Ringkasan Hikayat Tanjung Lesung Singkat beserta Nilai Atau Pesan Moralnya
Mungkin kamu pernah mendengar tentang hikayat Tanjung Lesung yang diwariskan di Banten? Di sini, Mamikos akan meringkas hikayat Tanjung Lesung dan nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Ia mengabaikan pesan dari para tetua desa. Ia begitu larut dalam menabuh lesung hingga ia meloncat dan menari-nari dengan gembira.
Tak sadar bahwa tindakannya telah menarik perhatian penduduk desa, ia terkejut mendengar teriakan mereka, “Lihat! Seorang lutung sedang menabuh lesung! Hey, ada lutung yang menabuh lesung di sana!”
Bingung dengan panggilan tersebut, ia terkejut saat menyadari bahwa tubuhnya sekarang ditumbuhi rambut lebat. Dalam keadaan takut dan panik, ia bergegas melarikan diri ke hutan terdekat.
Sri Poh Haci yang menyaksikan peristiwa tersebut merasa sangat malu dan memilih meninggalkan desa tersebut.
Dalam pelarian, Sri Poh Haci pun menjelma menjadi Dewi Padi.
Sementara desa yang mereka tinggalkan dikenal sebagai Kampung Lesung, dan karena letaknya di suatu tanjung, desa itu kemudian dikenal dengan nama Tanjung Lesung.
Pesan Moral dari Hikayat Tanjung Lesung
Pesan moral yang disampaikan dalam Hikayat Tanjung Lesung antara lain:

Advertisement
1. Tidak Mudah menyerah
Hikayat Tanjung Lesung mengajarkan kita untuk tidak menyerah dalam menggapai cita-cita dan keinginan.
2. Tidak Keras Kepala dan Egois
Sikap Raden Budog dalam hikayart Tanjung langsung sangat egois dan hanya mementingkan diri sendiri.
Raden Budog tidak memaksa kuda dan anjingnya untuk terus bergerak serta tidak membiarkan mereka beristirahat. Raden Budog bahkan meninggalkan hewan kesayangannya demi obsesinya.
3. Mendengarkan Pendapat Orang Lain
Selain keras kepala, Raden Budog juga tidak mendengarkan pendapat orang dan semaunya sendiri.
Contohnya ketika dilarang menabuh lesung di hari keramat, Raden Budog tetap nekat. Sikap seenaknya sendiri kadang membawa petaka, ini dicontohnya dengan Raden Budog berubah jadi lutung.
Penutup
Setelah berlayar melintasi alur dan liku cerita Hikayat Tanjung Lesung, kita dapat berlabuh pada kesimpulan bahwa kisah ini bukan sekedar hiburan, tetapi juga sumber pembelajaran.
Nilai-nilai moral yang terkandung hikayat ini dapat menuntun kita dalam menjalani kehidupan.
Semoga ringkasan dan pesan moral yang telah disajikan dapat menjadi lampu yang menerangi jalan kita untuk selalu mengambil yang terbaik dari warisan budaya dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.