peneliti melakukan penelitian dengan manfaat agar dapat membawa kebaikan bagi banyak orang dengan tetap mengedepankan beberapa hal.

Mulai dari keefisienan dalam menggunakan sumber daya lain, menjaga lingkungan sekitar, menjaga alat-alat ilmiah dan alat bantu lain dalam penelitian agar tidak merusak.

Selain itu, peneliti juga bertanggung jawab jawab dalam menyajikan data hasil penelitiannya dengan memberikan akses dan izin kepada peneliti lain untuk melihat.

Baik segi kelebihan dan kekurangan dalam penelitian sehingga dapat dikembangkan kembali pada penelitian lainnya.

4.
Peneliti mengelola penelitiannya secara jujur dan adil

Dalam
mengumpulkan data, peneliti juga harus memiliki sikap yang adil dan jujur. Kedua
sikap tersebut menjadi suatu nilai pribadi yang harus dimiliki oleh peneliti.

Sikap adil dan jujur bisa diwujudkan dengan memberikan akses pada pihak lain untuk memverifikasi penelitian serta memperbolehkan untuk melakukan penelitian lanjutan.

Selain itu, bentuk dari sikap adil dan jujur juga dapat diwujudkan dengan menghargai sesama baik itu pada informan maupun sesama peneliti tanpa menggunakan prasangka.

Dengan
memiliki sikap adil dan jujur maka peneliti menunjukkan sikap bermoral dalam
kehidupan dan dalam menjalankan penelitiannya, Baik itu demi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi sesama.

5.
Peneliti menghormati segala bentuk objek dalam penelitian

Peneliti wajib menghormati segala bentuk objek penelitian, baik itu makhluk hidup ataupun benda mati. Terkait pernyataan ini, semua objek penelitian apapun jenisnya harus diperlakukan secara baik dan bermoral.

Segala perusakan untuk objek penelitian nantinya akan dianggap sebagai pelanggaran etik.

6.
Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik dan saran

Peneliti juga harus menanamkan sifat yang terbuka di mana segala kritik dan masukan dapat diterima secara lapang dada.

Hal ini akan memberikan feedback yang baik dalam keberlangsungan pengembangan ilmu pengetahuan.

Keterbukaan ini bisa diwujudkan dengan melakukan forum diskusi, seminar atau pertukaran informasi di mana dilakukan dalam kondisi bebas dari persaingan pihak-pihak tertentu, kecemburuan pribadi atau silang pendapat yang tidak sehat.

7.
Peneliti mengelola, menjalankan dan melaporkan hasil penelitian secara bertanggung
jawab

Dalam pengumpulan data, peneliti juga wajib mencantumkan sumbangan-sumbangan gagasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.

Biasanya, pengetahuan akan bersifat kolektif dan kumulatif yang di Bandung berdasarkan sumbang asih para akademisi.

Di sini peneliti bertanggung jawab untuk memastikan hak karangan akademisi lain mendapatkan keuntungan yang melekat di dalamnya seperti konsep, rancangan, analisis dan tafsiran data.

8.
Peneliti dilarang melakukan duplikasi atau plagiat

Plagiat
diartikan sebagai pencurian hasil pemikiran, data atau penemuan, baik itu yang
sudah atau belum dipublikasikan. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti
dilarang melakukan tindakan plagiat.

9.
Peneliti memberikan pengakuan berupa kutipan dalam penelitiannya

Peneliti wajib membuat kutipan jika data dalam penelitiannya mengandung nilai-nilai atau gagasan dari pihak atau peneliti lain, baik itu dalam sumbang asih langsung atau tidak langsung.

Hal ini terkait dengan nilai etik menyangkut moral-moral kejujuran yang menolak merekayasa atau memanipulasi data.

Nilai ini juga menjadi unsur penting dari sikap menghormati dan menghargai penelitian lainnya yang mengambil peran dalam penelitian kita.

Penutup

Oke, itulah informasi singkat yang bisa Mamikos rangkumkan untuk kamu terkait contoh etika dalam pengumpulan data penelitian yang harus kamu pahami.

Semoga informasi di atas cukup berguna ya untuk kamu! Jika kamu ingin mencari informasi bermanfaat dan terbaru lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan cari informasinya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta