75+ Contoh Majas Pleonasme dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Kenapa contoh majas pleonasme bisa dianggap sebagai kalimat yang tidak efektif? Yuk, cek dan pelajari ulasan selengkapnya di sini!

29 September 2024 Anang

75+ Contoh Majas Pleonasme dalam Kalimat Bahasa Indonesia – Majas atau gaya bahasa merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan atau menyampaikan suatu pesan dengan cara yang lebih baik.

Contoh majas pleonasme berikut hanya salah satu dari beragam gaya bahasa.

Penggunaan gaya bahasa dalam sebuah kalimat mampu memberikan warna dan makna tersendiri. Sebenarnya, pembahasan ini sudah lama dipelajari, yakni sejak di bangku Sekolah Dasar. 

Pengertian, Fungsi, dan Contoh Majas Pleonasme 

49+ Contoh Majas Pleonasme dalam Kalimat Bahasa Indonesia
pixabay/Hans

Namun, tentu saja saat itu kamu belum terlalu memahami tentang penggunaan dan perbedaan setiap majas, bukan?

Oleh karena itu, tidak ada salahnya apabila kamu mempelajari ulang bersama penjelasan dari Mamikos. 

Pengertian Majas Pleonasme

Untuk memulai pembahasan mengenai majas pleonasme, Mamikos akan menyuguhkan maknanya terlebih dahulu.

Berikut beberapa pembahasan yang menjabarkan tentang majas pleonasme:

Menurut Bahasa

Pleonasme termasuk sebuah kata dari bahasa Yunani ‘pleonasmus’ dengan makna “kata yang berlebihan”.

Dari sini bisa ditarik kesimpulan, bahwa majas pleonasme ialah suatu majas yang berfungsi untuk menegaskan arti dari sebuah kalimat. 

Penegasan tersebut dilakukan dengan cara menambahkan frasa yang sebenarnya membuat kalimat tersebut menjadi berlebihan. Kata tambahan tersebut biasanya ada di bagian keterangan. 

Menurut Wikipedia

Salah satu situs terbesar ini mengartikan pleonasme sebagai majas yang mempunyai makna sama untuk menegaskan sesuatu hal.

Penggunaannya sendiri biasa digunakan untuk menegaskan maupun menguatkan sifat ekspresif suatu kalimat. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Di dalam KBBI, majas pleonasme memakai kata berlebih di dalam sebuah kalimat yang sebenarnya sama sekali tidak dibutuhkan. Hampir mirip seperti majas hiperbola, karena efeknya memang menjadi terlihat lebay

Namun tentu saja keduanya berbeda, karena majas hiperbola menggunakan sebuah kata yang berlebihan. Berbeda dengan majas pleonasme yang memakai dua kata atau lebih dengan makna sama.

Tujuannya memang benar, yakni ingin mempertegas maksud dari apa yang sudah disampaikan. Hanya saja, tanpa penambahan kata tersebut pun kalimat akan mempunyai makna yang sama.

Maka dari itu, dalam aturan kepenulisan, contoh majas pleonasme justru akan dianggap sebagai kalimat tidak efektif. Dalam sebuah karya, hal seperti ini juga menjadi catatan khusus dari pihak penerbit. 

Close