Contoh Teks Negosiasi Jasa Beserta Strukturnya yang Baik dan Benar

Contoh Teks Negosiasi Jasa Beserta Strukturnya yang Baik dan Benar – Contoh teks negosiasi jasa biasanya menjadi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik pada pelajaran Bahasa Indonesia. Jadi, tidak mengherankan apabila banyak yang mencari contohnya. 

Sebenarnya, kamu bisa dengan mudah membuat teks negosiasi bertemakan jasa, baik dalam bentuk percakapan maupun narasi apabila sudah paham bagaimana pengertiannya. 

Lantas, apa sih definisi dari teks negosiasi? Kamu bisa mendapatkan jawabannya di bawah ini lengkap dengan struktur serta beberapa contoh terbaiknya. 

Pengertian Teks Negosiasi

https://unsplash.com/@scaurick

Membuat teks negosiasi tanpa mengetahui arti atau pengertiannya, kemungkinan akan mustahil dan hasilnya kurang maksimal. Mengetahui pengertiannya juga akan mempermudah pembuatan teksnya. 

Definisi negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang biasanya dilakukan oleh dua orang ataupun lebih dengan tujuan untuk mencapai sebuah kesepakatan dan tentunya saling menguntungkan. 

Di dalam Kamus Bebas Bahasa Indonesia alias KBBI, negosiasi diartikan sebagai proses tawar menawar yang dilakukan dengan jalan berunding, kemudian memiliki tujuan guna mencapai kesepakatan bersama antara pihak satu dengan lainnya. 

Nah, negosiasi yang dilakukan secara tertulis disebut sebagai teks negosiasi dan teks tersebut merupakan bentuk dari kegiatan negosiasi secara lisan dalam bentuk tulisan. 

Salah satu ciri yang dimiliki oleh contoh teks negosiasi jasa maupun jenis lainnya adalah adanya kalimat persuasif dengan tujuan untuk membujuk pihak lain. 

Struktur Teks Negosiasi

Teks negosiasi terdiri dari tiga struktur, mulai dari pembuka, kemudian isi, serta penutup yang semuanya harus ada di dalam teks tersebut. 

Dalam pembuatannya, pembukaan teks negosiasi biasanya akan berisi tentang salam ataupun sapa, sedangkan bagian isi berupa tawar menawar dari dua pihak atau lebih. 

Bagian terakhir berupa penutup diisi dengan persetujuan dari kedua belah pihak atau lebih, sehingga menjadi tanpa bahwa pihak-pihak tersebut telah mencapai kesepakatan. 

Namun, ada pula pendapat lainnya yang menyatakan bahwa struktur teks negosiasi terdiri dari lima poin, yakni sebagai berikut ini:

Orientasi

Orientasi dalam teks negosiasi adalah cara kita mengawali pembicaraan dan biasanya akan dimulai dengan memberi salam, sapa, dan lain-lainnya. 

Awal pembicaraan pastinya harus terkesan baik, sehingga proses negosiasi akan berjalan sebagaimana harapan pihak-pihak yang melakukannya dan mendapatkan kesepakatan. 

Pengajuan

Struktur teks negosiasi yang kedua adalah pengajuan alias mengajukan penawaran. Tawaran yang kamu ajukan bertujuan untuk negosiasi dan biasanya berupa keinginan dengan harapan disetujui. 

Penawaran

Pada struktur ketiga ini tentu saja menjadi bagian yang paling penting dalam proses negosiasi, karena akan menentukan keberhasilan dari proses tersebut.

Apabila penawaran yang dilakukan tidak bisa menarik atau meyakinkan pihak lain, maka kemungkinan  besar tidak akan mencapai kesepakatan bersama. 

Namun, jika penawaran yang kamu lakukan berhasil membuat pihak lainnya tertarik, maka bisa dipastikan pencapaian berupa kesepakatan bersama akan dapatkan. 

Persetujuan

Setelah penawaran, dalam teks negosiasi perlu adanya persetujuan. Hal ini tentu saja akan berkaitan erat dengan struktur sebelumnya, yakni penawaran. 

Pastinya persetujuan tidak hanya berasal dari satu pihak saja, melainkan kedua belah pihak maupun pihak lainnya yang ikut serta dalam negosiasi. 

Penutup

Bagian penutup biasanya akan berisi tentang ucapan terimakasih atau ucapan salam yang merupakan tanpa berakhirnya proses negosiasi. 

Contoh Teks Negosiasi Jasa

Setelah kamu memahami arti negosiasi beserta dengan strukturnya, maka silahkan membuat teks versimu sendiri. Jika masih ragu, kamu bisa melihat beberapa contoh teks negosiasi jasa berikut:

Contoh Teks Negosiasi Jasa Jahit Baju

Negosiasi Jahit Baju

Orientasi

Pengguna Jasa: “Hallo Mbak Maria, ini saya Umi tukang Teh Poci depan gang.”

Penjahit: “Hallo Mbak Umi, bagaimana?”

Pengajuan

Pengguna Jasa: “Mbak Maria bisa jahit baju seperti di foto yang baru saja saya kirimkan via Whatsapp?”

Penjahit: “Oh, sebentar Mbak, belum saya buka. Saya buka dulu, ya.”

Pengguna Jasa: “Iya Mbak Maria.”

Penjahit: “Wah, bagus sekali mbak contoh baju seperti ini. Seperti baju anak-anak zaman sekarang, lho!”

Pengguna Jasa: “Hehe. Bagaimana Mbak Maria, bisa?

Penawaran

Penjahit: “Bisa, Mbak!”

Pengguna Jasa: “Kalau tambah payet juga bisa nggak, Mbak?”

Penjahit: “Bisa dong! Tapi harus tambah biaya, ya Mbak!”

Pengguna Jasa: “Kira-kira kalau payetnya full seperti baju pengantin gitu berapa ya, Mbak?”

Penjahit: “Kalau seperti baju pengantin mahal, Mbak. Soalnya bahan-bahannya banyak dan pasang payetnya juga agak lama.”

Pengguna Jasa: “Berapa?”

Penjahit: “Mulai dari Rp100.000,- sampai Rp500.000,-, Mbak. Itu nanti tergantung banyaknya payet yang digunakan sama harga bahannya.” 

Pengguna Jasa: “Kalau payetnya kayak gambar kedua itu berapa, Mbak?”

Penjahit: “Kalau yang itu lumayan sederhana, jadi kisaran Rp50.000,- sampai Rp70.000,- Mbak.”

Pengguna Jasa: “Jadi, kalau model bajunya seperti gambar pertama dan payetnya kayak gambar kedua, total biayanya berapa?”

Penjahit: “Kalau harga finishnya belum tahu ya, Mbak. Tapi kalau kisaran harganya baju sekitar Rp150.000,- sampai Rp200.000,-. Terus payetnya Rp50.000,- sampai Rp70.000,-“

Penjahit: “Jadi, nanti paling mahal ya sekitar Rp270.000,-. Sekarang belum bisa kasih harga finish. Nanti kalau sudah jadi baru bisa, Mbak. Tapi nggak sampai Rp500.000,- kok.”

Pengguna Jasa: “Mbak, kalau bisa jangan sampai angka maksimal, ya. Apa bisa?”

Persetujuan

Penjahit: “Bisa kok Mbak, nanti saya carikan bahan yang harganya miring tapi kualitasnya bagus ya, Mbak!”

Pengguna: “Alhamdulillah kalau begitu.”

Penutup

Penjahit: “Jadi fiks itu Mbak?”

Pengguna Jasa: “Iya, Mbak! Oke kalau begitu, terimakasih ya.”

Penjahit: “Sama-sama, Mbak.”

Contoh Teks Negosiasi Jasa Bank

Negosiasi Peminjaman Uang di Bank

Orientasi

Pegawai Bank: “Hallo Bapak, selamat pagi!”

Nasabah: “Pagi, Mbak.”

Pengajuan

Pegawai Bank: “Ada yang bisa dibantu, Pak?”

Nasabah: “Mau ngajuin pinjaman uang, Mbak!”

Pegawai Bank: “Oh iya, Bapak. Kalau boleh tahu untuk apa?”

Nasabah: “Modal usaha, Mbak. Bisa nggak, ya?”

Pegawai Bank: “Bisa, Pak.”

Penawaran

Pegawai Bank: “Kalau boleh tahu, mau usaha apa, Pak?”

Nasabah: “Ini mbak, ternak ikan koi.”

Pegawai Bank: “Kebetulan sekali kami memiliki beberapa jenis pinjaman dana, tapi yang cocok dengan kebutuhan Bapak ada dua.”

Nasabah: “Adanya yang bagaimana, Mbak?”

Pegawai Bank: “Pinjaman khusus untuk UMKM dan pinjaman khusus usaha peternakan dan perikanan. Pilihan kedua ini produk baru, Pak. Tapi dijamin tidak memberatkan nasabah.”

Nasabah: “Bagus yang mana, Mbak?”

Pegawai Bank: “Dua-duanya bagus kok, Pak. Bedanya cuma besaran uang yang bisa dipinjam.”

Pegawai Bank: “Kalau untuk UMKM bisa dapat pinjaman Rp5.000.000,- sedangkan peternakan dan perikanan bisa dapat pinjaman sebanyak Rp10.000.000,-. Bunganya 2,5% saja, Pak.”

Nasabah: “Banyak yang kedua ya, Mbak. Syarat-syaratnya apa, Mbak?”

Pegawai Bank: “Syaratnya BPKB kendaraan bermotor, Pak. Nanti kualifikasi kendaraannya bisa dibicarakan lagi.”

Nasabah: “Selain BPKB apa nggak bisa ya, Mbak?”

Pegawai Bank: “Untuk saat ini belum bisa, Bapak.”

Nasabah: “Kalau begitu, untuk pinjaman dana peternakan dan perikanan batas waktu cicilannya berapa bulan, Mbak?”

Pegawai Bank: “Batas cicilan untuk pinjaman tersebut 12 bulan, Pak.”

Nasabah: “Wah, cukup lama, ya.”

Pegawai Bank: “Iya, Pak. Jadi, mau mengajukan pinjaman yang mana?”

Nasabah: “Ya yang itu saja, Mbak.”

Pegawai Bank: “Untuk peternakan dan perikanan ya, Pak?”

Nasabah: “Iya.”

Persetujuan

Pegawai Bank: “Apakah Bapak sudah yakin memilih pinjaman tersebut?”

Nasabah: “Yakin, Mbak!”

Pegawai Bank: “Sudah membawa persyaratannya?”

Nasabah: “Sebentar Mbak, masih dibawa anak saya mau ke sini.”

Pegawai Bank: “Baik kalau begitu, silahkan tunggu di kursi tunggu saja ya, Pak!”

Penutup

Nasabah: “Siap, Mbak! Terimakasih.”

Pegawai Bank: “Sama-sama, Pak.”

Contoh Teks Negosiasi Jasa bentuk Narasi

Penukaran Uang Menjelang Hari Raya Idul Fitri

Orientasi

Hari raya umat Islam sebentar lagi akan datang, sehingga orang-orang mulai menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan di hari H nantinya. 

Tradisi yang biasanya ada di hari raya ini adalah uang THR untuk anak-anak atau biasa disebut dengan “Sangu Bodo” bagi orang Jawa. 

Kebetulan sekali Bu Anna tahun ini mendapatkan rezeki lebih, sehingga hendak memberikan uang THR untuk anak-anak yang datang berkunjung ke rumahnya. 

Tradisi ini pastinya tidak jauh-jauh dari penukaran uang baru yang masih dalam keadaan bagus. Kebetulan keluarga Bu Anna memiliki jasa penukaran uang langganan setiap tahunnya. 

Rencananya hari ini Bu Anna hendak menukarkan uang pecahan Rp100.000,- yang berjumlah 10 dengan uang pecahan Rp5.000,- dan Rp10.000,-. 

Namun, ketika datang ke tempat penukaran langganan keluarganya, Bu Anna belum bisa menemukan jasa penukaran uang tersebut. 

Dicari-cari tidak ada, sehingga Bu Anna memutuskan untuk menggunakan jasa penukaran uang lainnya, yang kebetulan ada di sepanjang jalan tempat langganannya. 

Bu Anna pun menyapa seorang bapak-bapak dan menanyakan perihal tips penukaran per Rp100.000,-. 

Pengajuan

Bu Anna menanyakan tips penukaran kepada bapak-bapak tersebut. Selain menanyakan tips, Bu Anna juga mencoba menawar harga karena menukar uang dalam jumlah banyak. 

Jika dibandingkan dengan jasa penukaran langganannya, di sini tips penukaran lebih mahal sedikit. Tanpa pikir panjang, Bu Anna langsung mengajukan besaran tips dari jasa langganannya. 

Bapak-bapak jasa penukaran pun menjawabnya dengan santai, dengan begitu pengajuan bisa dilanjutkan dengan proses tawar menawar khas ibu-ibu yang biasa berbelanja di pasar. 

Penawaran

Bu Anna menjadi salah satu sosok yang dikenal pandai menawar, baik layanan jasa maupun jual beli barang. Bu Anna menawar tips jasa penukaran yang semula Rp10.000,- per Rp100.000,- menjadi Rp5.000,-. 

Namun, jasa penukaran uang tersebut menolak penawaran yang diajukan oleh Bu Anna, karena dinilai tidak memberikan laba kepadanya. 

Jasa penukaran uang pun memberikan harga yang lebih kecil dibandingkan dengan harga sebelumnya, yakni Rp9.000,-. Namun ada syaratnya, yaitu penukaran harus lebih dari Rp500.000,-. 

Tidak lekas putus asa, Bu Anna kembali menawar jasa penukaran uang dengan besaran tips Rp7.000,-. Namun, lagi-lagi jasa penukaran uang tidak mau menerimanya. 

Bapak-bapak tersebut pun mengajukan harga baru, yakni Rp8.500,- dengan syarat yang sama. Saying sekali, Bu Anna tidak merasa puas dengan harga yang ditawarkan tersebut. 

Karena merasa tidak cocok, akhirnya Bu Anna mengurungkan niat untuk melakukan penukaran. Memang jika dilihat-lihat harga Rp8.500,- sudah murah. 

Akan tetapi, apabila uang yang ditukarkan mencapai Rp1.000.000,- maka Bu Anna harus membayar tips sebesar Rp85.000,-. 

Persetujuan

Proses negosiasi tidak berjalan mulus dan tidak menemukan titik temu. Dengan demikian, kesepakatan dari kedua belah pihak tidak tercapai sama sekali. 

Bu Anna tidak bisa mendapatkan uang sebagaimana keinginannya, dan bapak-bapak pemilik jasa penukaran uang juga harus kehilangan pelanggan. 

Penutup

Bu Anna tidak kekurangan ide dan mulai melakukan trik pura-pura tidak jadi melakukan penukaran, agar si pemilik jasa memanggilnya. 

Namun ternyata setelah Bu Anna beranjak pergi, bapak pemilik jasa penukaran uang tidak kunjung memanggilnya kembali. 

Beberapa contoh teks negosiasi jasa di atas bisa kamu contoh untuk membuat teks yang baru, lho. Tapi apabila tidak ada waktu, kamu bisa menggunakan salah satu di antaranya saja.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta