Contoh Naskah Drama Pendek Mengandung Pesan Moral beserta Unsur-unsurnya

Contoh Naskah Drama Pendek Mengandung Pesan Moral beserta Unsur-unsurnya – Dalam membuat sebuah pementasan drama, naskah menjadi hal krusial yang perlu disusun dan dibuat.

Karena naskah akan menjadi semacam petunjuk utama yang perlu disusun secara runut mulai dari awal hingga akhir.

Para pemeran ata pelakon yang bermain dalam drama tersebut akan jauh lebih memahami ke mana arah drama tersebut apabila ada naskah.

Rangkaian Contoh Naskah Drama Pendek Pesan Moral beserta Unsurnya

freepik.com/freepik

Meski terlihat mudah, nyatanya dalam membuat sebuah naskah drama perlu diperhatikan beberapa hal.

Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam membuat naskah drama pendek tersebut akan Mamikos coba bahas dengan saksama dalam artikel kali ini.

Jika sudah mengetahui apa saja unsur untuk menyusun naskah drama tersebut, maka kamu bisa langsung membuat naskah drama singkat yang mengandung pesan moral untuk berbagai kebutuhan kegiatan atau acara di sekolah.

Langsung saja simak beberapa unsur pembuatan naskah sekaligus contoh naskah drama pendek mengandung pesan moral tersebut di sini.

Unsur yang Harus Ada dalam Naskah Drama

Sebuah drama, baru bisa dikatakan baik jika memenuhi beberapa dan unsur-unsur drama.

Masalahnya masih banyak yang tidak memperhatikan hal tersebut dan hanya membuat saja tanpa melihat lagi unsur dan syarat tersebut.

Nah, biar kamu tidak keliru lagi, maka kamu bisa menyimak unsur dan syarat dalam drama tersebut berikut ini.

  1. Harus memiliki tema, yakni sebuah ide pokok atau gagasan tertentu yang digunakan dalam drama.
  2. Mempunyai alur, yakni jalan cerita drama dari awal hingga drama selesai. Baik itu adalah alur maju, alur mundur, maupun alur drama campuran.
  3. Terdapat tokoh yang terdiri dari tokoh utama (bisa protagonis maupun antagonis) dan tokoh-tokoh pendukung.
  4. Watak/perilaku yang diperankan oleh para tokoh/karakter dalam drama. Watak harus terdiri dari 2 jenis yakni protagonis dan antagonis. Bisa juga ada tokoh yang netral.
  5. Latar merupakan gambaran tempat, waktu, hingga kondisi yang terjadi atau sedang berlangsung dalam kisah drama yang dipentaskan tersebut.
  6. Amanat/moral adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dan penulis naskah kepada penonton yang menyaksikannya.

Karakteristik dan Ciri Teks Drama

Selain unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam drama, sebuah drama juga biasanya akan memiliki sebuah karakteristik atau ciri tertentu.

Beberapa ciri dan karakteristik dalam teks drama tersebut di antaranya adalah:

  1. Cerita dalam drama harus memiliki bentuk dialog dan narasi, baik untuk para tokoh maupun narator (yang membacakan narasi). Semua ucapan para tokoh akan dituliskan dalam bentuk teks.
  2. Obrolan yang tertulis dalam drama tidak perlu menggunakan tanda petik (‘/”), karena bukan bagian dari kalimat langsung.
  3. Naskah drama para tokoh maupun pemeran perlu diberikan semacam petunjuk. Petunjuk tersebut biasanya ditulis dalam tanda kurung () atau bisa juga memakai format huruf yang berbeda dari yang lainnya.
  4. Naskah petunjuk dalam drama akan tertulis di atas atau di samping dialog tokohnya.

Contoh Naskah Drama Pendek Pesan Moral

freepik.com/rawpixel-com

Untuk kamu yang sudah penasaran dengan bagaimana contoh naskah drama pendek mengandung pesan moral versi Mamikos, maka kamu bisa mengecek langsung ulasan lengkapnya di sini.

1. Contoh Naskah Drama Pendek: Berempati Terhadap Sesama

  • Tema: Kemanusiaan
  • Tokoh/Karakter: Lulu, Didan, Haris, Ulfa
  • Bisa memakai lebih banyak karakter pendukung untuk membangun suasana kelas.
  • Latar: Sekolah (kelas)

Di sebuah kelas Sekolah Menengah Pertama Negeri, empat orang siswa dan siswi sedang memperbincangkan rencana menengok salah satu teman kelas mereka, Tina, yang tertimpa musibah.

Awalnya diskusi berjalan lancar. Hanya saja setelah menyinggung perihal membawa buah tangan, terjadi sedikit perdebatan.

Didan: Mungkin buah tangan yang kita bawa untuk Tina nanti jangan terlalu mahal. Karena dia bisa kecelakaan pun karena ulahnya sendiri.

Didan berbicara dengan nada tak bersimpati. Wajahnya masam dan tak bersemangat.

Ulfa pun menanggapi.

Ulfa: Kenapa kamu bicara seperti itu, Didan? Okelah kalau soal perihal buah tangan yang dibawa kita masih bisa mendiskusikannya. Tapi soal mengomentari musibah yang menimpa Tina, saya rasa kamu berlebihan deh.

Haris dan Lulu menganggukkan kepalanya, bersepakat dengan apa yang barusan diucapkan oleh Ulfa.

Haris: Apa yang dikatakan oleh Ulfa itu benar, Didan. Saat orang tertimpa musibah, dia sedang dalam kondisi tidak baik. Masak kamu sampai hati berbicara tidak pantas seperti itu dengan teman sendiri?

Didan, mengangkat kedua bahunya lalu menyambung lagi kalimatnya.

Didan: Ya, habis bagaimana? Kan memang dia sendiri yang bergaya dan pamer tentang kemampuannya memanjat tebing. Lalu ketika dia jatuh karena terlalu percaya diri, kita juga yang repot harus menjenguk, harus urunan uang santunan dan lainnya.

Lulu menggelengkan kepalanya saat mendengar Didan bicara seperti itu.

Lulu: Kamu langsung jatuh miskin kah, Dan, kalau menyumbang seribu rupiah untuk menengok Tina nanti agar kita bisa sekadar membeli buah atau roti?

Sebelum Didan menyambung dan bicara, Lulu segera melanjutkan kalimatnya.

Lulu: Seribu rupiah itu sama sekali tidak sebanding dengan luka dan duka yang saat ini dialami Tina dan keluarganya. Mereka pasti sedih dengan musibah ini. Tapi akan jadi jauh lebih sedih lagi jika sampai mendengar kamu bicara seperti tadi.

Haris menyambar kalimat sebelum Didan membela diri dan menjatuhkan orang lain lagi.

Haris: Coba kamu bayangkan jika apa yang menimpa Tina itu justru menimpa kamu. Lalu orang-orang berpikiran hal yang sama persis seperti yang kamu ucapkan tadi tentang Tina. Apa kamu yakin tidak sedih dan terluka?

Didan mulai terdiam.

Ulfa: Kamu tidak boleh seperti itu Dan. Karena bagaimana pun, kamu pasti merasa tidak nyaman jika ada orang yang berkata buruk tentang kamu. Makanya cobalah berempati dengan musibah orang lain.

Didan terlihat mulai memahami apa yang dimaksud oleh teman-temannya tersebut. Akhirnya ia pun meminta maaf.

Didan: Iya, sorry ya teman-teman. Seharusnya saya nggak bicara seperti itu tadi. Baiklah, jadi kita mau membeli apa untuk menjenguk Tina nanti?

Diskusi pun kembali berlangsung dan jauh lebih adem daripada tadi.

2. Contoh Naskah Drama Pendek: Peduli dengan Orang Lain

  • Tema: Keluarga
  • Tokoh/Karakter: Ayah, Ibu, Diana, Diaz
  • Latar: Rumah

Suasana di dalam rumah minggu pagi sibuk seperti biasa. Ayah sedang membetulkan sepeda Diaz, si bungsu, dan ibu sedang membersihkan rumah bersama Diana, si sulung.

Sementara itu Diaz sedang bermain game di ponsel dan seolah tak memperhatikan suasana rumah yang sedang sibuk. Diana kemudian memanggil adiknya, Diaz.

Diana: Dek, tolong ambilkan ember dan kain pel. Tangan Kakak kotor, Ibu juga sedang melipat pakaian bersih. Tolong, Dek.

Diaz: Nanti, Kak. Baru juga mulai main game nya. Masak ditinggal. Ini game online, Kak, nggak bisa dipause.

Diana yang sedang membersihkan jendela kemudian menghampiri adiknya karena jarah mereka tidak begitu jauh.

Diana: Lihat deh orang satu rumah sedang sibuk dan bekerja sama untuk membuat rumah ini jadi jauh lebih rapi. Ayah bahkan lagi membetulkan sepeda kamu yang rusak. Terus kamu di sini cuma main game?

Diana terlihat masih menahan kesabarannya. Diaz tidak menggubris sama sekali dengan ucapan sang kakak. Karena telanjur kesal dan tak bisa menghadapi adiknya, akhirnya Diana pun pergi ke garasi untuk mengadu pada Ayahnya.

Diana: Yah, Diaz tuh dari tadi cuma main game hape. Padahal sejak pagi aku sudah bantu ibu ke pasar dan masak. Masih dilanjutkan beres-beres rumah juga. Aku minta tolong diambilkan kain pel dan ember saja dia tidak bergerak dari kursinya.

Diana benar-benar jengkel saat mengucapkan kalimat itu. Ayah lalu menoleh pada putrinya itu dan bertanya.

Ayah: Memangnya kamu sudah ajak bicara Diaz baik-baik?

Diana: Ya, sudah. Cuma aku udah jengkel karena permintaanku yang pertama nggak digubris. Lalu kali kedua aku deketin, dia tetep nggak mau lepasin hape di tangannya.

Ayah lalu meletakkan bangun dari posisi duduknya dan menghampiri putra bungsunya.

Diaz: Diaz, kenapa kamu tidak mau menolong kakak?

Diaz yang masih seru bermain game lalu menjawab tanpa melihat wajah sang ayah.

Diaz: Ya, kan Diaz sibuk, yah. Ini aja hampir kalah karena diganggu sama kakak. Ini Ayah ngomong, Diaz juga hampir kehilangan konsentrasi nih.

Ayah menoleh pada Diana yang mengangkat bahunya lalu masih tidak mau pergi sebelum Ayah menegur Diaz dengan keras.

Ayah kemudian mengambil ponsel Diaz dengan sigap dan mematikannya. Diaz nampak terkejut dan langsung menyuarakan protes.

Diaz: Kenapa ponsel Diaz diambil, Yah? Kan, Diaz, lagi main game. Tadi udah hampir menang.

Ayah lalu bicara pada putra bungsunya.

Ayah: Itu ponsel ayah yang belikan, jadi secara kepemilikan, ponsel itu milik ayah. Jadi ayah bisa berbuat apa saja pada barang milik ayah. Dan ayah merasa memberikan kamu hape justru membuat Diaz jadi malas. Kakak tadi minta tolong pun tidak Diaz bantu. Padahal tidak sampai satu jam yang akan kamu habiskan jika mengambilkan ember dan lap pel untuk kakakmu.

Diaz: Ya, tapi kan itu memang pekerjaan perempuan, Yah. Pekerjaan laki-laki memang dilayani bukan?

Ayah terkejut mendengar pernyataan Diaz tersebut.

Ayah: Bagaimana kamu bisa berpikiran demikian, Diaz? Dengar dari mana? Karena sepertinya Ayah tidak pernah mengajarkan kamu hal itu.

Diaz lalu menjawab dengan ogah-ogahan.

Diaz: Dari Kakaknya Rizky. Katanya tugas perempuan itu ya memang beres-beres, membantu di rumah, memasak. Sementara tugas laki-laki itu dilayani dan dihormati.

Ibu datang dari arah dapur dan berdiri di samping ayah.

Diana: Dan kamu menelan bulat-bulat apa yang disampaikan oleh kakaknya teman kamu itu? Coba aku tanya? Apa ketika Ibu masak, ayah diam saja? Tidak. Ayah pasti ada membantu ibu. Bahkan ketika aku mau bantu, ayah menyuruh untuk segera mengerjakan tugas sekolah saja.

Ibu: Yang dikatakan oleh kakakmu itu benar, Nak. Peran laki-laki dan perempuan untuk urusan domestik ini adalah setara. Tidak ada pekerjaan khusus untuk perempuan atau untuk laki-laki saja. Sebab semuanya punya kewajiban yang sama.

Ayah pun menyambung.

Ayah: Kamu perlu menyaring lagi informasi yang kamu dapatkan Diaz. Tidak semuanya kamu telan mentah dan mengaplikasikannya seolah itu adalah sebuah kebenaran. Apalagi perkara menjaga dan merawat rumah. Ini rumah kita, jadi sepatutnya kita rawat dan jaga bersama.

Diaz: Lalu apa yang dikatakan kakaknya Rizky itu salah?

Ibu: Mungkin persepsinya saja yang salah. Karena tugas domestik itu tidak memandang jenis kelamin. Semua harus bisa melakukannya. Dan karena ini tempat kita tinggal bersama, berarti kita juga yang harus menjaganya bukan?

Diaz mengakui kebenaran dari ucapan ibunya. Akhirnya ia pun meminta maaf dan mulai terlibat membantu bersih-bersih.

Penutup

Demikian informasi daftar contoh naskah drama pendek yang mengandung pesan moral beserta unsur yang perlu diperhatikan versi Mamikos ini.

Semoga saja contoh naskah drama pendek di atas bermanfaat untuk kamu yang memang memerlukan acuan contoh naskah.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta