5 Macam-macam Sistem Ekonomi beserta Ciri-ciri dan Penjelasannya

5 Macam-macam Sistem Ekonomi beserta Ciri-ciri dan Penjelasannya – Setiap negara tentu memerlukan cara tertentu dalam menjalankan perekonomian dan mengatasi masalah ekonomi.

Nah, cara inilah yang disebut dengan sistem ekonomi. Yuk ulik lebih banyak lagi informasi seputar macam-macam sistem ekonomi lengkap dengan ciri-cirinya berikut ini.

Berikut Ciri hingga Macam-macam Sistem Ekonomi

unsplash.com/MathieuStern

Setiap negara memiliki bentuk perekonomiannya masing-masing, oleh karena itu sistem ekonomi tiap negara juga berbeda-beda.

Namun sayangnya, sebagian besar masyarakat belum banyak mengetahui apa saja sistem ekonomi tersebut.

Sistem ekonomi merupakan aturan dan tata cara yang mengatur perilaku masyarakat dalam berkegiatan ekonomi.

Setiap sistem ekonomi yang digunakan tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari ideologi hingga struktur ekonomi.

Lantas, sudahkah kamu mengetahui sistem ekonomi di Indonesia? Nah, berikut sudah dirangkumkan informasi lengkapnya terkait ciri-ciri hingga macam-macam sistem ekonomi di Indonesia yang bisa kamu jadikan sebagai tambahan pengetahuan.

Apa
yang dimaksud dengan Sistem Ekonomi?

Sebelum kita membahas seputar macam-macamnya, tentu kamu harus tahu terlebih dahulu terkait pengertian dari sistem ekonomi itu sendiri.

Diketahui, sistem ekonomi adalah susunan unsur-unsur ekonomi yang saling berhubungan dan bekerja guna memecahkan masalah ekonomi dan mecapai tujuan tertentu.

Kegiatan produksi, distribusi, serta konsumsi berperan besar dalam sebuah sistem ekonomi.

Dalam suatu negara, sistem ekonomi berperan sangat penting karena berfungsi sebagai pendorong sistem produksi.

Selain itu, sistem ekonomi juga dapat berfungsi untuk menciptakan suatu agar proses distribusi barang dan jasa berjalan lancar.

Singkatnya, dengan adanya sistem ekonomi yang baik, maka pertumbuhan ekonomi dapat terjaga dengan baik juga.

Bagaimana
Perkembangan Sistem Ekonomi di Indonesia?

Sejarah
mencatat Indonesia telah mengalami beberapa pergantian sistem ekonomi. Perubahan
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, contohnya orientasi pembangunan serta
iklim politik.

Nah, sistem ekonomi yang berbeda juga bisa menciptakan kondisi yang berbeda.

Adapun berikut rangkumkan perkembangan sistem ekonomi Indonesia mulai dari kemerdekaan hingga sekarang ini:

Ekonomi
Nasional (1945-1959)

Setelah proklamasi kemerdekaan, salah satu hal yang langsung dilakukan oleh pemerintah Indonesia kala itu adalah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda.

Namun, mengingat pada masa itu perang mempertahankan kemerdekaan masih terjad, kabinet pun sering berganti dan membuat kondisi ekonomi Indonesia menjadi lemah.

Akhirnya, dikeluarkanlah kebijakan ‘Gunting Syarifudin’ atas ide Syafruddin Prawiranegara, Menteri Keuangan saat itu.

Berdasarkan kebijakan tersebut, uang NICA dan uang De Javasche Bank dari pecahan Rp 5 ke atas digunting menjadi dua.

Di mana guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula.

Pada tanggal yang telah ditetapkan, bagian kiri tersebut kemudian harus ditukarkan dengan uang kertas baru di bank.

Sedangkan,
guntingan kanan dapat ditukar dengan obligasi negara sebesar dengan besaran
nilai setengah dari semula dan akan dibayar tiga puluh tahun kemudian dengan
bunga 3% setahun. Hal ini dilakukan guna mengatasi inflasi.

Masa
Demokrasi Terpimpin (1959-1966)

Setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Indonesia akhirnya menjalankan sistem demokrasi terpimpin.

Secara otomatis, perekonomian Indonesia juga mengarah pada sistem etatisme di mana segalah hal diatur oleh pemerintah.

Dikutip dari buku karya Drs. H. Bambang Hermanto dan Mas Rasmini berjudul Modul Konsep Sistem Ekonomi Indonesia, pada masa itu bangsa Indonesia sangat percaya diri terhadap kekuatan yang dimilikinya sehingga ingin mandiri secara ekonomi.

Konfrontasi politik dengan Malaysia dan negara-negara Barat juga berdampak pada investasi asing yang terhenti.

Masa
Demokrasi Ekonomi (1967-1998)

Salah satu proyek besar pada masa pemerintahan Orde Baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proses industrialisasi dalam skala besar.

Dikutip dari buku karya Drs. H. Bambang Hermanto dan Mas Rasmini berjudul Modul Konsep Sistem Ekonomi Indonesia, di masa Orde Baru, sistem ekonomi yang digunakan cenderung kapitalistik di mana Indonesia sudah mulai terbuka dengan dunia internasional.

Presiden Soeharto berusaha untuk memperbaiki perekonomian Indonesia dan memutuskan beberapa kebijakan.

Pertama, Indonesia kembali bergabung dengan International Monetary Fund (IMF) agar bantuan keuangan dari negara asing bisa masuk ke Indonesia.

Kedua, melakukan pembebasan bea cukai impor dan menanggulangi devaluasi rupiah agar dapat meningkatkan nilai ekspor ke luar negeri.

Pada
masa inilah perekonomian Indonesia mulai mengalami perbaikan. Namun, pembangunan
ekonomi saat itu sangat bergantung pada utang luar negeri.

Ekonomi
Pancasila (1998-sekarang)

Kini,
Indonesia menganut sistem ekonomi sosialis. Di mana Indonesia mengakui kepemilikan
individual atas faktor-faktor produksi, terkecuali sumber daya-sumber daya yang
menguasai hajat hidup orang banyak tetap dikuasai oleh negara.

Hal ini juga sudah diatur dengan tegas oleh Pasal 33 UUD 1945. Jadi, secara konstitusional, sistem ekonomi Indonesia bukanlah kapitalisme dan bukan pula sosialis.

Sistem ekonomi Indonesia termasuk dalam sistem ekonomi campuran yang disesuaikan dengan UUD 1945.

Ciri-ciri
Sistem Ekonomi

Merujuk
pada buku berjudul The Global Economy and its Economic Systems (2013) karya Paul
R Gregory dan Robert C Stuart, dijelaskan bahwa sistem ekonomi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

1.
Metode kontrol atas faktor atau alat produksi

Metode control atas faktor-faktor dan alat-alat produksi ini termasuk kepemilikan serta hak property atas alat-alat produksi yang menimbulkan klaim terhadap hasil produksi.

Alat-alat produksi bisa dimiliki secara pribadi oleh negara, pengguna atau dimiliki bersama.

2.
Sistem pengambilan keputusan

Sistem pengambilan keputusan menentukan siapa saja yang berhak membuat keputusan atas kegiatan ekonomi.

Agen ekonomi yang mempunyai kekuatan pengambilan keputusan dapat menandatangani kontrak yang mengikat satu sama lain.

3.
Mekanisme koordinasi

Mekanisme koordinasi dapat menentukan bagaimana informasi diperoleh dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Dua bentuk koordinasi yang dominan antara lain adalah perencanaan dan pasar.

Perencanaan di sini bisa berupa desentralisasi atau tersentralisasi dan dua mekanisme koordinasi tersebut tidak saling eksklusif dan sering berdampingan. 00

4.
Sistem insentif

Sistem insentif mendorong dan memotivasi agen ekonomi agar terlibat dalam kegiatan produktif.

Didasarkan pada imbalan materi (kompensasi atau kepentingan pribadi), sistem insentif juga berdasrkan pada bujukan moral.

Bujukan
moral di sini misalnya gengsi sosial atau melalui pengambilan keputusan
demokratis yang mengikat mereka yang terlibat. Sistem insentif dapat mendorong
spesialisasi dan pembagian kerja.

5.
Bentuk organisasi

Terdapat dua bentuk dasar organisasi dalam sistem ekonomi, yakni pelaku (aktor) dan pembuat aturan (regulator).

Pelaku ekonomi adalah rumah tangga, perusahaan, kelompok kerja dan tim produksi, usaha patungan dan kartel. Organisasi pengatur ekonomi sendiri diwakili oleh negara dan otoritas pasar (swasta maupun publik).

6.
Sistem distribusi

Sistem
distribusi mengalokasikan hasil dari kegiatan produksi yang didistribusikan
sebagai pendapatan di antara organisasi ekonomi, individu dan kelompok dalam
masyarakat. Seperti pemilik properti, pekerja atau negara (dari pajak).

7.
Mekanisme pilihan publik

Mekanisme pilihan publik untuk pembuatan hukum, menetapkan aturan, norma dan standar, dan memungut pajak.

Biasanya, ini tanggung jawab negara, tetapi ada cara lain untuk pengambilan keputusan bersama yaitu melalui kamar dagang atau dewan pekerja.

Macam-macam
Sistem Ekonomi

Secara umum, hal mendasar yang membedakan macam-macam sistem ekonomi dan sistem ekonomi satu serta lainnya terlihat pada faktor produksinya.

Misalnya, menurut sistem X, sumber daya alam harus diolah oleh pemerintah. Sementara menurut sistem Z, sumber daya alam boleh diolah oleh individu atau kelompok tertentu.

Untuk
lebih jelasnya lagi, simak macam-macam sistem ekonomi berikut ini:

1.
Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem
ekonomi tradisional punya hubungan yang erat dengan tradisi dan adat-istiadat.
Biasanya, negara yang menggunakan sistem ekonomi tradisional adalah negara yang
masih sangat bergantung pada sektor pertanian.

Produktivitas
pada sistem ekonomi ini juga umumnya masih rendah. Hal ini disebabkan karena
masyarakatnya masih belum atau tidak memiliki hasrat untuk mengembangkan
hartanya.

Sederhananya, orang-orang di negara yang menganut sistem ekonomi tradisional hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya saja.

Jika kebutuhan sehari-hari seperti makan dan tempat tinggal sudah terpenuhi, maka mereka merasa tidak perlu lagi menambah harta untuk keperluan lainnya.

Pada sistem ekonomi tradisional, kelebihan yang bisa dirasakan adalah terjaganya kondisi alam dan sumber daya karena tidak adanya eksploitasi yang berlebihan.

Namun, kekurangannya, sistem ekonomi tradisionalini lebih susah maju dan berkembang.

Sistem ekonomi ini juga dapat dipengaruhi oleh tradisi dan adat yang masih kuat, sehingga dapat menghambat kemajuan teknologi akibat adanya penolakan dari masyarakat.

2.
Sistem Ekonomi Komando

Sistem
ekonomi komando menempatkan pemerintah dengan kuasa penuh atau dominan terhadap
kegiatan ekonomi negaranya. Sistem ekonomi ini biasanya dikenal dengan nama
sistem ekonomi terpimpin.

Jadi, faktor produksi akan dipegang penuh oleh pemerintah, sehingga tidak ada perorangan atau pihak swasta yang menguasai barang atau sumber daya tertentu.

Jikalau pun ada masyarakat yang memegang sektor produksi, tentunya masih di bawah pengawasan dan batasan oleh pemerintah.

Nah, tentunya kamu sudah pernah mendengar istilah blok barat dan blok timur, atau poros kanan dan poros timur bukan?

Nah, sistem ekonomi komando bergantung pada ideologi sosialisme dan komunisme. Jadi biasanya, sistem ekonomi ini digunakan oleh negara blok timur atau poros kiri, seperti Rusia, Korea Utara, dan Tiongkok.

Sistem
ekomoni komando memiliki kelebihannya tersendiri, yakni perekonomian masyarakat
yang dijamin oleh negara. Selain itu, negara juga lebih mudah untuk mengendalikan
harga dan inflasi.

Namun, kekurangannya adalah inovasi masyarakat dapat terhambat karena terlalu mengandalkan solusi dari pemerintah.

Hal ini juga bisa menjadi masalah baru apabila negara justru tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya karena konflik politik ataupun masalah internal lainnya.

3.
Sistem Ekonomi Liberal

Sistem
ekonomi liberal merupakan sistem ekonomi yang memberikan keleluasaan sebebasnya
kepada masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. Sistem ekonomi ini dikenal
juga dengan istilah sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi pasar.

Prinsip yang paling jelas dari sistem ekonomi liberal adalah adanya keperluan untuk mencari keuntungan pribadi, tanpa mementingkan keperluan pihak lain.

Berkaitan dengan perekonomian, pemerintah tidak memiliki andil yang kuat untuk membatasi perekonomian individu atau masyarakatnya.

Tentunya sistem ekonomi yang satu ini berbanding terbalik dengan sistem ekonomi komando. Mengingat sistem ekonomi liberal bergantung pada ideologi kapitalisme dan liberalisme.

Hal itulah menjadi alasan negara yang menggunakan sistem ini biasanya merupakan negara blok barat atau poros kanan, seperti Belanda, Amerika Serikat, dan Jerman.

Sistem ekonomi liberan sendiri punya kelebihan, yakni adanya kebebasan individu di bidang ekonomi dan produktivitas yang tinggi karena masyarakatnya punya ambisi yang tinggi untuk menambah harta.

Namun kelemahannya, sistem ekonomi liberal menciptakan kesenjangan ekonomi antara golongan kaya dengan golongan miskin, serta tingginya persaingan dan monopoli untuk merebut pasar.

4.
Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan gabungan dari sistem ekonomi komando dan sistem ekonomi liberal.

Pada sistem ekonomi yang satu ini, baik pihak pemerintah maupun swasta memiliki andil dalam sektor perekonomian.

Masyarakat punya kebebasan dalam sektor ekonomi, namun pemerintah juga memiliki kendali dalam sektor perekonomian.

Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya penguasaan penuh oleh segelintir masyarakat. Beberapa negara yang menggunakan sistem ekonomi campuran, antara lain Malaysia, India, dan Filipina.

Sistem ekonomi campuran punya kelebihan tersendiri, yakni kestabilan ekonomi lebih terjamin dan mencegah adanya monopoli pasar oleh sekelompok masyarakat tertentu.

Namun, tentunya sistem ini juga memeiliki kekurangan, yakni keuntungan sektor swasta kurang maksimal jika dibandingkan dengan sistem ekonomi liberal, dan terkadang dapat ditemukan ketidakjelasan mengenai batasan pemerintah dan swasta dalam sektor perekonomian.

5.
Sistem Ekonomi Pancasila

Pancasila
dan UUD 1945 secara normatif merupakan landasan idiil sistem perekonomian di
Indonesia. Dasar politiknya tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 yang berbunyi:

  • Ayat 1:  Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
  • Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
  • Ayat 3: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
  • Ayat 4: Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
  • Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Nah, itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu terkait macam-macam sistem ekonomi lengkap dengan ciri dan penjelasannya. Semoga informasi di atas bisa memberikan kamu wawasan baru seputar sistem ekonomi ya!

Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait materi ekonomi lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasi selengkapnya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta