25 Contoh Cerita Hikayat Pendek beserta Nilai yang Terkandung di Dalamnya

Contoh Cerita Hikayat Pendek beserta Nilai yang Terkandung di Dalamnya – Hikayat adalah salah satu jenis karangan berbentuk prosa yang mempunyai variasi frasa yang cukup unik. Contoh cerita hikayat pendek perlu diketahui untuk menambah wawasan.

Hikayat juga termasuk karangan sastra yang umumnya menggunakan bahasa Melayu dan dikemas dalam bentuk dongeng.

Cerita hikayat berkembang di wilayah semenanjung Melayu, sehingga tersebar di Malaysia, Singapura, dan Indonesia. 📖😊

Cerita Hikayat dan Nilai Moralnya

Pexels/Mahmoud Yahyaoui

Selain dijadikan sebagai hiburan, teks cerita hikayat juga mengandung bahan pembelajaran bagi siapapun yang membacanya karena mengandung nilai moral.

Nilai moral yang ada di dalam cerita hikayat tentu tidak selamanya bersifat eksplisit, namun bersifat implisit, atau tidak disampaikan secara jelas.

Meski demikian, tetap ada juga nilai-nilai moral yang bersifat eksplisit dengan ajaran-ajaran yang disesuaikan dengan ajaran Islam.

Nilai moral yang diajarkan di dalam cerita hikayat sangat efektif digunakan untuk menjadi media pengajaran bagi siswa-siswi SD sampai dengan SMA.

Pada dasarnya, ada banyak contoh teks cerita hikayat singkat yang ada di kalangan masyarakat. Beberapa contohnya akan disampaikan di bawah ini:

Berbagai Contoh Cerita Hikayat Pendek

1. Hikayat Si Bayan yang Budiman

Alkisah, terdapat saudagar kaya bernama Khojan Mubarok yang tinggal di negara Ajam. Kekayaannya sangat melimpah, namun belum juga dikaruniai anak.

Tidak berselang lama usai ia memohon kepada Tuhan, istrinya hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Khojan Maimun.

Setelah Khojkan Maimun berumur lima tahun, ia diserahkan oleh bapaknya untuk mengaji kepada banyak guru hingga umur lima belas tahun.

Ia kemudian dikawinkan dengan anak seorang saudagar kaya nan cantik bernama Bibi Zainab.

Setelah Khojan Maimun mempersuntingnya, ia membeli burung tiung betina dan burung bayan jantan, lalu dibawanya ke rumah.

Suatu hari, Khojan Maimun hendak pergi untuk urusan perniagaan di laut, lalu dia meminta izin kepada istrinya.

Sebelum pergi, berpesanlah Khojan Maimun pada istrinya. Jika kamu merasa kesepian, bercakaplah dengaan dua ekor burung pintar tersebut.

Usai ditinggal oleh suaminya untuk urusan pekerjaan, datanglah seorang anak Raja Ajam yang berkuda. Ia melihat paras istri Khojan Maimun yang sangat cantik rupawan.

Lalu, anak raja tersebut berupaya mendekati bibi Zainab dengan perantara seorang perempuan tua.

Suatu hari, Bibi Zainab meminta izin kepada burung-burungnya untuk menemui anak raja, tetapi salah satu burung memberitahunya agar tidak berbuat sesuatu yang melanggar perintah Allah SWT.

Mendengar nasihat tersebut, istri Khojan Maimun justru marah dan melempar burungnya ke lantai hingga mati.

Bibi Zainab kemudian mendatangi burung yang satunya. Ia sedang pura-pura tidur dan terbangun untuk mendengar isi hati Bibi Zainab yang hendak pergi bersama anak raja.

Burung tersebut pun berpikir dan mulai menjawab, “Bibi Zainab, bergegaslah pergi, nampaknya anak raja sedang menunggu kau. Namun sebelum pergi, aku memiliki kisah menarik tentang wanita yang terkena balasan karena mengkhianati suaminya”.

Mendengar kisah burung, Bibi Zainab merasa tertarik untuk mendengarkan kisah tersebut. Akhirnya, burung pun bercerita kepadanya dengan harapan agar ia tidak jadi melangkah menemui anak raja.

Setelah mendengar cerita burung tersebut, Bibi Zainab akhirnya insaf terhadap perbuatannya yang ingin pergi berkencan dengan anak raja dan memilih menunggu suaminya pulang dari rantauannya.

Nilai yang terkandung di dalam Hikayat Bayan Budiman:

Nilai moral yang terkandung di dalam hikayat Bayan Budiman erat kaitannya dengan nilai-nilai Islami.

Hikayat ini mengandung pesan bahwa kesabaran dan usaha akan membuahkan hasil yang manis. 

Hal ini terlihat dari upaya Khojan Mubarok yang tidak kenal menyerah untuk mempunyai anak. Hingga akhirnya ia berhasil memiliki anak yang sholeh dan taat agama.

Hikayat Bayan Budiman juga mengandung pesan bahwa perselingkuhan adalah perbuatan yang tercela, baik dalam segi agama maupun sosial. Dengan begitu, perbuatan ini harus dihindari.

2. Contoh Cerita Hikayat Pendek Hang Tuah

Contoh cerita hikayat Hang Tuah singkat diawali dengan kehidupan sepasang suami istri bernama Hang Mahmud dan Dang Merdu.

Keduanya memiliki seorang putra yang diberi nama Hang Tuah. Keluarga kecil ini tinggal di sebuah daerah bernama Desa Sungai Duyung.

Desa ini dipimpin oleh seorang raja di Bintan yang terkenal berwibawa, bijak, dan karismatik. Suatu hari, Hang Mahmud berkeluh kesah pada sang istri ingin mengubah nasib dengan pergi ke Bintan.

Saat semua terlelap di malam hari, Hang Mahmud bermimpi bahwa ia menatap bulan yang sedang turun dari langit. Bulan tersebut menyinari wilayah di sekitarnya, tepatnya di atas kepala Hang Tuah, anaknya.

Hang Mahmud akhirnya terbangun dan langsung mendatangi anaknya yang secara misterius memiliki aroma wangi.

Keesokan paginya, ia mengadakan hajat selamatan dalam rangka berdoa untuk mimpinya semalam.

Hang Mahmud berharap agar mimpi tersebut menjadi pertanda bahwa anaknya akan menjadi orang tersohor dan terpandang di negerinya.

Suatu ketika, Hang Tuah dan ayahnya pergi untuk membelah kayu yang akan digunakan sebagai bahan bakar. Namun, secara misterius datanglah sekawanan pemberontak.

Seluruh masyarakat yang melihatnya langsung kabur, kecuali Hang Tuah. Para pemberontak berupaya untuk membunuhnya, namun justru mereka yang tewas karena dipukul kapak oleh Hang Tuah.

Semenjak saat itu, Raja Bintan memberikan kepercayaan kepada Hang Tuah. Namun, nasibnya tidak berjalan mulus begitu saja karena ada beberapa rintangan yang menghalangi jalannya.

Salah satu halangan tersebut berasal dari para Tumenggung yang merasa iri dan dengki kepada Hang Tuah.

Berbagai fitnah dilayangkan kepada Hang Tuah. Para Tumenggung mengatakan bahwa Hang Tuah bagian dari pemberontak yang sesungguhnya.

Mereka berupaya untuk menghasut raja Bintan agar segera melenyapkan Hang Tuah.

Namun, Hang Tuah senantiasa memperoleh perlindungan dari Tuhan sehingga percobaan pembunuhan itu selalu gagal. Hang Tuah akhirnya lebih memilih untuk mengasingkan diri.

Nilai yang terkandung di dalam Hikayat Hang Tuah:

Hikayat Hang Tuah memiliki pesan moral yang begitu dalam jika dicermati dengan saksama.

Sama seperti Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Hang Tuah juga penuh pesan-pesan agama yang bermanfaat bagi religiusitas pembacanya.

Cerita ini mengajarkan bahwa anak adalah karunia Tuhan yang sangat besar dan sudah selayaknya dijaga dan dicukupkan segala kebutuhannya.

Setelah Hang Tuah dewasa, ia menjelma menjadi sosok yang gagah dan berani, persis seperti harapan ayahnya pada saat ia kecil dulu.

Berkat didikan orang tua yang baik dan terpuji, Hang Tuah tumbuh menjadi sosok yang bertanggung jawab dan rela menolong orang lain dengan penuh keberanian.

3. Hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara

Kisah ini menceritakan tentang contoh cerita hikayat singkat Abu Nawas. Di suatu pagi hari yang cerah, Sultan Harun al-Rasyid memanggil Abu Nawas untuk datang ke Istana.

Sultan Harun ingin menguji kecerdasan Abu Nawas. Setelah sampai di hadapan Sultan, Abu Nawas memberikan penghormatan.

Sultan berucap, “Wahai, Abu Nawas, aku menghendaki enam lembu dengan jenggot yang pandai berbicara. Bisakah kau mendatangkannya dalam kurun waktu seminggu?”

Jika gagal, maka aku akan memenggal lehermu.

“Baik, tuanku Syah Alam. Hamba akan menjunjung tinggi titah tuanku.” Seluruh punggawa istana pun berkata dalam hati, “Mampus kau Abu Nawas!”

Abu Nawas memohon untuk undur diri dan pulang ke rumah. Begitu sampai di kediamannya, Abu Nawas duduk terdiam diri dan merenungkan kehendak sang Sultan.

Satu hari ia tidak ke luar rumah hingga membuat para tetangga bertanya-tanya. Ia baru saja ke luar rumah usai seminggu kemudian.

Tepatnya sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh Sultan Harun yang sudah tiba di depan mata. Abu Nawas segera pergi ke istana, lalu berkata, “Wahai orang-orang muda, hari apakah hari ini?”

Orang yang berhasil menjawab benar akan dilepaskan, tapi orang yang menjawab salah akan ditahannya. Rupanya, tidak ada seseorang yang berhasil menjawab dengan benar.

Tidak heran jika Abu Nawas menjadi marah-marah kepadanya. 

“Menjawab begitu saja kalian tidak bisa. Jikalau begitu, marilah kita menghadap ke Sultan Harun Al-Rasyid untuk mencari jawaban yang sesungguhnya.”

Esok hari kemudian, balairung istana Baghdad dipenuhi dengan warga yang ingin mengetahui kesanggupan Abu Nawas yang membawa enam ekor lembu yang berjenggot.

Ketika tiba di hadapan Sultan Harun, ia pun melakukan sembah dan duduk dengan penuh khidmat.

Lalu, Sultan berkata, “Hai Abu Nawas, di mana lembu yang memiliki jenggot dan lihai berbicara itu?”. 

Tanpa banyak berucap, Abu Nawas menunjuk keenam orang yang datang
bersamanya itu, “Inilah mereka, wahai tuanku Syah Alam.”

“Gerangan apakah yang hendak engkau tampakkan kepadaku, Wahai Abu Nawas?”

“Tuanku, silakan untuk menanyakan kepada lembu-lembu ini tentang hari saat ini,” tutur Abu Nawas.

Saat Sultan Harun bertanya, rupanya orang-orang yang hadir di balairung memberikan jawaban yang berbeda-beda.

Maka Abu Nawas berujar, “Jikalau mereka manusia, tentu tahu bila hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku bertanya tentang hari lain, maka mereka akan tambah pusing.”

“Apakah mereka manusia atau binatang?” “Wahai Tuanku, Inilah lembu jenggot yang pintar bercakap itu.”

Sultan Harun sempat heran mengetahui Abu Nawas yang pandai dalam melepaskan diri dari hukuman yang mengancam. Maka, Sultan pun memberikannya hadiah sebanyak 5.000 dinar untuk Abu Nawas.

Nilai yang terkandung dalam Hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara:

Kisah tentang Abu Nawas memang tidak pernah habis untuk dibaca karena selalu menimbulkan rasa tertarik dan penasaran. Begitu juga dengan hikayat Enam Ekor Lembu yang Pintar Bicara.

Pesan moral yang terkandung dalam cerita hikayat tersebut adalah jangan suka menguji kecerdasan maupun kesabaran orang lain sekalipun kamu memiliki kedudukan yang tinggi.

Orang yang cerdas akan mengucapkan kata-kata yang baik karena segala ucapan adalah doa. 

Sebaliknya, orang yang bodoh akan mengucapkan hal yang tidak baik, sia-sia, dan tidak memiliki manfaat.

Selain itu, nilai moral lain yang terkandung di dalam hikayat ini adalah setiap perbuatan pasti ada balasannya.

Raja mengatakan bahwa ia akan memberikan hadiah berupa harta yang besar jika Abu Nawas berhasil menjawab teka-tekinya.

Sebaliknya, Raja akan membunuhnya jika Abu Nawas tidak mampu memberikan jawaban yang benar dan cerdas.

4. Contoh Cerita Hikayat Pendek tentang Pengembara

Dalam contoh cerita hikayat pendek ini, ada tiga pemuda yang senantiasa berkeliaran, yakni Ifan, Aldi, dan Sigit. 

Selama di perjalanan, tiga orang tersebut membawa makanan seperti susu, daging, nasi, serta buah-buahan. 

Saat semuanya sudah lelah, ketiga pemuda tersebut beristirahat dan menyantap makanan yang telah dibawanya.

Hingga suatu hari, mereka akhirnya tiba di hutan yang sangat lebat. Mereka merasakan lapar yang teramat sangat, namun tidak mampu makan karena konsumsinya telah habis.

Apalagi, di tempat tersebut mereka tidak bisa menemukan satupun manusia untuk dimintai pertolongan.

Saat semuanya tengah memikirkan pemecahan masalah, mereka akhirnya berhenti sejenak di pohon yang sangat rindang.

Lalu, Ifan pun berkata: “Apabila ada nasi, maka aku akan segera menyantapnya sendiri.” Sigit berujar, “Saat aku teramat lapar, maka aku mampu menyantap lebih dari sepuluh ayam goreng.”

Aldi berbeda dengan teman-temannya. Ia hanya mengharapkan semangkuk nasi dan lauk untuk memuaskan rasa laparnya.

Tiba-tiba, harapan mereka didengar oleh pohon magis. Pohon tersebut menjatuhkan tiga daunnya yang secara ajaib berubah menjadi makanan.

Sigit dan Ifan merasa sangat senang karena telah menemukan makanan. Tidak perlu menunggu lama, mereka akhirnya bergegas untuk memakan makanan tersebut.

Aldi sangat bersyukur bisa mengisi perutnya, walaupun tidak seperti teman-temannya yang penting cukup untuk mengobati laparnya.

Usai makan siang, Aldi memperhatikan kedua sahabatnya yang masih sibuk makan. Walaupun dia banyak makan, rupanya Ifan tidak dapat menghabiskan makanannya.

Nasi yang disantapnya tersebut bisa berbicara dan memintanya untuk segera dihabiskan.

Dikarenakan sudah tidak merasa mampu lagi makan, Ifan sudah tidak ingin menghabiskan makanannya. Akhirnya, nasi tersebut menjadi marah dan menggigit badan Ifan.

Hal serupa juga terjadi dengan Sigit karena ia juga tidak mampu menghabiskan makanan yang telah dimintanya.

Nyatanya, Sigit hanya mampu menyantap satu ayam goreng dan membuang sembilan ayam goreng lain ke semak-semak.

Sembilan ayam goreng yang sudah dibuang tersebut akhirnya menjadi ayam sungguhan dan berlari mengejar Sigit.

Saat Aldi melihat hal-hal yang menimpa sahabat-sahabatnya, ia merasa bahwa itu hanyalah sebuah mimpi.

Saat dia tersadar, rupanya kejadian itu bukan mimpi dan Aldi menemukan kedua sahabatnya mati. Aldi pun akhirnya melanjutkan perjalanan sendirian.

Nilai yang terkandung di dalam Hikayat Tentang Pengembara:

Nilai yang terkandung di dalam hikayat Pengembara adalah jangan bersikap tamak terhadap segala sesuatu, termasuk dalam menyantap makanan.

Ada banyak orang di luar sana yang masih merasa kesulitan dalam mencari makanan yang layak konsumsi dan bergizi.

Oleh karena itu, sudah selayaknya kita hidup sederhana dan bersikap apa adanya meskipun bisa berfoya-foya.

Selain itu, makanan yang terbuang sia-sia sejatinya juga ikut sedih ketika mereka tidak dapat dinikmati dengan benar. 

Karena itu, makanan yang dibuang di dalam hikayat ini digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan.

5. Contoh Cerita Hikayat Pendek Amir

Contoh cerita hikayat pendek ini mengisahkan tentang kehidupan seorang saudagar kaya bernama Syah Alam. Ia memiliki seorang putra bernama Amir. 

Anak tersebut mempunyai banyak uang yang berasal dari pemberian ayahnya. Setiap harinya, dia menghabiskan uang tersebut. 

Dikarenakan sayang terhadap Amir, Syah Alam tidak memarahinya. Namun, Syah Alam hanya dapat mengelus dada. Semakin lama, Syah Alam menderita sakit. 

Hari terus berganti hingga penyakitnya semakin bertambah parah. Sudah banyak uang yang dihabiskan untuk berobat, namun penyakitnya tidak kunjung sembuh.

Hartanya sudah habis untuk berobat hingga mereka jatuh miskin. Penyakit yang diderita oleh Syah Alam semakin parah.

Sebelum akhir ajalnya, Syah Alam berpesan, ”Amir, Ayah tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepadamu. Kau harus mampu membangun usaha seperti Ayah”.

“Jangan gunakan waktumu untuk hal-hal yang sia-sia. Bekerjalah dengan rajin dan pergilah dari rumah. Usahakan agar engkau terlihat oleh bulan dan jangan sampai terlihat oleh matahari.”

”Baik, Ayah. Aku akan menuruti nasihatmu itu.”

Beberapa menit sebelum Syah Amir meninggal, istrinya juga mengalami sakit parah yang membuatnya menghembuskan napas terakhir. Semenjak tragedi itu, Amir bertekad menemukan pekerjaan.

Ia selalu teringat dengan nasihat ayahnya supaya tidak terlihat matahari, namun terlihat oleh bulan. Oleh karena itu, ia senantiasa menggunakan payung saat pergi ke mana saja.

Suatu hari, Amir berjumpa dengan Nasrudin. Ia adalah seorang menteri yang cerdas. Nasarudin heran dengan pemuda yang senantiasa menggunakan payung tersebut. 

Nasarudin pun bertanya kenapa ia melakukan hal yang demikian. Amir mengisahkan tentang alasannya berbuat begitu. Namun, cerita tersebut justru ditertawakan oleh Nasarudin. 

Nasarudin berkata, “Begini, Amir. Maksud pesan ayahmu yang dulu bukan seperti itu. Namun, pergilah sebelum terbitnya matahari dan pulanglah sebelum malam hari.” 

“Dengan kata lain, maka tidak masalah jika engkau terkena sinar matahari”. Usai memberikan nasihat, Nasarudin pun memberikan uang pinjaman kepada Amir. 

Amir diminta untuk berdagang seperti halnya yang dilakukan ayahnya dulu. Amir kemudian berjualan aneka jenis makanan dan minuman mulai dari siang hingga malam. 

Pada siang harinya, Amir menjual makanan seperti nasi goreng dan nasi uduk. Saat malam hari, ia berjualan mie ayam dan martabak. Semakin hari, usaha Amir semakin sukses hingga menjadi saudagar kaya.

Nilai yang terkandung di dalam Hikayat Amir:

Nilai moral di dalam hikayat Amir adalah jangan membiasakan anak untuk hidup manja dan berfoya-foya. Hal ini akan sangat berdampak bagi mental si anak saat ia beranjak dewasa.

Meskipun memiliki harta yang melimpah, penting sekali memberikan edukasi agar anak bisa hidup lebih hemat dan tidak menyia-nyiakan uangnya.

Oleh karena itu, ketika sudah dewasa, sudah selayaknya seorang anak hidup mandiri dan bekerja dengan tulang punggungnya sendiri.

6. Contoh Cerita Hikayat Pendek Dua Abu

Contoh cerita rakyat hikayat singkat yang berikutnya adalah hikayat Dua Abu. 

Kerajaan Gandalika adalah negeri yang sangat menawan karena memiliki lahan yang subur dan masyarakat yang hidup makmur.

Kerajaan Gandalika memiliki seorang pemimpin bernama Raja Baharuddin. Beliau memiliki istri yang sangat rupawan bernama Permaisuri Salikah.

Raja Baharuddin merupakan raja yang gagah perkasa. Ia sangat disegani karena karismanya yang di atas rata-rata.

Raja Baharuddin juga memiliki tatapan tajam layaknya elang. Sedangkan kakinya sangat, cepat, kuat, lincah dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Salah satu kekurangan yang dimilikinya ialah belum dikaruniai keturunan. Permaisuri Salikah sudah lama menikah dengan Raja Baharuddin, namun permaisurinya tidak kunjung mengandung.

Hal ini sering membuat permaisuri merasa tidak berguna sebagai istri raja. Suatu ketika, Raja Baharuddin bangun dari tidur malamnya dan memutuskan untuk sholat malam.

Ia memohon ampunan jika memiliki dosa besar kepada Tuhan. Baharuddin mencoba mengingat-ingat dosa apa yang sudah diperbuatnya hingga ia diberikan hukuman yang begitu berat.

Dalam pengaduan tersebut, Baharuddin senantiasa memohon keturunan. Tiba-tiba, terdengar suara menggelegar yang berasal dari arah tempatnya berdoa

“Aku akan memberikanmu keturunan. Namun, pergilah ke sebuah desa di pinggiran hutan dan bagikanlah warganya sedekah.”

“Beberapa dari mereka pasti akan mendoakanmu dan Aku akan mengabulkan keinginannya..”

Nilai yang Terkandung di dalam Hikayat Dua Abu:

Kesabaran adalah kunci utama dalam meraih apa yang kita cita-citakan. Raja Baharuddin adalah sosok yang ramah, baik, dan berwibawa sehingga sangat dihormati oleh rakyatnya.

Impian Raja Baharuddin adalah memiliki seorang anak untuk meneruskan tahtanya. 

Setelah lama menunggu dengan penuh kesabaran, akhirnya beliau dikaruniai seorang anak yang taat kepada agamanya.

7. Contoh Cerita Hikayat Pendek Malim Dewa

Alkisah, hiduplah seorang putra raja bernama Malim Dewa. Ia ditunjuk untuk menggantikan ayahnya yang sedang pergi untuk menunaikan haji di Mekkah.

Malim Dewa memiliki tunangan sebanyak tiga. Mereka semua adalah para putri yang berhasil didapatkan dari penelusuran seekor burung nuri.

Para putri itu bernama Nilam Cahaya, Andam Dewi, dan Gondan Gentasari. Namun, Andan Dewi juga dipinang oleh raja lainnya.

Dikarenakan pinangan itu tidak disetujui oleh raja tersebut, maka ia dibuat sakit secara misterius dengan ilmunya. Bahkan, wilayah kekuasaan Andam Dewi juga dihancurkannya.

Andam Dewi dan ibunya terpaksa harus bersembunyi. Malim Dewa tetap mencari Andam Dewi dan mengawininya. 

Namun, akibat perkawinan tersebut ia dibunuh oleh raja yang pinangannya telah ditolak. Malim Dewa akhirnya dihidupkan lagi oleh Nilam Cahaya.

Akhirnya, ia kawin dengan Gondan Gentasari. Berkat kemenangannya dalam peperangan, Malim Dewa berhasil mengawini dua putri lainnya.

Perkawinan terakhirnya adalah dengan putri Nilam Cahaya yang digelar di negeri kayangan.

Nilai yang terkandung di dalam Contoh Cerita Hikayat Pendek Malim Dewa:

Nilai yang terkandung di dalam contoh cerita hikayat pendek Malim Dewa adalah kesetiaan adalah harga yang mahal untuk dibayar.

Meskipun sangat mencintai seseorang, tidak selayaknya seseorang menghilangkan nyawa saingannya untuk bisa bersama dengan orang yang dicintainya.

8. Contoh Cerita Hikayat Pendek Antu Ayek

Dahulu kala, hiduplah seorang gadis di wilayah Sumatera Selatan. Gadis yang bernama Juani tersebut berasal dari keluarga yang sederhana.

Meskipun menjadi gadis kampung, Juani ialah gadis yang elok rupawan, memiliki kulit cerah, dan rambut yang lebat hitam.

Keelokan wajahnya sangat terkenal di kalangan masyarakat. Wajar jika banyak lelaki bujang yang berharap untuk bisa duduk di pelaminan dengannya.

Namun apalah daya, Juani tidak kunjung menentukan pilihan hati dari kampungnya.

Hingga suatu hari, bapak Juani akhirnya menerima pinangan dari Bujang Juandan karena terjerat hutang dengan keluarganya.

Bujang Juandan ialah pemuda yang berasal dari keluarga kaya raya. Sayangnya, yang menjadi masalah ialah Bujang Juandan bukan seorang pemuda yang tampan.

Bukan hanya sekadar kurang rupawan, tapi pemuda itu menderita penyakit kulit di tubuhnya sehingga dijuluki sebagai Bujang Kurap.

Mengetahui kabar tersebut, Juani sangat bersedih dan berusaha untuk menolak. Namun, ia tidak kuasa menahan iba kepada bapaknya. Hari-hari ia habiskan untuk meratapi nasibnya yang sangat malang.

Apa hendak dikata, pernikahan pun sudah dirancang dan dipersiapkan. Warga sekampung juga ikut sibuk mempersiapkan upacara pernikahan Juani dan Juandan.

Pada malam perkawinan tersebut, Juani dirias dan mengenakan gaun pengantin. Ia menangis di dalam kamar tidurnya, masih dengan menggunakan gaun.

Ketika seluruh anggota keluarga menyambut kedatangan rombongan Juandan, hati Juani semakin sedih. Ia pun tidak memutuskan untuk kabur melalui pintu belakang dan pergi menuju sungai.

Dengan berurai air mata, Juani memutuskan terjun ke sungai untuk mengakhiri hidupnya.

Kematiannya yang dipenuhi derita membuatnya menjadi arwah penunggu sungai yang hingga saat ini disebut sebagai Antu Ayek. Hantu ini senang bergentayangan untuk mencari korban anak-anak.

Nilai yang terkandung di dalam Contoh Cerita Hikayat Pendek Antu Ayek:

Jangan terlalu memilih-milih pasangan karena memiliki kriteria yang terlalu tinggi. Sejatinya, tidak ada seseorang yang sempurna di dunia ini.

Orang tua juga harus memahami bahwa seorang anak yang tidak ingin dijodohkan, tidak selayaknya dipaksa. Sebab, hak tersebut bisa menimbulkan dampak yang fatal, salah satunya bunuh diri.

9. Contoh Cerita Hikayat Pendek Putri Tujuh

Dahulu kala, di daerah Riau, hiduplah seorang raja yang adil dan bijaksana. Ia sangat dicintai rakyatnya karena selalu memimpin dengan penuh kasih sayang. Raja tersebut memiliki tujuh orang putri yang sangat cantik. Kecantikan mereka terkenal hingga ke negeri seberang, sehingga banyak pangeran dan bangsawan yang ingin meminang.

Namun, pada suatu hari, negeri tersebut diserang oleh musuh dari kerajaan tetangga. Sang raja berusaha melindungi rakyatnya dengan sekuat tenaga. Namun, ia juga khawatir tujuh putrinya akan ditangkap musuh dan dijadikan tawanan. Dengan berat hati, sang raja memerintahkan seorang prajurit setia untuk membawa ketujuh putrinya ke sebuah gua rahasia di dalam hutan.

Ketujuh putri patuh kepada ayah mereka, meski hati kecil mereka merasa takut. Mereka pun tinggal di dalam gua dengan bekal seadanya, menunggu kabar dari ayahnya. Namun, perang berlangsung lama dan pintu gua tertutup oleh batu besar akibat longsor. Ketujuh putri tidak dapat keluar lagi, dan akhirnya mereka meninggal di dalam gua itu.

Rakyat yang mengetahui kisah tragis ini merasa sangat sedih. Mereka percaya bahwa arwah ketujuh putri tersebut masih berada di sekitar gua. Sejak saat itu, tempat itu dikenal dengan sebutan Bukit Tujuh Putri, dan hingga kini masyarakat sekitar masih menghormati kisahnya.

Nilai yang terkandung dalam Hikayat Putri Tujuh:

Kisah ini mengajarkan tentang kesetiaan, pengorbanan, dan cinta keluarga. Seorang pemimpin rela melakukan apa saja demi melindungi anak-anaknya, meskipun harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri.

Selain itu, cerita ini juga memberi pesan agar kita selalu menghormati sejarah dan tidak melupakan jasa orang-orang yang telah berkorban.

10. Contoh Cerita Hikayat Pendek Si Lancang

Dahulu kala di daerah Riau, hiduplah seorang pemuda miskin bernama Si Lancang. Ia tinggal bersama ibunya di sebuah gubuk sederhana di tepi sungai. Kehidupan mereka serba kekurangan, namun sang ibu selalu berusaha keras agar anak semata wayangnya tetap bisa makan dan bersekolah.

Saat dewasa, Si Lancang merantau ke negeri seberang. Berkat kerja kerasnya, ia menjadi saudagar kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang, pakaian mewah, dan harta yang melimpah. Namun, seiring kekayaannya bertambah, hatinya semakin sombong. Ia melupakan asal usulnya dan tidak pernah lagi mengingat ibunya.

Suatu hari, Si Lancang pulang ke kampung halamannya dengan kapal besar dan rombongan megah. Ibunya yang sudah tua renta datang menyambut dengan penuh haru. Namun, di hadapan istri bangsawan dan para pengawalnya, Si Lancang merasa malu. Ia tidak mau mengakui perempuan miskin itu sebagai ibunya. Bahkan, ia mengusir ibunya dengan kasar.

Hati sang ibu hancur. Dengan berlinang air mata, ia berdoa kepada Tuhan agar anaknya diberi pelajaran. Tiba-tiba langit mendung, angin topan datang, dan petir menyambar kapal Si Lancang. Kapal megah itu hancur berkeping-keping, dan seluruh hartanya berhamburan di sungai. Si Lancang sendiri tenggelam, tidak pernah muncul lagi.

Masyarakat percaya, setiap benda yang terapung di Sungai Kampar adalah sisa harta Si Lancang yang terlupakan. Hingga kini, kisahnya tetap dikenang oleh masyarakat Riau.

Nilai yang terkandung dalam Hikayat Si Lancang:

Cerita ini mengajarkan agar kita tidak melupakan asal usul dan jasa orang tua. Kesombongan hanya akan membawa petaka. Sebaliknya, kerendahan hati dan bakti kepada orang tua akan membawa kebahagiaan sejati.

11. Contoh Cerita Hikayat Pendek Asal Usul Danau Toba

Di Tanah Batak, Sumatera Utara, hiduplah seorang pemuda yang rajin bekerja sebagai petani. Suatu hari, ia memancing ikan di sungai. Betapa terkejutnya ia ketika mendapatkan seekor ikan emas besar. Saat dibawa pulang, ikan itu tiba-tiba berubah menjadi seorang gadis cantik.

Gadis itu berkata bahwa ia sebenarnya jelmaan ikan yang terkena kutukan. Pemuda itu jatuh hati padanya dan akhirnya menikahinya. Mereka hidup bahagia dan memiliki seorang anak laki-laki. Namun, sang istri memberi syarat sejak awal: ia tidak boleh mengungkit asal usulnya sebagai ikan.

Beberapa tahun kemudian, anak mereka tumbuh menjadi anak yang nakal. Suatu hari, ia membuat kesalahan besar, dan sang ayah marah dengan emosi. Ia tanpa sadar menyebut anaknya “anak ikan.” Saat itu juga, sang istri berubah kembali menjadi ikan emas dan menghilang ke dalam sungai bersama anaknya.

Tak lama kemudian, air meluap deras dari sungai dan menenggelamkan seluruh lembah. Tempat itu berubah menjadi danau besar yang kini dikenal sebagai Danau Toba. Pulau kecil di tengah danau dipercaya sebagai tempat tinggal anaknya yang hilang.

Nilai yang terkandung dalam Hikayat Asal Usul Danau Toba:

Janji adalah sesuatu yang sakral dan harus dijaga. Sekali janji dilanggar, akibatnya bisa fatal. Cerita ini juga mengajarkan agar kita mampu menahan emosi, karena ucapan yang keluar dari mulut bisa membawa penyesalan seumur hidup.

12. Contoh Cerita Hikayat Pendek Batu Menangis

Dahulu kala, di Kalimantan, hiduplah seorang janda tua dengan seorang anak perempuan. Anak itu cantik jelita, tetapi memiliki sifat angkuh dan pemalas. Ia sering merasa malu memiliki ibu miskin dan tua renta.

Suatu hari, gadis itu diajak ibunya ke pasar. Mereka berjalan kaki di bawah terik matahari. Sang ibu berjalan di belakang sambil membawa barang-barang, sementara si gadis berjalan di depan dengan sombong. Dalam perjalanan, banyak orang bertanya, “Siapa perempuan tua yang berjalan di belakangmu itu?” Dengan congkak, gadis itu menjawab, “Itu hanya pembantu.”

Sang ibu mendengar perkataan itu. Hatinya hancur, ia menangis sambil berdoa kepada Tuhan agar anaknya diberi pelajaran. Tiba-tiba langit gelap, hujan deras turun, dan petir menyambar. Perlahan, tubuh si gadis berubah menjadi batu. Ia berteriak meminta ampun, tetapi terlambat. Kini ia menjadi batu besar yang disebut Batu Menangis.

Hingga kini, batu itu masih dipercaya ada di Kalimantan dan mengalirkan air menyerupai air mata.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Batu Menangis:

Cerita ini mengajarkan agar kita menghormati orang tua, apa pun keadaan mereka. Sifat sombong dan durhaka hanya akan membawa kehancuran.

13. Contoh Cerita Hikayat Pendek Tangkuban Perahu

Di daerah Jawa Barat, hiduplah seorang wanita cantik yang bernama Dayang Sumbi. Ia memiliki seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang. Sejak kecil, Sangkuriang terkenal pemberani dan gemar berburu.

Suatu hari, Sangkuriang pergi berburu dengan anjing kesayangannya. Ia tanpa sengaja membunuh anjing itu karena kesalahpahaman. Saat ibunya tahu, ia murka dan memukul kepala Sangkuriang. Marah dan sedih, Sangkuriang meninggalkan rumah.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang kembali sebagai pemuda gagah. Ia bertemu seorang wanita cantik dan jatuh cinta padanya. Tanpa ia ketahui, wanita itu adalah ibunya sendiri, Dayang Sumbi, yang tetap awet muda. Dayang Sumbi pun kaget saat menyadari identitas Sangkuriang.

Untuk menolak lamaran itu, Dayang Sumbi memberi syarat mustahil: Sangkuriang harus membuat perahu raksasa hanya dalam satu malam. Dengan bantuan makhluk gaib, Sangkuriang hampir berhasil. Namun, Dayang Sumbi menipu dengan membentangkan kain putih sehingga ayam berkokok tanda fajar. Gagal, Sangkuriang murka dan menendang perahu itu. Perahu tersebut terbalik dan berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Tangkuban Perahu:

Cerita ini mengajarkan agar kita menjaga batas antara cinta dan keluarga. Selain itu, kesabaran dan kebijaksanaan seorang ibu juga bisa menyelamatkan diri dari musibah besar.

14. Contoh Cerita Hikayat Pendek Asal Usul Gunung Merapi

Konon di tanah Jawa, hiduplah seorang empu sakti bernama Empu Rama dan Empu Permadi. Mereka membuat senjata-senjata hebat yang ditakuti kerajaan lain. Karena itu, Batara Guru yang bersemayam di kahyangan merasa khawatir jika senjata itu disalahgunakan.

Batara Guru memerintahkan kedua empu meninggalkan tempat itu. Namun, mereka menolak karena sudah lama tinggal di sana. Akhirnya, Batara Guru menurunkan gunung berapi untuk menutupi tempat tinggal mereka. Dari sanalah muncul Gunung Merapi.

Masyarakat sekitar percaya bahwa Gunung Merapi adalah pusat dunia gaib. Oleh sebab itu, hingga kini masih ada tradisi persembahan sesaji di lereng Merapi agar penduduk selalu dilindungi dari letusan.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Asal Usul Gunung Merapi:

Kisah ini mengajarkan agar manusia selalu menghormati alam. Gunung bukan hanya bagian dari bumi, tetapi juga tempat kehidupan yang harus dijaga keseimbangannya.

15. Contoh Cerita Hikayat Pendek Timun Mas

Dahulu kala, hiduplah seorang janda tua yang sangat ingin memiliki anak. Ia berdoa setiap hari hingga akhirnya bertemu seorang raksasa. Raksasa itu memberinya sebutir biji timun dan berjanji akan mengambil anak yang lahir darinya ketika sudah dewasa.

Beberapa waktu kemudian, tumbuhlah timun besar. Saat dibelah, keluarlah seorang bayi cantik bernama Timun Mas. Sang janda sangat bahagia. Timun Mas tumbuh menjadi gadis baik hati dan cantik jelita.

Ketika usianya sudah cukup, raksasa datang menagih janji. Namun, sang ibu tidak rela. Ia meminta bantuan seorang pertapa sakti. Pertapa itu memberi Timun Mas empat benda: biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.

Saat raksasa mengejar, Timun Mas melempar benda-benda itu. Biji mentimun berubah menjadi hutan belantara, jarum menjadi bambu runcing, garam menjadi lautan, dan terasi menjadi lahar panas. Raksasa pun mati, dan Timun Mas hidup bahagia bersama ibunya.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Timun Mas:

Kesabaran dan kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan besar. Selain itu, doa orang tua dan usaha sungguh-sungguh dapat menyelamatkan kehidupan.

16. Contoh Cerita Hikayat Pendek Legenda Roro Jonggrang

Dahulu kala di Jawa Tengah, hiduplah seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang. Ayahnya, Prabu Boko, dikalahkan oleh Bandung Bondowoso, seorang pangeran sakti dari kerajaan lain.

Bandung Bondowoso jatuh cinta pada Roro Jonggrang dan ingin menikahinya. Namun, sang putri menolak karena dendam atas kematian ayahnya. Untuk menolak halus, ia memberi syarat: Bandung harus membangun seribu candi dalam semalam.

Dengan bantuan pasukan jin, Bandung hampir berhasil. Namun, Roro Jonggrang menipu dengan membangunkan warga agar menumbuk padi dan menyalakan obor. Jin mengira fajar tiba, lalu lari ketakutan. Bandung hanya berhasil membuat 999 candi.

Mengetahui dirinya ditipu, Bandung marah dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca ke-1000. Hingga kini, arca itu dipercaya berada di Candi Prambanan.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Roro Jonggrang:

Cerita ini mengajarkan bahwa kejujuran sangat penting. Penipuan hanya akan membawa malapetaka.

17. Contoh Cerita Hikayat Pendek Legenda Danau Maninjau

Di Sumatera Barat, hiduplah sepasang kakak beradik. Kakak mereka bernama Giran, sedangkan adiknya bernama Sani. Giran terkenal rajin, sementara beberapa orang di kampung iri padanya.

Suatu hari, Giran difitnah mencuri. Masyarakat marah dan menuntut bukti. Ia bersumpah di hadapan mereka bahwa jika benar ia mencuri, maka tubuhnya akan dilempar ke kawah. Giran pun melompat ke kawah gunung.

Ajaib, kawah itu memuntahkan air sangat deras hingga menenggelamkan lembah. Air tersebut membentuk danau besar yang kini dikenal sebagai Danau Maninjau.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Danau Maninjau:

Cerita ini mengajarkan bahwa fitnah adalah dosa besar. Orang yang jujur rela berkorban demi membuktikan kebenaran.

18. Contoh Cerita Hikayat Pendek Asal Usul Burung Cenderawasih

Di tanah Papua, hiduplah seorang gadis cantik yang baik hati. Ia sering membantu masyarakat dan menolong orang tua. Banyak pemuda ingin meminangnya, tetapi ia menolak karena merasa belum pantas menikah.

Suatu hari, gadis itu berdoa kepada Sang Pencipta agar diubah menjadi sesuatu yang indah dan bermanfaat. Doanya terkabul: tubuhnya berubah menjadi burung dengan bulu indah berwarna emas, merah, dan hijau. Burung itu terbang ke langit, meninggalkan dunia manusia.

Sejak saat itu, burung tersebut dikenal sebagai burung cenderawasih, burung surga yang dijaga kelestariannya.

Nilai moral dalam Hikayat Asal Usul Burung Cenderawasih:

Cerita ini mengajarkan arti keikhlasan dan pengabdian. Orang yang tulus hatinya akan selalu dikenang meski telah tiada.

19. Contoh Cerita Hikayat Pendek Asal Usul Gunung Bromo

Di Jawa Timur, hiduplah pasangan Roro Anteng dan Joko Seger. Mereka lama menikah tetapi belum dikaruniai anak. Mereka berdoa di gunung hingga akhirnya dianugerahi banyak anak.

Namun, mereka harus menepati janji: mengorbankan salah satu anaknya ke kawah gunung. Ketika tiba saatnya, mereka menolak. Namun, tiba-tiba gunung berguncang hebat dan anak bungsu mereka, Kesuma, terjatuh ke kawah.

Dari dalam kawah terdengar suara Kesuma yang meminta keluarganya hidup rukun dan melakukan upacara setiap tahun untuk mengingat pengorbanannya. Hingga kini, masyarakat Tengger melakukan Yadnya Kasada di Gunung Bromo.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Gunung Bromo:

Janji harus ditepati. Pengorbanan juga bagian dari cinta sejati, dan kita harus belajar ikhlas melepaskan sesuatu demi kebaikan bersama.

20. Contoh Cerita Hikayat Pendek Legenda Nyi Roro Kidul

Dahulu kala, di Jawa, ada seorang putri raja yang cantik jelita. Namun, ia dikutuk hingga menderita penyakit kulit yang aneh. Karena malu, ia diusir dari keraton.

Putri itu mengembara hingga ke tepi laut selatan. Ia berdoa dan menyerahkan diri kepada kekuatan gaib. Tiba-tiba ombak besar datang, membawanya masuk ke laut. Ia tidak tenggelam, melainkan berubah menjadi penguasa gaib Laut Selatan, yang dikenal sebagai Nyi Roro Kidul.

Masyarakat Jawa percaya bahwa Nyi Roro Kidul adalah ratu laut selatan yang sangat dihormati. Hingga kini, banyak orang yang memberikan sesaji di pantai selatan sebagai penghormatan.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Nyi Roro Kidul:

Kisah ini mengajarkan bahwa penderitaan bisa mengubah nasib seseorang. Selain itu, ada pesan agar manusia menghargai alam dan kekuatan gaib yang dipercaya oleh masyarakat setempat.

21. Contoh Cerita Hikayat Pendek Legenda Banyuwangi

Dahulu kala di Jawa Timur, hiduplah seorang raja bernama Prabu Menak Prakoso dan permaisurinya yang cantik, Dewi Sri Tanjung. Mereka hidup damai sampai muncul fitnah dari seorang patih iri hati. Patih itu menuduh Dewi Sri Tanjung berselingkuh.

Sang raja yang murka tanpa berpikir panjang menjatuhkan hukuman. Dewi Sri Tanjung dibawa ke tepi sungai untuk dibunuh. Sebelum ajal tiba, ia bersumpah: bila dirinya tidak bersalah, maka air sungai akan menjadi harum.

Setelah ia meninggal, tiba-tiba air sungai mengeluarkan bau harum wangi. Prabu Menak Prakoso menyesal, namun segalanya sudah terlambat. Sejak saat itu, daerah tersebut dinamakan Banyuwangi, yang berarti “air yang wangi.”

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Banyuwangi:

Cerita ini mengajarkan agar kita tidak mudah percaya pada fitnah. Keadilan harus ditegakkan dengan bukti, bukan hanya prasangka.

22. Contoh Cerita Hikayat Pendek Legenda Jaka Tarub dan Nawang Wulan

Jaka Tarub adalah seorang pemuda tampan yang tinggal di pedesaan. Suatu hari, ia melihat tujuh bidadari turun dari kayangan untuk mandi di telaga. Jaka Tarub menyembunyikan selendang salah satu bidadari bernama Nawang Wulan, sehingga ia tidak bisa kembali ke langit.

Akhirnya Nawang Wulan menikah dengan Jaka Tarub. Mereka hidup bahagia dan memiliki seorang anak. Namun, Nawang Wulan memiliki kebiasaan unik: setiap kali memasak nasi, hanya dengan sebutir padi sudah cukup untuk sekeluarga.

Suatu hari, Jaka Tarub melanggar larangan istrinya dan mengintip. Karena rahasianya terbongkar, kekuatan Nawang Wulan hilang. Ia kembali hidup sebagai manusia biasa. Hingga akhirnya, ia menemukan selendangnya dan kembali ke kahyangan, meninggalkan suami dan anaknya.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Jaka Tarub:

Cerita ini mengajarkan pentingnya menjaga kepercayaan dalam sebuah hubungan. Rasa ingin tahu yang berlebihan bisa menghancurkan kebahagiaan.

23. Contoh Cerita Hikayat Pendek Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Sangkuriang adalah anak Dayang Sumbi yang tidak tahu bahwa ibunya masih muda jelita karena kutukan. Ia jatuh cinta pada ibunya sendiri. Dayang Sumbi pun mencari cara agar pernikahan tidak terjadi.

Ia memberi syarat Sangkuriang untuk membuat danau besar dengan perahu raksasa hanya dalam satu malam. Dengan kesaktiannya, Sangkuriang hampir berhasil. Dayang Sumbi lalu menipu dengan kain putih yang membuat ayam berkokok, tanda pagi telah tiba.

Marah karena merasa dikhianati, Sangkuriang menendang perahu yang dibuatnya hingga terbalik dan menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Sangkuriang (versi lain):

Kisah ini memberi pesan tentang pentingnya menjaga batas norma keluarga, serta bahwa tipu daya tidak selalu menyelesaikan masalah dengan baik.

24. Contoh Cerita Hikayat Pendek Asal Usul Pulau Komodo

Di Nusa Tenggara Timur, hiduplah seorang putri yang melahirkan sepasang anak: satu manusia bernama Gerong, dan satu lagi seekor naga yang kemudian menjadi komodo. Meskipun berbeda, sang ibu merawat keduanya dengan penuh kasih.

Ketika dewasa, Gerong pergi berburu dan melihat hewan besar menyerupai naga. Ia hampir membunuhnya, tetapi ibunya datang dan melarang. Ibunya berkata bahwa hewan itu adalah saudara kembarnya.

Sejak saat itu, manusia dan komodo hidup berdampingan di pulau tersebut. Pulau itu kini dikenal sebagai Pulau Komodo.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Pulau Komodo:

Cerita ini mengajarkan pentingnya hidup berdampingan dengan alam dan tidak serakah dalam berburu. Semua makhluk memiliki hak hidup.

25. Contoh Cerita Hikayat Pendek Asal Usul Candi Sewu

Di Jawa Tengah, hidup seorang raksasa bernama Prabu Boko yang memiliki putri cantik. Setelah ia dikalahkan, Bandung Bondowoso jatuh cinta pada sang putri. Namun, sang putri menolak dan meminta syarat mustahil: membangun seribu candi dalam satu malam.

Dengan bantuan jin, Bandung Bondowoso hampir berhasil. Sang putri panik dan menipu dengan menumbuk padi agar jin mengira hari sudah pagi. Bandung hanya menyelesaikan 999 candi. Karena marah, ia mengutuk sang putri menjadi arca terakhir untuk melengkapi candi ke-1000.

Candi itu kini dikenal sebagai Candi Sewu, yang berarti seribu candi, meski jumlahnya tidak benar-benar seribu.

Nilai moral dalam Cerita Hikayat Candi Sewu:

Kejujuran adalah kunci. Penipuan hanya akan membawa penderitaan bagi diri sendiri.

Penutup

Contoh cerita hikayat pendek di atas mengandung nilai moral secara tersirat.

Dengan kata lain, pembaca contoh cerita hikayat pendek perlu memahami makna implisit yang terkandung di dalamnya.

Jadi karya sastra berupa contoh cerita hikayat pendek ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran tentang makna kehidupan.📖😊


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta