8 Contoh Cerita Hikayat Pendek beserta Nilai yang Terkandung di Dalamnya
Contoh Cerita Hikayat Pendek beserta Nilai yang Terkandung di Dalamnya – Hikayat adalah salah satu jenis karangan berbentuk prosa yang mempunyai variasi frasa yang cukup unik. Contoh cerita hikayat pendek perlu diketahui untuk menambah wawasan.
Hikayat juga termasuk karangan sastra yang umumnya menggunakan bahasa Melayu dan dikemas dalam bentuk dongeng.
Cerita hikayat berkembang di wilayah semenanjung Melayu, sehingga tersebar di Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Cerita Hikayat dan Nilai Moralnya
Daftar Isi
- Cerita Hikayat dan Nilai Moralnya
- Berbagai Contoh Cerita Hikayat Pendek
- 1. Hikayat Si Bayan yang Budiman
- 2. Contoh Cerita Hikayat Pendek Hang Tuah
- 3. Hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara
- 4. Contoh Cerita Hikayat Pendek tentang Pengembara
- 5. Contoh Cerita Hikayat Pendek Amir
- 6. Contoh Cerita Hikayat Pendek Dua Abu
- 7. Contoh Cerita Hikayat Pendek Malim Dewa
- 8. Contoh Cerita Hikayat Pendek Antu Ayek
Daftar Isi
- Cerita Hikayat dan Nilai Moralnya
- Berbagai Contoh Cerita Hikayat Pendek
- 1. Hikayat Si Bayan yang Budiman
- 2. Contoh Cerita Hikayat Pendek Hang Tuah
- 3. Hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara
- 4. Contoh Cerita Hikayat Pendek tentang Pengembara
- 5. Contoh Cerita Hikayat Pendek Amir
- 6. Contoh Cerita Hikayat Pendek Dua Abu
- 7. Contoh Cerita Hikayat Pendek Malim Dewa
- 8. Contoh Cerita Hikayat Pendek Antu Ayek
Selain dijadikan sebagai hiburan, teks cerita hikayat juga mengandung bahan pembelajaran bagi siapapun yang membacanya karena mengandung nilai moral.
Nilai moral yang ada di dalam cerita hikayat tentu tidak selamanya bersifat eksplisit, namun bersifat implisit, atau tidak disampaikan secara jelas.
Meski demikian, tetap ada juga nilai-nilai moral yang bersifat eksplisit dengan ajaran-ajaran yang disesuaikan dengan ajaran Islam.
Nilai moral yang diajarkan di dalam cerita hikayat sangat efektif digunakan untuk menjadi media pengajaran bagi siswa-siswi SD sampai dengan SMA.
Pada dasarnya, ada banyak contoh teks cerita hikayat singkat yang ada di kalangan masyarakat. Beberapa contohnya akan disampaikan di bawah ini:
Berbagai Contoh Cerita Hikayat Pendek
1. Hikayat Si Bayan yang Budiman
Alkisah, terdapat saudagar kaya bernama Khojan Mubarok yang tinggal di negara Ajam. Kekayaannya sangat melimpah, namun belum juga dikaruniai anak.
Tidak berselang lama usai ia memohon kepada Tuhan, istrinya hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Khojan Maimun.
Setelah Khojkan Maimun berumur lima tahun, ia diserahkan oleh bapaknya untuk mengaji kepada banyak guru hingga umur lima belas tahun.
Ia kemudian dikawinkan dengan anak seorang saudagar kaya nan cantik bernama Bibi Zainab.
Setelah Khojan Maimun mempersuntingnya, ia membeli burung tiung betina dan burung bayan jantan, lalu dibawanya ke rumah.
Suatu hari, Khojan Maimun hendak pergi untuk urusan perniagaan di laut, lalu dia meminta izin kepada istrinya.
Sebelum pergi, berpesanlah Khojan Maimun pada istrinya. Jika kamu merasa kesepian, bercakaplah dengaan dua ekor burung pintar tersebut.
Usai ditinggal oleh suaminya untuk urusan pekerjaan, datanglah seorang anak Raja Ajam yang berkuda. Ia melihat paras istri Khojan Maimun yang sangat cantik rupawan.
Lalu, anak raja tersebut berupaya mendekati bibi Zainab dengan perantara seorang perempuan tua.
Suatu hari, Bibi Zainab meminta izin kepada burung-burungnya untuk menemui anak raja, tetapi salah satu burung memberitahunya agar tidak berbuat sesuatu yang melanggar perintah Allah SWT.
Mendengar nasihat tersebut, istri Khojan Maimun justru marah dan melempar burungnya ke lantai hingga mati.
Bibi Zainab kemudian mendatangi burung yang satunya. Ia sedang pura-pura tidur dan terbangun untuk mendengar isi hati Bibi Zainab yang hendak pergi bersama anak raja.
Burung tersebut pun berpikir dan mulai menjawab, “Bibi Zainab, bergegaslah pergi, nampaknya anak raja sedang menunggu kau. Namun sebelum pergi, aku memiliki kisah menarik tentang wanita yang terkena balasan karena mengkhianati suaminya”.
Mendengar kisah burung, Bibi Zainab merasa tertarik untuk mendengarkan kisah tersebut. Akhirnya, burung pun bercerita kepadanya dengan harapan agar ia tidak jadi melangkah menemui anak raja.
Setelah mendengar cerita burung tersebut, Bibi Zainab akhirnya insaf terhadap perbuatannya yang ingin pergi berkencan dengan anak raja dan memilih menunggu suaminya pulang dari rantauannya.
Nilai yang terkandung di dalam Hikayat Bayan Budiman:
Nilai moral yang terkandung di dalam hikayat Bayan Budiman erat kaitannya dengan nilai-nilai Islami.
Hikayat ini mengandung pesan bahwa kesabaran dan usaha akan membuahkan hasil yang manis.
Hal ini terlihat dari upaya Khojan Mubarok yang tidak kenal menyerah untuk mempunyai anak. Hingga akhirnya ia berhasil memiliki anak yang sholeh dan taat agama.
Hikayat Bayan Budiman juga mengandung pesan bahwa perselingkuhan adalah perbuatan yang tercela, baik dalam segi agama maupun sosial. Dengan begitu, perbuatan ini harus dihindari.
2. Contoh Cerita Hikayat Pendek Hang Tuah
Contoh cerita hikayat Hang Tuah singkat diawali dengan kehidupan sepasang suami istri bernama Hang Mahmud dan Dang Merdu.
Keduanya memiliki seorang putra yang diberi nama Hang Tuah. Keluarga kecil ini tinggal di sebuah daerah bernama Desa Sungai Duyung.
Desa ini dipimpin oleh seorang raja di Bintan yang terkenal berwibawa, bijak, dan karismatik. Suatu hari, Hang Mahmud berkeluh kesah pada sang istri ingin mengubah nasib dengan pergi ke Bintan.
Saat semua terlelap di malam hari, Hang Mahmud bermimpi bahwa ia menatap bulan yang sedang turun dari langit. Bulan tersebut menyinari wilayah di sekitarnya, tepatnya di atas kepala Hang Tuah, anaknya.
Hang Mahmud akhirnya terbangun dan langsung mendatangi anaknya yang secara misterius memiliki aroma wangi.
Keesokan paginya, ia mengadakan hajat selamatan dalam rangka berdoa untuk mimpinya semalam.
Hang Mahmud berharap agar mimpi tersebut menjadi pertanda bahwa anaknya akan menjadi orang tersohor dan terpandang di negerinya.
Suatu ketika, Hang Tuah dan ayahnya pergi untuk membelah kayu yang akan digunakan sebagai bahan bakar. Namun, secara misterius datanglah sekawanan pemberontak.
Seluruh masyarakat yang melihatnya langsung kabur, kecuali Hang Tuah. Para pemberontak berupaya untuk membunuhnya, namun justru mereka yang tewas karena dipukul kapak oleh Hang Tuah.
Semenjak saat itu, Raja Bintan memberikan kepercayaan kepada Hang Tuah. Namun, nasibnya tidak berjalan mulus begitu saja karena ada beberapa rintangan yang menghalangi jalannya.
Salah satu halangan tersebut berasal dari para Tumenggung yang merasa iri dan dengki kepada Hang Tuah.
Berbagai fitnah dilayangkan kepada Hang Tuah. Para Tumenggung mengatakan bahwa Hang Tuah bagian dari pemberontak yang sesungguhnya.
Mereka berupaya untuk menghasut raja Bintan agar segera melenyapkan Hang Tuah.
Namun, Hang Tuah senantiasa memperoleh perlindungan dari Tuhan sehingga percobaan pembunuhan itu selalu gagal. Hang Tuah akhirnya lebih memilih untuk mengasingkan diri.
Nilai yang terkandung di dalam Hikayat Hang Tuah:
Hikayat Hang Tuah memiliki pesan moral yang begitu dalam jika dicermati dengan saksama.
Sama seperti Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Hang Tuah juga penuh pesan-pesan agama yang bermanfaat bagi religiusitas pembacanya.
Cerita ini mengajarkan bahwa anak adalah karunia Tuhan yang sangat besar dan sudah selayaknya dijaga dan dicukupkan segala kebutuhannya.
Setelah Hang Tuah dewasa, ia menjelma menjadi sosok yang gagah dan berani, persis seperti harapan ayahnya pada saat ia kecil dulu.
Berkat didikan orang tua yang baik dan terpuji, Hang Tuah tumbuh menjadi sosok yang bertanggung jawab dan rela menolong orang lain dengan penuh keberanian.
3. Hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara
Kisah ini menceritakan tentang contoh cerita hikayat singkat Abu Nawas. Di suatu pagi hari yang cerah, Sultan Harun al-Rasyid memanggil Abu Nawas untuk datang ke Istana.
Sultan Harun ingin menguji kecerdasan Abu Nawas. Setelah sampai di hadapan Sultan, Abu Nawas memberikan penghormatan.
Sultan berucap, “Wahai, Abu Nawas, aku menghendaki enam lembu dengan jenggot yang pandai berbicara. Bisakah kau mendatangkannya dalam kurun waktu seminggu?”
Jika gagal, maka aku akan memenggal lehermu.
“Baik, tuanku Syah Alam. Hamba akan menjunjung tinggi titah tuanku.” Seluruh punggawa istana pun berkata dalam hati, “Mampus kau Abu Nawas!”
Abu Nawas memohon untuk undur diri dan pulang ke rumah. Begitu sampai di kediamannya, Abu Nawas duduk terdiam diri dan merenungkan kehendak sang Sultan.
Satu hari ia tidak ke luar rumah hingga membuat para tetangga bertanya-tanya. Ia baru saja ke luar rumah usai seminggu kemudian.
Tepatnya sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh Sultan Harun yang sudah tiba di depan mata. Abu Nawas segera pergi ke istana, lalu berkata, “Wahai orang-orang muda, hari apakah hari ini?”
Orang yang berhasil menjawab benar akan dilepaskan, tapi orang yang menjawab salah akan ditahannya. Rupanya, tidak ada seseorang yang berhasil menjawab dengan benar.
Tidak heran jika Abu Nawas menjadi marah-marah kepadanya.
“Menjawab begitu saja kalian tidak bisa. Jikalau begitu, marilah kita menghadap ke Sultan Harun Al-Rasyid untuk mencari jawaban yang sesungguhnya.”
Esok hari kemudian, balairung istana Baghdad dipenuhi dengan warga yang ingin mengetahui kesanggupan Abu Nawas yang membawa enam ekor lembu yang berjenggot.
Ketika tiba di hadapan Sultan Harun, ia pun melakukan sembah dan duduk dengan penuh khidmat.
Lalu, Sultan berkata, “Hai Abu Nawas, di mana lembu yang memiliki jenggot dan lihai berbicara itu?”.
Tanpa banyak berucap, Abu Nawas menunjuk keenam orang yang datang
bersamanya itu, “Inilah mereka, wahai tuanku Syah Alam.”
“Gerangan apakah yang hendak engkau tampakkan kepadaku, Wahai Abu Nawas?”
“Tuanku, silakan untuk menanyakan kepada lembu-lembu ini tentang hari saat ini,” tutur Abu Nawas.
Saat Sultan Harun bertanya, rupanya orang-orang yang hadir di balairung memberikan jawaban yang berbeda-beda.
Maka Abu Nawas berujar, “Jikalau mereka manusia, tentu tahu bila hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku bertanya tentang hari lain, maka mereka akan tambah pusing.”
“Apakah mereka manusia atau binatang?” “Wahai Tuanku, Inilah lembu jenggot yang pintar bercakap itu.”
Sultan Harun sempat heran mengetahui Abu Nawas yang pandai dalam melepaskan diri dari hukuman yang mengancam. Maka, Sultan pun memberikannya hadiah sebanyak 5.000 dinar untuk Abu Nawas.
Nilai yang terkandung dalam Hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara:
Kisah tentang Abu Nawas memang tidak pernah habis untuk dibaca karena selalu menimbulkan rasa tertarik dan penasaran. Begitu juga dengan hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara.
Pesan moral yang terkandung dalam cerita hikayat tersebut adalah jangan suka menguji kecerdasan maupun kesabaran orang lain sekalipun kamu memiliki kedudukan yang tinggi.
Orang yang cerdas akan mengucapkan kata-kata yang baik karena segala ucapan adalah doa.
Sebaliknya, orang yang bodoh akan mengucapkan hal yang tidak baik, sia-sia, dan tidak memiliki manfaat.
Selain itu, nilai moral lain yang terkandung di dalam hikayat ini adalah setiap perbuatan pasti ada balasannya.
Raja mengatakan bahwa ia akan memberikan hadiah berupa harta yang besar jika Abu Nawas berhasil menjawab teka-tekinya.
Sebaliknya, Raja akan membunuhnya jika Abu Nawas tidak mampu memberikan jawaban yang benar dan cerdas.
4. Contoh Cerita Hikayat Pendek tentang Pengembara
Dalam contoh cerita hikayat pendek ini, ada tiga pemuda yang senantiasa berkeliaran, yakni Ifan, Aldi, dan Sigit.
Selama di perjalanan, tiga orang tersebut membawa makanan seperti susu, daging, nasi, serta buah-buahan.
Saat semuanya sudah lelah, ketiga pemuda tersebut beristirahat dan menyantap makanan yang telah dibawanya.
Hingga suatu hari, mereka akhirnya tiba di hutan yang sangat lebat. Mereka merasakan lapar yang teramat sangat, namun tidak mampu makan karena konsumsinya telah habis.
Apalagi, di tempat tersebut mereka tidak bisa menemukan satupun manusia untuk dimintai pertolongan.
Saat semuanya tengah memikirkan pemecahan masalah, mereka akhirnya berhenti sejenak di pohon yang sangat rindang.
Lalu, Ifan pun berkata: “Apabila ada nasi, maka aku akan segera menyantapnya sendiri.” Sigit berujar, “Saat aku teramat lapar, maka aku mampu menyantap lebih dari sepuluh ayam goreng.”
Aldi berbeda dengan teman-temannya. Ia hanya mengharapkan semangkuk nasi dan lauk untuk memuaskan rasa laparnya.
Tiba-tiba, harapan mereka didengar oleh pohon magis. Pohon tersebut menjatuhkan tiga daunnya yang secara ajaib berubah menjadi makanan.
Sigit dan Ifan merasa sangat senang karena telah menemukan makanan. Tidak perlu menunggu lama, mereka akhirnya bergegas untuk memakan makanan tersebut.
Aldi sangat bersyukur bisa mengisi perutnya, walaupun tidak seperti teman-temannya yang penting cukup untuk mengobati laparnya.
Usai makan siang, Aldi memperhatikan kedua sahabatnya yang masih sibuk makan. Walaupun dia banyak makan, rupanya Ifan tidak dapat menghabiskan makanannya.
Nasi yang disantapnya tersebut bisa berbicara dan memintanya untuk segera dihabiskan.
Dikarenakan sudah tidak merasa mampu lagi makan, Ifan sudah tidak ingin menghabiskan makanannya. Akhirnya, nasi tersebut menjadi marah dan menggigit badan Ifan.
Hal serupa juga terjadi dengan Sigit karena ia juga tidak mampu menghabiskan makanan yang telah dimintanya.
Nyatanya, Sigit hanya mampu menyantap satu ayam goreng dan membuang sembilan ayam goreng lain ke semak-semak.
Sembilan ayam goreng yang sudah dibuang tersebut akhirnya menjadi ayam sungguhan dan berlari mengejar Sigit.
Saat Aldi melihat hal-hal yang menimpa sahabat-sahabatnya, ia merasa bahwa itu hanyalah sebuah mimpi.
Saat dia tersadar, rupanya kejadian itu bukan mimpi dan Aldi menemukan kedua sahabatnya mati. Aldi pun akhirnya melanjutkan perjalanan sendirian.
Nilai yang terkandung di dalam Hikayat Tentang Pengembara:
Nilai yang terkandung di dalam hikayat Pengembara adalah jangan bersikap tamak terhadap segala sesuatu, termasuk dalam menyantap makanan.
Ada banyak orang di luar sana yang masih merasa kesulitan dalam mencari makanan yang layak konsumsi dan bergizi.
Oleh karena itu, sudah selayaknya kita hidup sederhana dan bersikap apa adanya meskipun bisa berfoya-foya.
Selain itu, makanan yang terbuang sia-sia sejatinya juga ikut sedih ketika mereka tidak dapat dinikmati dengan benar.
Karena itu, makanan yang dibuang di dalam hikayat ini digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan.
5. Contoh Cerita Hikayat Pendek Amir
Contoh cerita hikayat pendek ini mengisahkan tentang kehidupan seorang saudagar kaya bernama Syah Alam. Ia memiliki seorang putra bernama Amir.
Anak tersebut mempunyai banyak uang yang berasal dari pemberian ayahnya. Setiap harinya, dia menghabiskan uang tersebut.
Dikarenakan sayang terhadap Amir, Syah Alam tidak memarahinya. Namun, Syah Alam hanya dapat mengelus dada. Semakin lama, Syah Alam menderita sakit.
Hari terus berganti hingga penyakitnya semakin bertambah parah. Sudah banyak uang yang dihabiskan untuk berobat, namun penyakitnya tidak kunjung sembuh.
Hartanya sudah habis untuk berobat hingga mereka jatuh miskin. Penyakit yang diderita oleh Syah Alam semakin parah.
Sebelum akhir ajalnya, Syah Alam berpesan, ”Amir, Ayah tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepadamu. Kau harus mampu membangun usaha seperti Ayah”.
“Jangan gunakan waktumu untuk hal-hal yang sia-sia. Bekerjalah dengan rajin dan pergilah dari rumah. Usahakan agar engkau terlihat oleh bulan dan jangan sampai terlihat oleh matahari.”
”Baik, Ayah. Aku akan menuruti nasihatmu itu.”
Beberapa menit sebelum Syah Amir meninggal, istrinya juga mengalami sakit parah yang membuatnya menghembuskan napas terakhir. Semenjak tragedi itu, Amir bertekad menemukan pekerjaan.
Ia selalu teringat dengan nasihat ayahnya supaya tidak terlihat matahari, namun terlihat oleh bulan. Oleh karena itu, ia senantiasa menggunakan payung saat pergi ke mana saja.
Suatu hari, Amir berjumpa dengan Nasrudin. Ia adalah seorang menteri yang cerdas. Nasarudin heran dengan pemuda yang senantiasa menggunakan payung tersebut.
Nasarudin pun bertanya kenapa ia melakukan hal yang demikian. Amir mengisahkan tentang alasannya berbuat begitu. Namun, cerita tersebut justru ditertawakan oleh Nasarudin.
Nasarudin berkata, “Begini, Amir. Maksud pesan ayahmu yang dulu bukan seperti itu. Namun, pergilah sebelum terbitnya matahari dan pulanglah sebelum malam hari.”
“Dengan kata lain, maka tidak masalah jika engkau terkena sinar matahari”. Usai memberikan nasihat, Nasarudin pun memberikan uang pinjaman kepada Amir.
Amir diminta untuk berdagang seperti halnya yang dilakukan ayahnya dulu. Amir kemudian berjualan aneka jenis makanan dan minuman mulai dari siang hingga malam.
Pada siang harinya, Amir menjual makanan seperti nasi goreng dan nasi uduk. Saat malam hari, ia berjualan mie ayam dan martabak. Semakin hari, usaha Amir semakin sukses hingga menjadi saudagar kaya.
Nilai yang terkandung di dalam Hikayat Amir:
Nilai moral di dalam hikayat Amir adalah jangan membiasakan anak untuk hidup manja dan berfoya-foya. Hal ini akan sangat berdampak bagi mental si anak saat ia beranjak dewasa.
Meskipun memiliki harta yang melimpah, penting sekali memberikan edukasi agar anak bisa hidup lebih hemat dan tidak menyia-nyiakan uangnya.
Oleh karena itu, ketika sudah dewasa, sudah selayaknya seorang anak hidup mandiri dan bekerja dengan tulang punggungnya sendiri.
6. Contoh Cerita Hikayat Pendek Dua Abu
Contoh cerita rakyat hikayat singkat yang berikutnya adalah hikayat Dua Abu.
Kerajaan Gandalika adalah negeri yang sangat menawan karena memiliki lahan yang subur dan masyarakat yang hidup makmur.
Kerajaan Gandalika memiliki seorang pemimpin bernama Raja Baharuddin. Beliau memiliki istri yang sangat rupawan bernama Permaisuri Salikah.
Raja Baharuddin merupakan raja yang gagah perkasa. Ia sangat disegani karena karismanya yang di atas rata-rata.
Raja Baharuddin juga memiliki tatapan tajam layaknya elang. Sedangkan kakinya sangat, cepat, kuat, lincah dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Salah satu kekurangan yang dimilikinya ialah belum dikaruniai keturunan. Permaisuri Salikah sudah lama menikah dengan Raja Baharuddin, namun permaisurinya tidak kunjung mengandung.
Hal ini sering membuat permaisuri merasa tidak berguna sebagai istri raja. Suatu ketika, Raja Baharuddin bangun dari tidur malamnya dan memutuskan untuk sholat malam.
Ia memohon ampunan jika memiliki dosa besar kepada Tuhan. Baharuddin mencoba mengingat-ingat dosa apa yang sudah diperbuatnya hingga ia diberikan hukuman yang begitu berat.
Dalam pengaduan tersebut, Baharuddin senantiasa memohon keturunan. Tiba-tiba, terdengar suara menggelegar yang berasal dari arah tempatnya berdoa
“Aku akan memberikanmu keturunan. Namun, pergilah ke sebuah desa di pinggiran hutan dan bagikanlah warganya sedekah.”
“Beberapa dari mereka pasti akan mendoakanmu dan Aku akan mengabulkan keinginannya..”
Nilai yang Terkandung di dalam Hikayat Dua Abu:
Kesabaran adalah kunci utama dalam meraih apa yang kita cita-citakan. Raja Baharuddin adalah sosok yang ramah, baik, dan berwibawa sehingga sangat dihormati oleh rakyatnya.
Impian Raja Baharuddin adalah memiliki seorang anak untuk meneruskan tahtanya.
Setelah lama menunggu dengan penuh kesabaran, akhirnya beliau dikaruniai seorang anak yang taat kepada agamanya.
7. Contoh Cerita Hikayat Pendek Malim Dewa
Alkisah, hiduplah seorang putra raja bernama Malim Dewa. Ia ditunjuk untuk menggantikan ayahnya yang sedang pergi untuk menunaikan haji di Mekkah.
Malim Dewa memiliki tunangan sebanyak tiga. Mereka semua adalah para putri yang berhasil didapatkan dari penelusuran seekor burung nuri.
Para putri itu bernama Nilam Cahaya, Andam Dewi, dan Gondan Gentasari. Namun, Andan Dewi juga dipinang oleh raja lainnya.
Dikarenakan pinangan itu tidak disetujui oleh raja tersebut, maka ia dibuat sakit secara misterius dengan ilmunya. Bahkan, wilayah kekuasaan Andam Dewi juga dihancurkannya.
Andam Dewi dan ibunya terpaksa harus bersembunyi. Malim Dewa tetap mencari Andam Dewi dan mengawininya.
Namun, akibat perkawinan tersebut ia dibunuh oleh raja yang pinangannya telah ditolak. Malim Dewa akhirnya dihidupkan lagi oleh Nilam Cahaya.
Akhirnya, ia kawin dengan Gondan Gentasari. Berkat kemenangannya dalam peperangan, Malim Dewa berhasil mengawini dua putri lainnya.
Perkawinan terakhirnya adalah dengan putri Nilam Cahaya yang digelar di negeri kayangan.
Nilai yang terkandung di dalam Contoh Cerita Hikayat Pendek Malim Dewa:
Nilai yang terkandung di dalam contoh cerita hikayat pendek Malim Dewa adalah kesetiaan adalah harga yang mahal untuk dibayar.
Meskipun sangat mencintai seseorang, tidak selayaknya seseorang menghilangkan nyawa saingannya untuk bisa bersama dengan orang yang dicintainya.
8. Contoh Cerita Hikayat Pendek Antu Ayek
Dahulu kala, hiduplah seorang gadis di wilayah Sumatera Selatan. Gadis yang bernama Juani tersebut berasal dari keluarga yang sederhana.
Meskipun menjadi gadis kampung, Juani ialah gadis yang elok rupawan, memiliki kulit cerah, dan rambut yang lebat hitam.
Keelokan wajahnya sangat terkenal di kalangan masyarakat. Wajar jika banyak lelaki bujang yang berharap untuk bisa duduk di pelaminan dengannya.
Namun apalah daya, Juani tidak kunjung menentukan pilihan hati dari kampungnya.
Hingga suatu hari, bapak Juani akhirnya menerima pinangan dari Bujang Juandan karena terjerat hutang dengan keluarganya.
Bujang Juandan ialah pemuda yang berasal dari keluarga kaya raya. Sayangnya, yang menjadi masalah ialah Bujang Juandan bukan seorang pemuda yang tampan.
Bukan hanya sekadar kurang rupawan, tapi pemuda itu menderita penyakit kulit di tubuhnya sehingga dijuluki sebagai Bujang Kurap.
Mengetahui kabar tersebut, Juani sangat bersedih dan berusaha untuk menolak. Namun, ia tidak kuasa menahan iba kepada bapaknya. Hari-hari ia habiskan untuk meratapi nasibnya yang sangat malang.
Apa hendak dikata, pernikahan pun sudah dirancang dan dipersiapkan. Warga sekampung juga ikut sibuk mempersiapkan upacara pernikahan Juani dan Juandan.
Pada malam perkawinan tersebut, Juani dirias dan mengenakan gaun pengantin. Ia menangis di dalam kamar tidurnya, masih dengan menggunakan gaun.
Ketika seluruh anggota keluarga menyambut kedatangan rombongan Juandan, hati Juani semakin sedih. Ia pun tidak memutuskan untuk kabur melalui pintu belakang dan pergi menuju sungai.
Dengan berurai air mata, Juani memutuskan terjun ke sungai untuk mengakhiri hidupnya.
Kematiannya yang dipenuhi derita membuatnya menjadi arwah penunggu sungai yang hingga saat ini disebut sebagai Antu Ayek. Hantu ini senang bergentayangan untuk mencari korban anak-anak.
Nilai yang terkandung di dalam Contoh Cerita Hikayat Pendek Antu Ayek:
Jangan terlalu memilih-milih pasangan karena memiliki kriteria yang terlalu tinggi. Sejatinya, tidak ada seseorang yang sempurna di dunia ini.
Orang tua juga harus memahami bahwa seorang anak yang tidak ingin dijodohkan, tidak selayaknya dipaksa. Sebab, hak tersebut bisa menimbulkan dampak yang fatal, salah satunya bunuh diri.
Contoh cerita hikayat pendek di atas mengandung nilai moral secara tersirat.
Dengan kata lain, pembaca contoh cerita hikayat pendek perlu memahami makna implisit yang terkandung di dalamnya.
Jadi karya sastra berupa contoh cerita hikayat pendek ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran tentang makna kehidupan.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: