21 Contoh Seni Tari Beserta Penjelasan dan Asal Daerahnya Dilengkapi Gambar
Kekayaan tarian tersebut menjadi tanggung jawab kita sebagai masyarakat Indonesia untuk melestarikannya. Yuk simak deretan seni tari tradisional di Indonesia dalam artikel ini.
Dimana masing-masing nama gerakan tersebut akan ditentukan oleh gerak tubuh. Misalnya ada Pangurdot, gerakan Tari Tortor yang menggunakan seluruh anggota badan.
Tari Tortor juga diiringi oleh berbagai alat musik khas Sumatera Utara yang disebut dengan magondangi. Alat musik ini terdiri dari gondang, ogung, oloan, sarune, gordang, ihuton, panggora, doal, hesek, dan taganing.
Uniknya, Tari Tortor menggunakan gondang yang jumlahnya ada sembilan lho.
Jenis Tari Tortor sendiri sebenarnya sangat beragam, namun yang pasti setiap penarinya akan menari dengan menggunakan ulos dan diiringi dengan alat musik tradisional gondang.
Biasanya, perbedaan hanya terletak pada irama dan jumlah gondang yang digunakan saja.
6. Tari Serimpi (Daerah Istimewa Yogyakarta & Jawa Tengah)


Advertisement
Dikenal dengan pola gerakannya yang lembut, Tari Serimpi merupakan tarian tradisional dari wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah yang sudah berkembang sejak ratusan tahun silam.
Menilik dari sejarahnya, tarian ini konon katanya digunakan sebagai media untuk perlawahan terhadap penjajahan.
Tari Serimpi awalnya mulai berkembang secara eksklusif di lingkungan internal keraton pada masa Kerajaan Mataram Islam, tepatnya pada masa Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Dulunya, tarian ini hanya dipentaskan untuk acara-acara sakral, seperti upacara kerajaan atau peringatan kenaikan tahta sultan saja.
Sejarah Tari Serimpi tidak lepas dari kondisi politik Mataram itu sendiri. Termasuk saat kerajaan itu harus dibagi menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
Kini, Tari Serimpi masih dikembangkan di empat kerajaan bekas Mataram Islam yakni Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.
Secara umum, Tari Serimpi terbagi menjadi dua jenis yakni Tari Serimpi gaya Yogyakarta dan Tari Serimpi gaya Surakarta.
Keduanya memiliki ciri khasnya tersendiri, misalnya Tari Serimpi gaya Yogyakarta dikenal dengan Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, dan Serimpi Genjung.
Sementara, Tari Serimpi gaya Surakarta dibagi menjadi Serimpi Anglir Mendhung dan Serimpi Sangupati.
Dari kedua gaya tersebut, Tari Serimpi terus mengalami perkembangan mengikuti pencipta dan periodisasi penciptaannya.
Beberapa jenis Tari Serimpi itu antara lain ada Padhelori yang diciptakan Sultan Hamengkubuwono VI dan VII, Serimpi Sangupati yang diciptakan Pakubuwana IX, dan Tari Serimpi Anglirmendhung ciptaan Mangkunegara I.