Contoh Kearifan Lokal di Jawa Tengah beserta Maknanya Lengkap
Berbagai kearifan lokal Jawa Tengah menggambarkan kekayaan budaya dan warisan tradisional yang dimiliki oleh provinsi ini. Simak deretan contoh kearifan lokal Jawa Tengah dalam artikel ini.
2. Tradisi Sadranan
Tradisi sadranan juga merupakan contoh kearifan lokal di Jawa Tengah. Mengutip dari laman resmi Institut Agama Islam Negeri Surakarta, masyarakat Jawa Tengah juga menyebut tradisi sadranan sebagai ruwuhan.
Diketahui, tradisi sadranan ini dilakukan pada bulan Sya’ban yang dirayakan tiap menjelang Ramadhan.
Pada bulan Sya’ban, masyarakat kan mengirim doa kepada para leluhur yang telah meninggal agar dosa-dosanya diampuni, diterima amal baiknya, dan mendapat di sisi-Nya.
Dengan begitu, tradisi sadranan dapat diartikan sebagai simbol hubungan dengan para leluhur, sesama, dan sang Maha Kuasa.
Dalam tradisi sadranan, terdapat percampuran dari budaya lokal dan nilai-nilai Islam. Sadranan sebenarnya adalah tradisi Hindu-Budha yang tumbuh dan berkembang semenjak sekitar abad 15.
Kemudian dalam perjalanannya, sadranan mengalami akulturasi dengan budaya Islam.

Advertisement
Nah, perubahan tradisi ini terlihat dari tradisi sadranan yang dulunya identik dengan dengan pemujaan roh, lalu diluruskan penataan tujuannya menjadi kepada yang Maha Esa oleh para ulama wali songo.
Tradisi sadranan dimulai dengan ritual membersihkan makam-makam leluhur, menyelenggarakan selamatan (kenduri) membuat kue apem, kolak, dan ketan.
Nah, ketiga makanan tersebut dijadikan adonan yang kemudian dimasukkan ke dalam takir.
Takir ini merupakan tempat makanan yang terbuat dari daun pisang, dimana sebelah kanan dan kirinya akan ditusuki lidi.
Nantinya, kue-kue tersebut akan dibagikan kepada sanak saudara, dan menjadi pelengkap kenduri (ubarampe). Kenduri akan diawali dengan melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an dilanjutkan dengan shalawat.
Setelah itu, masyarakat bersama-sama akan membaca tahlil untuk para leluhur, dan ahli kubur. Biasanya, pembacaan tahlil dipimpin oleh ulama desa.
Pada jenis kearifan lokal tradisi sadranan ini, terdapat nilai-nilai sosial yang diwariskan. Mulai dari nilai gotong-royong, guyub, pengorbanan, hingga ekonomi.
3. Upacara Tingkeban
Mengutip dari laman resmi Perpustakaan Provinsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, upacara tingkeban disebut juga dengan istilah mitoni. Nah, mitoni berasal dari kata ‘pitu’ yang berarti tujuh.
Maka dari itu, upacara mitoni diselenggarakan setiap kandungan seorang ibu sudah memasuki usia tujuh bulan.