Ringkasan Cerita Rakyat Sangkuriang Singkat dan Lengkap Beserta Hikmah yang Bisa Diambil

Ringkasan Cerita Rakyat Sangkuriang Singkat dan Lengkap Beserta Hikmah yang Bisa Diambil – Sangkuriang merupakan kisah yang paling melegenda dari Jawa Barat.

Cerita rakyat ini telah banyak ditampilkan dalam bentuk versi baik versi cerita pendek, drama, komik, maupun sinetron.

Seperti cerita rakyat lainnya ada banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah Sangkuriang. Tapi, sebelum mengetahui hikmah apa saja yang dapat diambil dari kisah Sangkuriang.

Sebaiknya kamu simak dulu ringkasan ceritanya pada artikel berikut ini.

Ringkasan Cerita Rakyat Sangkuriang

https://pikiran-rakyat.com/

Berdasarkan cerita rakyat Sangkuriang, karena dianggap telah melakukan kesalahan  yang berat.

Suami Dayang Sumbi dikutuk menjadi seekor anjing berbulu hitam. Ia hanya dapat kembali ke wujud manusianya setiap bulan purnama dan bulan mati tiba.

Cobaan yang demikian berat ini diterima Dayang Sumbi dengan tabah. Sebenarnya sang suami telah merelakan istrinya untuk mencari penggantinya.

Tapi, Dayang Sumbi menolaknya. Ia lebih memilih bersetia kepada lelaki yang memiliki jasa besar dalam kehidupannya.

Di masa lalu, sebelum kutukan itu tiba. Dayang Sumbi pernah menderita penyakit aneh yang sangat parah.

Sudah berbagai cara ditempuh dan sudah ratusan tabib dari seluruh penjuru negeri dipanggil untuk mengobati sakit yang diderita Dayang Sumbi.

Sayangnya, tidak ada satu pun yang berhasil menyembuhkan Dayang Sumbi. Hingga suatu ketika datanglah seorang pemuda yang berniat untuk menyembuhkan Dayang Sumbi.

Berkat obat rahasia yang dimiliki pemuda tersebut. Dayang Sumbi dapat sembuh seperti sedia kala. Dan sebagai bentuk rasa terima kasih atas jasanya. Pemuda itu dinikahkan dengan Dayang Sumbi.

Sayangnya kebahagiaan Dayang Sumbi dengan suaminya itu tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan penyamaran suami Dayang Sumbi diketahui oleh para dewa di kahyangan.

Kemarahan Para Dewa

Menurut cerita rakyat Sangkuriang, para dewa di kahyangan sangat marah dengan yang dilakukan suami Dayang Sumbi.

Adapun hal yang membuat para dewa marah ini karena suami Dayang Sumbi memberikan ramuan yang hanya boleh diminum dewa kepada manusia yang dalam kasus ini Dayang Sumbi yang meminumnya.

Efek dari minuman tersebut bukan hanya dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Tetapi juga akan membuat siapapun yang meminumnya akan awet muda.

Setelah suaminya dijatuhi kutukan oleh para dewa. Dayang Sumbi memutuskan untuk keluar dari kerajaan dan memilih tinggal di dekat hutan yang jauh dari pemukiman penduduk.

Bulan purnama dan bulan mati merupakan saat yang paling dinantikan Dayang Sumbi. Sebab, pada saat itu suaminya akan kembali ke wujud manusianya.

Beberapa tahun setelah pernikahannya Dayang Sumbi dianugerahi seorang bayi laki-laki yang tampan dan gagah. Anak itu kemudian diberi nama Sangkuriang.

Sebab, di dalam anaknya mengalir darah seorang dewa. Maka tidak mengherankan apabila Sangkuriang tumbuh lebih cepat daripada anak-anak pada umumnya.

Di suatu malam, ketika purnama tiba  suami Dayang Sumbi kembali ke wujud aslinya. Di saat itu ia meminta kepada istrinya untuk merahasiakan jati dirinya kepada anaknya.

Dayang Sumbi pun berjanji kepada suaminya. Ia akan berusaha untuk menyembunyikan jadi diri suaminya kepada anaknya.

Seiring dengan berjalannya waktu, Sangkuriang tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang kuat dan tangguh.

Sejak kecil Sangkuriang memiliki kegemaran berburu di hutan. Selama berburu dia selalu ditemani oleh anjing hitam yang dia beri nama Si Tumang. Sangkuriang sama sekali tidak tahu kalau sebenarnya Si Tumang ini adalah ayah kandungnya.

Si Tumang

Menurut cerita rakyat Sangkuriang. Suatu hari Dayang Sumbi meminta tolong kepada Sangkuriang untuk dicarikan daging rusa. Sebagai anak yang berbakti, Sangkuriang segera memenuhi permintaannya.

Sialnya, hari itu Sangkuriang sama sekali tidak menemukan seekor rusa. Sangkuriang bingung kenapa hal ini bisa terjadi.

Padahal biasanya setiap kali berburu dirinya selalu bertemu dengan banyak rusa. Sebab, tak kunjung menemukan rusa yang bisa dibawanya pulang.

Sangkuriang semakin dalam memasuki hutan. Sekarang dia sudah hampir sampai di jantung hutan.

Ketika itu Sangkuriang menemukan seekor rusa yang terlihat akan segera beranak. Hal ini tentu membuat Sangkuriang sumringah.

Ia segera memasang anak panahnya pada busurnya. Ia mengincar rusa betina yang sebentar lagi akan beranak.

Apa yang dilakukan Sangkuriang ini dinilai Si Tumang tidak beradab. Sebab, di dunia para pemburu ada aturan tidak tertulis yang menyebutkan bahwa seorang pemburu dilarang membunuh hewan betina yang sedang beranak atau sedang menyusui.

Para pemburu yang melanggar aturan ini akan dicap sebagai pemburu bejat dan akan mendapat karma dari para dewa.

Si Tumang yang tidak ingin anaknya terkena karma dari dewa lantas berusaha menggagalkan usaha anaknya yang hendak memanah rusa yang akan beranak tadi.

Si Tumang sempat kebingungan bagaimana caranya menggagalkan usaha anaknya. Sebab, dia tidak bicara selayaknya manusia. Maka saat Sangkuriang akan melepaskan anak panahnya dari busurnya.

Si Tumang menyalak dengan hebat. Gonggongan dari Si Tumang ini membuat rusa betina kabur dan lari masuk ke hutan yang lebih dalam lagi.

Memasak Si Tumang

Berdasarkan cerita rakyat Sangkuriang. Rupanya tindakan Si Tumang ini membuat Sangkuriang marah besar. Saking marahnya karena buruannya lepas. Sangkuriang lalu membunuh Si Tumang dengan panahnya.

Setelah mencincang Si Tumang menjadi potongan daging kecil-kecil. Sangkuriang pulang dan memberikan daging Si Tumang kepada Dayang Sumbi, ibunya.

Ia mengatakan bahwa daging Si Tumang itu adalah daging rusa. Karena tak menaruh rasa curiga kepada anaknya, Dayang Sumbi segera memasak daging tersebut.

Tak lama kemudian masakan buatan Dayang Sumbi matang. Ia mengajak Sangkuriang makan bersama.

Di tengah menyantap sajian yang baru dimasaknya. Dayang Sumbi bertanya kepada Sangkuriang tentang keberadaan Si Tumang.

Sangkuriang dengan entengnya menjawab bahwa dirinya telah membunuh Si Tumang dan mengatakan bahwa daging yang diberikan kepada ibunya sebenarnya bukanlah daging rusa melainkan daging Si Tumang.

Apa yang dikatakan Sangkuriang ini berhasil membuat Dayang Sumbi marah besar. Sangkuriang dipukul kepalanya dengan centong nasi hingga berdarah. Tak cukup dengan itu Dayang Sumbi juga mengusir Sangkuriang.

Selepas Sangkuriang pergi tinggalah Dayang Sumbi sendirian. Ia tampak sedih dengan pahitnya kenyataan yang harus dialaminya.

Sangkuriang Bertemu Wanita Cantik

Menurut cerita rakyat Sangkuriang. Selang beberapa tahun kemudian Sangkuriang telah tumbuh dewasa. Suatu hari ketika sedang menjelajah suatu tempat.

Sangkuriang bertemu dengan seorang perempuan yang sangat cantik parasnya.

Sangkuriang segera mengajaknya berkenalan. Setelah perkenalan itu keduanya saling jatuh hati dan memutuskan untuk berpacaran.

Pada suatu ketika, saat Sangkuriang bercengkrama dengan kekasihnya. Sang kekasih membelai rambut Sangkuriang.

Alangkah kagetnya ketika ia tahu di kepala Sangkuriang terdapat luka. Ia pun bertanya tentang asal-usul luka itu kepada Sangkuriang.

Betapa terkejutnya ketika ia tahu bahwa lelaki yang sedang dicintainya sebagai kekasih ternyata adalah anak kandungnya sendiri.

Melihat kenyataan itu ia pun mengatakan bahwa dirinya adalah Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibu kandung dari Sangkuriang. Namun, Sangkuriang tidak percaya dan malah bersikeras akan menikahi kekasihnya tersebut dalam waktu singkat.

Sebab, merasa tidak ada cara lain untuk membendung keinginan Sangkuriang. Dayang Sumbi lalu mengajukan sebuah syarat jika Sangkuriang benar-benar ingin menjadikannya istri.

Kepada Sangkuriang Dayang Sumbi berkata bahwa Sangkuriang harus mampu membuat telaga yang luas dan sebuah perahu yang bisa dipakai untuk berlayar di atasnya hanya dalam waktu satu malam.

Sangkuriang pun menyetujui persyaratan tersebut. Sangkuriang segera mengerahkan seluruh kemampuannya. Dalam memenuhi persyaratan Dayang Sumbi itu Sangkuriang meminta bantuan kepada bangsa lelembut.

Ketika mengetahui Sangkuriang dibantu lelembut dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dayang Sumbi lantas melakukan siasat untuk membubarkan para lelembut yang memberikan bantuan kepada Sangkuriang.

Muslihat Dayang Sumbi

Caranya adalah dengan membakar tumpukan jerami dan menabuh lesung. Cahaya kemerahan dari jerami yang terbakar dan suara lesung yang ditabuh sukses membuat para lelembut bubar karena menganggap pagi telah tiba.

Kepergian para lelembut ini membuat Sangkuriang kesal. Sangkuriang bertambah kesal saat tahu ada campur tangan Dayang Sumbi yang menggagalkan usahanya tersebut.

Saking kesalnya usahanya digagalkan oleh perempuan yang dicintainya. Sangkuriang lantas menendang perahu yang akan rencananya akan dia gunakan berlayar dengan Dayang Sumbi sekeras-kerasnya.

Ajaibnya saat perahu itu jatuh dalam keadaan terbalik. Perahu itu berubah menjadi sebuah gunung yang sangat indah. Gunung itu kemudian dikenal dengan nama gunung tangkuban perahu.

Sebab gagal memenuhi syarat yang diajukan oleh Dayang Sumbi. Akhirnya Sangkuriang gagal mempersunting Dayang Sumbi.

Hikmah dari Kisah Sangkuriang

Melalui kisah Sangkuriang ini kita diajarkan supaya dapat mengontrol emosi dan dapat berkata dengan jujur.

Sebab, tindakan yang dilandasi emosi yang tidak terkontrol akan membawa dampak yang tidak baik kepada kehidupan.

Begitu pula dengan kejujuran, meski pahit di awal, tetapi kejujuran akan tetap berbuah manis di kemudian hari.

Berbuat jujur merupakan suatu perbuatan yang berat. Makanya tidak mengherankan apabila ada yang mengatakan bahwa hanya orang kuat yang dapat berkata dan berperilaku jujur.

Demikianlah ringkasan cerita rakyat Sangkuriang beserta dengan hikmahnya. Semoga berkat kisah ini kita dapat terus berbenah menjadi insan yang lebih baik dari kemarin


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta